Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

kenali Faktor Resiko dan Gejala Autis sejak dini

1 Februari 2011   00:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:00 5629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


PERIODE KEHAMILAN

Beberapa keadaan ibu dan bayi dalam kandungan yang harus lebih diwaspadai dapat berkembang jadi autism adalah :


  • Infeksi selama persalinan terutama infeksi virus
  • Peradarahan selama kehamilan. Perdarahan selama kehamilan paling sering disebabkan karena placental complications, diantaranya placenta previa, abruptio placentae, vasa previa, circumvallate placenta, and rupture of the marginal sinus. Kondisi tersebut mengakibatkan gangguan transportasi oksigen dan nutrisi ke bayi yang mengakibatkan gangguan pada otak janin. Perdarahan awal kehamilan juga berhubungan dengan kelahiran prematur dan bayi lahir berat rendah. Prematur dan berat bayi lahir rendah juga merupakan resiko tinggi terjadinya autism
  • Obat-obatan yang diminum selama kehamilan terutama trimester pertama. Peneliti di Swedia melaporkan pemberian obat Thaliodomide pada awal kehamilan dapat mengganggu pembentukan sistem susunan saraf pusat yang mengakibatkan autism
  • Adanya Fetal Atopi atau Maternal Atopi, yaitu kondisi alergi pada janin yang diakibatkan masuknya bahan penyebab alergi melalui ibu. Menurut pengamatan penulis, hal ini dapat dilihat adanya Gerakan bayi gerakan refluks oesefagial (hiccupps/cegukan) yang berlebihan sejak dalam kandungan terutama terjadi malam hari.
  • Infeksi saluran kencing, Panas tinggi dan Depresi. Wilkerson dkk telah melakukan penelitian terhadap riwayat ibu hamil pada 183 anak autism dibandingkan 209 tanpa autism. Ditemukan kejadian infeksi saluran kencing, panas tinggi dan depresi pada ibu tampak jumlahnya bermakna pada kelompok ibu dengan anak autism.


PERIODE PERSALINAN

Persalinan adalah periode yang paling menentukan dalam kehidupan bayi selanjutnya. Beberapa komplikasi yang timbul selama periode ini sangat menentukan kondisi bayi yang akan dilahirkan. Bila terjadi gangguan dalam persalinan maka yang paling berbahaya adalah hambatan aliran darah dan oksigen ke seluruh organ tubuh bayi termasuk otak. Organ otak adalah organ yang paling sensitif dan peka terhadap gangguan ini, kalau otak terganggu maka sangat mempengaruhi kualitas hidup anak baik dalam perkembangan dan perilaku anak nantinya

Gangguan persalinan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya autism adalah :


  • Pemotongan tali pusat terlalu cepat
  • Asfiksia pada bayi (nilai APGAR SCORE rendah < 6 )
  • Komplikasi selama persalinan
  • Lamanya persalinan
  • letak presentasi bayi saat lahir
  • Berat lahir rendah ( < 2500 gram)


PERIODE USIA BAYI

Dalam kehidupan awal di usia bayi, beberapa kondisi awal atau gangguan yang terjadi dapat mengakibatkan gangguan pada optak yang akhirnya dapat beresiko untuk terjadinya gangguan autism.

Kondisi atau gangguan yang beresiko untuk terjadinya autism adalah sebagai berikut :


  • Prematuritas
  • Alergi makanan
  • Kegagalan kenaikan berat badan
  • Kelainan bawaan : kelainan jantung bawaan, kelainan genetik, kelainan metabolik,
  • Gangguan pencernaan : sering muntah, kolik, sulit buang air besar, sering buang air besar
  • Gangguan neurologI/saraf : trauma kepala, kejang, otot atipikal, kelemahan otot.


Diagnosis

Tidak ada satupun pemeriksaan laboratorium yang dapat memastikan suatu diagnosis Autism ada anak. Untuk menetapkan diagnosis gangguan autis sebenarnya hanya dengan diagnosis klinis. Diagnosis yang paling baik adalah dengan cara seksama mengamati perlilaku anak dalam berkomunikasi, bertingkah laku dan tingkat perkembangannya. Banyak tanda dan gejala perilaku seperti autis yang disebabkan oleh adanya gangguan selain autis. Pemeriksaan klinis dan penunjang lainnya mungkin diperlukan untuk memastikan kemungkinan adanya penyebab lain tersebut. Para klinisi sering menggunakan pedoman DSM IV.Gangguan Autism didiagnosis berdasarkan DSM-IV.

Karena dengan menggunakan diagnosis klinis maka subyektifitasnya sangat besar. Terutama anak yang mengalami gangguan perilaku ringan yang masuk "Grey Area" lebih sulit mendiagnosisnya. keadaan seperti ini bila seseorang ingin mengetahui assessment penyakit anak pada dokter akan mendapatkan hasil yang berbeda. Dengan pemeriksaan anak yang sama dan dokter yang berbeda seringkali menerima diagnosis yang berbeda pula, Berbagai diagnosis yang diterimanya adalah Autis ringan, bukan Autis, PDDNOS, MSDD, Hiperaktif, ADHD atau berbagai diagnosis lainnya. Bamyak kasus anak seperti ini saat didiagnosis bermacam-mavcam oleh dokter ternyata saat besarnya sehat seperti anak biasa. Sebaliknya banyak anak dengan keterlambatanm bicara yang dianggap biasa pada usia di bawah 2 tahun tetapi karena keterlambatan diagnosis ternyata pengidap Autis dan terlambat dalam penanganannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun