Mohon tunggu...
Sandi Aprilian
Sandi Aprilian Mohon Tunggu... Wiraswasta - wirausaha

Astrophile

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Berkunjung ke Rumah Kakak di Bandung Barat Melewati Jalur Ekstrim Namun Asri

15 Mei 2023   08:00 Diperbarui: 15 Mei 2023   08:12 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu bukit di daerah Cibedug Kec Rongga dekat dengan rumah kakak (dokumen pribadi)

Sekitar satu minggu  setelah lebaran, saya berkunjung ke rumah teteh (Kakak Perempuan) Saya yang berada di desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Bandung Barat. Teteh yang asli orang Cianjur menikah dengan pribumi daerah tersebut.

Kakak ipar saya bekerja sebagai perawat, profesi yang masih jarang ditemui untuk daerah tersebut. Di rumahnya, dia membuka tempat praktek kecil.

Ini adalah kali kesekian-nya saya berkunjung ke rongga. Maksud kedatangan saya kali ini seperti biasa silaturahmi dengan keluarga kakak ipar di sana, sekalian membantu proyek yang sedang dijalankan kakak ipar saya.

Selain bekerja sebagai tenaga medis, beliau juga memiliki beberapa usaha sampingan diantaranya membuka tempat kursus Bahasa Inggris dan Komputer. 

Kakak menawarkan saya mengajar kelas Bahasa Inggris di sana. Untuk pembicaraan lebih lanjutnya saya berkunjung.

Rongga merupakan kecamatan dengan kawasan pertanian dan perkebunan. Beberapa penampakan alam diantaranya gunung Burangrang, perbukitan dan sungai. Panorama-panorama tersebut serta suhu udara  yang sangat sejuk membuat saya betah tinggal berlama-lama di sana.

salah satu bukit di daerah Cibedug Kec Rongga dekat dengan rumah kakak (dokumen pribadi)
salah satu bukit di daerah Cibedug Kec Rongga dekat dengan rumah kakak (dokumen pribadi)

Namun yang menjadi tantangan adalah perjalanan menuju ke rumah kakak terbilang ekstrim. Saya yang berangkat dari Cianjur memiliki dua opsi jalur, diantaranya. 

Pertama jalur melewati Cimahi-Cililin trek yang aman dengan kondisi jalan tidak begitu krikil namun beresiko terkena macet dan waktu tempuh bisa mencapai 3-4 jam.

Jalur kedua yaitu melalui jalan saguling yang jarak tempuhnya mencapai 2,5 jam. Saya memutuskan untuk  melalui jalur saguling.

pintu masuk menuju jalan saguling sumber (payupisan.blogspot.com)
pintu masuk menuju jalan saguling sumber (payupisan.blogspot.com)

Karena sering melalui jalur tersebut yang kurang bersahabat saya memeriksa kendaraan roda dua saya terlebih dahulu. Satu hari sebelum keberangkatan saya mengganti ban depan yang telah gundul, mengganti kanvas rem depan, lalu mengganti oli mesin.

Di hari keberangkatan, sebelumnya saya memeriksa kembali barang-barang yang akan dibawa seperti pakaian, charger dan laptop. Sekitar pukul enam pagi saya berangkat dengan handsfree yang terpasang di telinga dan handphone memutar playlist musik pilihan sebagai peningkat mood saat berkendara.

Berangkat pada pagi hari memang pilihan yang tepat, udara yang masih sejuk dan jalanan masih sepi dari kendaraan proyek seperti truk dan kendaraan angkutan umum. Jarak tempuh jalur kota yang akan memasuki jalan saguling menjadi singkat. 

Kemudian saya memasuki jalur saguling. Dari sini perjalanan menempuh jalan berlubang dan tanah yang  bertebaran akibat longsor di mulai.

Sebelum memasuki jalur, pengendara akan melewati pos dengan jalan di portal. Bagi pengendara roda empat petugas akan langsung membuka portal tersebut dan tidak dikenakan biaya masuk hanya menanyakan tujuan.

Saguling merupakan daerah di kabupaten Bandung Barat yang mana terdapat waduk pembendung aliran sungai citarum dinamakan waduk saguling. Namun perjalanan saya tidak melewati jalur menuju bendungan waduk saguling. 

Selama perjalanan di Saguling, saya sedikit hati-hati. Jalanan yang rusak  bisa membuat ban menjadi kempes atau lebih parahnya lagi bocor bila berkendara dengan cepat.

Mesin kadang tiba-tiba mati saat menempuh tanjakan berlubang. Di rute keberangkatan jalanan yang ditempuh menanjak membutuhkan konsentrasi saat berkendara.

Kendaraan yang saya gunakan adalah motor matic jadi tidak perlu mengatur perpindahan gigi di jalan naik. Sebaliknya saat perjalanan pulang yang ditempuh adalah jalanan menurun. Pengendara harus mengatur penggunaan rem saat di jalan menurun.

Berikut adalah kondisi jalan yang saya lewati di daerah saguling

Jalan dengan tikungan tajam mendaki ke kanan

sumber (dokumen pribadi)
sumber (dokumen pribadi)

Di jalan ini pengendara harus mengambil jalur berlawanan untuk menghindari jalan rusak yang berada di jalur mendaki. Jika ada kendaraan di kedua arah, pengendara di salah satu jalur harus mengalah.

Beberapa ruas jalan sedang diperbaiki atau sedang dibersihkan akibat terjadinya longsor.

sumber (dokumen pribadi)
sumber (dokumen pribadi)

Adanya batu besar di jalur menuju tempat tujuan

sumber (dokumen pribadi)
sumber (dokumen pribadi)

Memasuki daerah baranangsiang dengan kondisi sepanjang jalan beton. Meski telah memasuki jalan yang rapi pengendara harus tetap berhati-hati karena ada beberapa ruas jalan yang terdapat lubang saat jalan menurun atau mendaki.

jalan baranangsiang (dokumen pribadi)
jalan baranangsiang (dokumen pribadi)

Setelah keluar dari jalur saguling, saya memasuki jalur genggong, kec. rongga. Jalanan yang dilalui lebih kecil dan hanya bisa dilewati satu arah oleh kendaraan roda empat. ketika melewati jalan tersebut saya menemukan jalan yang terbelah akibat longsor. Mendekati tempat tujuan, terdapat jalan berlubang di beberapa jalan naik dan turun serta tikungan.

(Dokumen pribadi)
(Dokumen pribadi)

Meski penuh dengan jalanan rusak, sepanjang jalur Saguling dan genggong menyuguhkan pemandangan daerah sekitar yang indah. Saya menyempatkan untuk beristirahat sejenak menikmati pemandangan pesawahan, sungai, tempat wisata dan sumber air. 

(dokumen pribadi)
(dokumen pribadi)

pada pukul 08.30 saya sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Sedikit was-was saat diperjalanan karena di kedatangan  sebelumnya motor saya sempat mogok akibat usianya yang sudah tua.

Satu minggu berada di sana setiap paginya saya menyempatkan untuk jalan-jalan atau jogging menelusuri bukit-bukit menikmati keindahan alam sekitar.

cukup sekian cerita perjalanan berkendara saya kali ini. mudah-mudahan informasi seputar jalan yang saya lalui ini bisa bermanfaat bagi para pembaca yang akan melalui jalur tersebut.

Tetap selalu berhati-hati dalam berkendara, utamakan keselamatan ada keluarga yang menanti saat pulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun