Mohon tunggu...
Sandi Pamungkas
Sandi Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah mahasiswa di Universitas Kebangsaan Republik Indonesia

Saya adalah manusia biasa yang sedang memperjuangkan hal-hal yang luar biasa. Dan senang menulis, bertualang dan bermusik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Relevansi Filosofi Teras Untuk Generasi Z di Masa Kini

17 Oktober 2023   13:46 Diperbarui: 17 Oktober 2023   13:51 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Relevansi Filosopi Teras Untuk Generasi Zilenial di Masa KIni

Generasi Z adalah generasi yang lahir di tahun 1997 - 2012. Generasi Z sering di kaitkan dengan generasi yang serba instan karena lahir pada saat pekembangan zaman sangat maju dan pesat. Di tengah perkembangan zaman yang sangat pesat tentunya memberikan dampak positif dan negatif. Jika di tinjau dari dampak positif tentunnya banyak sekali, salah satunya adalah mudahnya akses informasi dan memberikan informasi. Jika di tinjau dari dampak negatifnya adalah mudahnya terpengaruh hoax.

Generasi Z adalah generasi yang sering di kaitkan dengan generasi yang mudah overthingking atau terlalu berlebihan dalam memikirkan sesuatu hingga mereka selalu mudah untuk patah hati. Di tengah geneasi Z ada salah satu pandangan hidup yang pas untuk kaum Z, yaitu Filisopi Teras. Untuk kaum remaja yang selalu berlarut-larut dalam permasalahan terlalu memikirikan berlebihan filosopi terasa menjadi kunci dalam menghadapi situasi ini karena dalam filosopi ini mengajarkan hidup dalam ketenangan dan terbebas dari emosi negatif  dan selaras dengan alam.

Filosopi teras adah filsafat ajaran Yunani-Romawi kuno yang mengajarkan tentang mengatasi emosi negatif untuk memperoleh mental yang tangguh dalam menghadapi situasi apapun dan selaras dengan alam. Filosopi teras adalah ajaran yang sangat populer dan merupakan ajaran filsafat yang paling banyak di terima karena sangat berguna dan relevan di berbagai situasi apalagi untuk kaum Z yang selalu berpikir berlebihan ketika menghadapi permasalahan. Filosopi ini mengajarkan kita harus selaras dengan alam artinya kita harus berdamai dengan hal yang di luar kendali kita seperti ketika saat terkena masalah kita harus pokus pada solusi bukan pada masalahnya yang ada kita malah semakin tidak tekendali.

Salah satu contoh kasusnya adalah ketika menghadapi kemacetan, kalau misalkan kita marah-marah di jalan dan terus membunyikan klakson ini akan menimbulkan permasalahan yang baru tidak akan merubah kemacetan menjadi hilang. Hal yang harus kita lakukan adalah selaras dengan alam yaitu bersikap tenang dan tetap melakukan hal yang masuk akal bukan malah melakukan hak yang tidak masuk akal. Tetapi filosopi teras bukan mengajarkan kita untuk pasrah dalam menghadapi permasalahan tapi kita harus memikirkan dan mencegah permasalahan. Menurut Epictetus "Ada hal yang di bawah kendali (tergantung pada) kita, ada hal yang tidak di bawah kita (tidak tergantung pada) kita". kita harus fokus pada dikotomi kendali ( hal yang dapat kita kendalikan ) jangan pokus pada trikotomi kemdali ( hal yang tidak dapat kita kendalikan ). menyikapi kasus terkena macet kita fokus pada dikotomi kendali yaitu memikirkan bagaimana di kemudin hari tidak terkena macet, artinya kita datang lebih pagi atau lebih awal supaya terhindar dari mecet dan jika terkena macet pun kita masih punya banyak waktu agar tidak telat.

Jika di kaitkan dengan kaum Z tentunya filosopi terasa sangat relevan dan berguna untuk menghadapi berbagai situasi. Kaum Z yang bisa mengalami gangguan kesehatan mental, misalnya mudah cemas, memiliki emosi yang labil, dan sulit beradaptasi hal ini sangatlah berdamapak buruk jika kaum Z tidak dapat mengatasi permasalah tersebut. Dengan menerapkan filosopi teras kaum Z akan memiliki pandangan hidup yang sangat berdampak positif dan di harapakan hidup selaras dengan alam agar terhindar dari emosi negatif dan melakuakan hal yang tidak masuk akal yang justru membahayakan mereka sendiri.

Filosopi teras juga mengajarkan untuk menghadapi kesusahan dan musibah. Bagi beberapa orang mungkin kesusahan dan musibah adalah hal yang paling menakutkan, tapi filosopi teras mengajarkan kita agar tetap kuat dalam menghadapi hal ini. Kita bisa latihan menderita selain membantu kita menghadapi kesusahan yang sebenarnya, kita juga bisa membuat kita kembali mensyukuri apa yang sudah kita miliki dan hadapi. Kita bisa mengalahkan cobaan dan penderitaan dengan bertahan menghadapinya, bagaikan kita sedang bertanding dan membuat lawan kita kelelahan dan pada akhirnya kita menang dan bisa melewatinya. Karena pada dasarnya cobaan pada manusia akan selalu hadir dan kita harus tegar dalam menghadapinya agar kita semakin kuat dan dewasa serta ketika mendapatkan cobaan yang lainnya kita sudah terbiasa dengan berbagai cobaan. Fokus pada hal yang bisa di kendalikan dan jangan memikirkan apa yang tidak bisa di kendalikan.

Referensi :

Henry Manampiring (2018). Filosofi Teras. PT Kompas Media Nusantara 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun