Mohon tunggu...
Widodo Judarwanto
Widodo Judarwanto Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Kesehatan

Dr Widodo Judarwanto, pediatrician. Telemedicine 085-77777-2765. Focus Of Interest : Asma, Alergi, Anak Mudah Sakit, Kesulitan Makan, Gangguan Makan, Gangguan Berat Badan, Gangguan Belajar, Gangguan Bicara, Gangguan Konsentrasi, Gangguan Emosi, Hiperaktif, Autisme, ADHD dan gangguan perilaku lainnya yang berkaitan dengan alergi makanan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Ternyata Bukan Politikus Profesional

16 Juni 2014   12:36 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:32 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang calon Presiden harus menujukkan sebagai seorang birokrat sejati. Bila jadi birokrat sejati harus bertindaklah demi rakyat bukan demi partai, karena birokrat adalah milik rakyat. Segala niat baik, ucapan dan perilaku dalam bekerja para birokrat bukan harus demi kepentingan kelompok dan partainya. Baju berwarna dari partai harus ditinggalkan. Setiap saat yang digunakan para birokrat adalah baju kebesaran birokrat yang selalu peduli melayani rakyatnya. Karena para birokrat adalah pelayan rakyat bukan sebaliknya.

Sebagai seorang presiden dibutuhkan jiwa negarawan yang sejati. Memang seharusnya seorang presiden harus menjiwai dan ahli dalam bidang politik. Tetapi Negarawan sejati seharusnya bukan sekedar politikus profesional yang berkonotasi buruk dengan pandai bermanipulasi, pandai mengelabuhi rakyat dan pandai bersandiwara. Banyak npolitikus profesionalsaat berkampanye selalu mencitrakan hidup sederhana tetapi dibalik itu kemewahan ada dalam kehidupan dirinya dan keluarganya saat di belakang rakyatnya. Sikap sederhana yang tulus dan murni yang patut diteladani Mahmoud Ahmadinejad Presiden ke 6 Iran yang merupakan Presiden Termiskin di Dunia Yang Sangat Sederhana. Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu-satunya uang masuk adalah uang gaji bulanannya. Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira, ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.

Negarawan sejati di mata rakyat tidak harus berpura-pura bertindak sederhana tetapi ternyata mempunyai belasan mobil dan berhektar-hektar tanah. Seorang negarawan tidak harus menjadi politikus profesional yang berpura-pura makan di pinggir jalan tetapi malamnya makan mewah di restoran.Seorang negarwan sedehan tidak hrus berpakaian sederhana, bersepatu murah atau tidak memakai perhiasan tetapi anak dan isterinya memakai tas mahal da berbisnis trilunan rupiah. Coba lihat pengalaman presiden Soeharto. Mungkin tidak ada yang pernah tahu bahwa Soeharto adalah presiden yang sederhana dengan baju batik dan sepatu yang tidak mhal tetapi hal itu srna karena kehidupan putra-putranya yang sangat mewah.

Nantinya presiden harus bertindak politikus profesional yang jujur, spontan dan tidak bersandiwara di depan rakyatnya. Bila hal itu dilakukan maka kerja keras yang akan dilakukan sang Presien adalah kerja keras sesungguhnya. Tidak hanya bekerja saat disorot puluhan kamera wartwan. Tidak hanya turun lapangan hanya karena disorot media televisi. Tetapi presiden yanng sanggup bekerja keras yang tulus demi rakyatnya tanpa pencitraan. Ternyata Prabowo memang bukan politikus profesional.

Prabowo dan Jokowi sama-sama orang hebat tetapi belum tentu jujur dan amanah. Alasan para pemilih kadang rasional kadang emosional. Pemilih rasional sering terkecoh oleh data dan fakta media masa yang tidak independent. Pemilih emosional sering terkecoh oleh pencitraan dan tebar pesona. Politik adalah sandiwara yang membodohi rakyat. Jangan pilih hanya karena pertimbangan emosional, kedepankan rasionalitas. Pilihlah demi kepentingan masa depan kamu, keluargamu, agamamu dan bangsamu. Orang pintar pasti pilih .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun