Sayangnya, setelah memasukkan modal sebesar Rp 10 miliar, harga crypto yang diinvestasikannya mulai mengalami perubahan drastis. Ia menjelaskan bahwa sistem koin yang ia beli mengunci investasinya selama 6 bulan, sehingga ia tidak dapat menjualnya sebelum jangka waktu tersebut berakhir.
"Ini adalah jenis koin yang tidak bisa dijual sebelum 6 bulan. Jadi, setelah saya menginvestasikan Rp 10 miliar, nilainya tiba-tiba melonjak lima kali lipat dalam sehari, tetapi saya tidak bisa menjualnya pada saat itu," ungkap Bro Omen.
Namun, nasib keras menimpa Bro Omen saat mencapai bulan keenam. Harga crypto yang dipegangnya tiba-tiba merosot, dan ia menyadari bahwa platform tersebut adalah palsu.
"Bulan keenam, harga crypto mulai bergejolak. Dan saat saya mencoba untuk mengambil keuntungan, saya menemukan bahwa platformnya benar-benar tidak dapat diakses. Seperti mengalami kesalahan," tambahnya dengan nada frustasi.
Baca Juga : Viral Lagi Vidio Tak Senonoh Melibatkan Pelajar BaliÂ
Kisah Bro Omen adalah peringatan penting bagi semua orang yang tertarik untuk berinvestasi di dunia crypto. Meskipun potensi keuntungan besar ada di sana, risiko kerugian juga sangat tinggi. Kejadian ini juga menunjukkan bahwa pentingnya untuk melakukan riset yang mendalam dan hati-hati sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam apa pun, termasuk dalam dunia crypto yang penuh ketidakpastian.
Saat ini, Bro Omen harus memulai dari awal dan menjalani kehidupan sebagai ojek online. Pengalamannya yang menyakitkan ini adalah pengingat bahwa dalam dunia investasi, keberhasilan dan kegagalan seringkali berjalan seiring, dan penting untuk selalu berhati-hati dalam mengambil risiko keuangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H