Mohon tunggu...
Sandi Aprilian
Sandi Aprilian Mohon Tunggu... Wiraswasta - wirausaha

Astrophile

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kejadian Memalukan Karena Kacamata

21 Februari 2023   19:00 Diperbarui: 21 Februari 2023   19:02 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar (istock)

Malam tadi saya menginap di rumah orang tua. Paginya, pukul 6 saya pulang ke rumah pribadi dengan  ber jogging. Lari menjadi olahraga alternatif pengganti sejak masa bulanan di Gym telah habis dan belum diperpanjang. 

Setibanya di rumah, lalu menunggu 20 menit untuk pendinginan agar detak jantung dan suhu tubuh kembali normal. Setelahnya mandi pagi.

Tidak dianjurkan langsung mandi setelah olahraga karena akan rentan terhadap berbagai penyakit.

Kaos Polo abu-abu dengan saku lebar di bagian kiri menjadi outfit pilihan hari ini dengan celana chino pendek warna cream. Tak lupa setelahnya menata rambut agar tampilan terlihat sedikit tampan. Kemudian sarapan bubur ayam yang letaknya tidak jauh dari rumah.

Setelah sarapan saya menyalakan laptop kemudian membuka laman Kompasiana dengan harapan  artikel saya yang bertajuk PHK naik tingkat menjadi Artikel Utama. Setelah dicek ternyata masih di jajaran pilihan. 

Satu jam lebih saya bersafari di Kompasiana. Membaca tulisan-tulisan kreatif para kompasianer dari yang terpopuler, terbaru hingga lini masa.

Sebelum melakukan aktifitas lain, saya menyeduh kopi terlebih dahulu. Saya yang seorang pengguna kaca mata, melepas lalu meletakkan alat bantu penglihatan tersebut. Karena jika tidak dibuka uap yang muncul di kopi akan menghalangi pandangan.

Setelah selesai minum kopi, tiba-tiba kacamata yang saya letakkan tadi entah pergi ke mana. Segala tempat saya cari dari sofa tamu, dapur, sampai kamar mandi. Heran padahal usia masih 30 tahun belum mendekati batas wajar umur untuk seorang yang akan mudah lupa.

Beberapa putaran telah saya lalui di setiap ruang rumah. Saya mengirim pesan ke orang tua barangkali kacamata saya tertinggal di sana namun tetap tidak ada.

Saya pun menyerah dan menjalani sisa aktivitas tanpa menggunakan kacamata. Karena siang akan ada pesanan catering. Sebelum kembali ke rumah orang tua, saya diminta untuk belanja beberapa keperluan di supermarket.

Mata pencaharian saya adalah berwirausaha. Juni nanti insya allah jika memang rezekinya, saya akan kembali mulai bekerja sebagai tenaga pendidik di salah satu sekolah baru tingkat menengah atas. Senang sekali setelah 4 tahun lebih saya bisa kembali bekerja sebagai guru.

Guru adalah pekerjaan yang saya minati dari dulu, karena selain menjadi kesenangan tersendiri ketika memberikan ilmu. Alasan lainnya bisa bikin awet muda. Mengapa? Karena setiap harinya kita bertemu dengan siswa. Selain memberi pengajaran, bisa bersenda gurau bersama mereka.

Dari beberapa pengalaman lucu saat di sekolah, ada kejadian yang masih saya ingat sampai sekarang.

Suatu ketika pada jam istirahat, murid laki-laki sering bermain sepak bola sehingga membuat mereka bercucuran keringat di bagian dahi dan punggung. Seusai jam istirahat, saya ada jam mengajar di salah satu kelas yang mana beberapa muridnya ikut bermain sepak bola. Para murid pun tergesa-gesa berlarian karena melihat saya menuju kelas tersebut.

Di pintu kelas, saya menunggu mereka masuk terlebih dahulu, masing-masing dari mereka bersalaman dengan saya. Seperti biasa murid laki-laki menempelkan tangan saya di dahi mereka. Saya pun tidak keberatan meski setelahnya tangan saya menjadi basah oleh keringat mereka. Kemudian datang dua murid perempuan yang terbiasa menempelkan tangan di bagian hidung dan mulut sebagai gaya salaman mereka. "Ehmm asam" cetus murid perempuan yang tidak sengaja mencium kumpulan keringat di tangan saya.

Begitulah kisah singkat salah satu  pengalaman saya dengan murid yang menurut saya lucu. Kembali ke cerita.

Dengan kondisi mata yang minus tujuh, tidak mungkin jika saya pergi ke supermarket menggunakan kendaraan pribadi. Saya memutuskan naik angkutan umum dan duduk di bagian pojok dalam.

Di perjalanan saya merenungkan kacamata yang entah kemana perginya serta memikirkan apa yang akan saya tulis mengenai 'topik pilihan' tentang "Chat GPT" nanti. 

Saya tidak menyadari selama perjalanan penumpang di angkutan umum telah banyak dan posisi saya yang di pojok menjadi terhalang jika turun nanti.

Terpikir dalam hati jika keluar dari mobil nanti saya akan mengatakan "punten" (permisi) untuk menghormati penumpang lain yang kebanyakan ibu-ibu dan bapak-bapak. Skenarionya begini pertama mengatakan "kiri" untuk berhenti, kemudian "punten pak, bu" saat melewati mereka.

Lalu setelah mendekati supermarket saya berniat turun dan "punten..."  kata pertama yang terucap dibibir. Para penumpang  kebingungan melihat saya kenapa mengatakan "punten" yang seharusnya "kiri"

saya pun turun dari mobil dengan perasaan malu. Kejadian tersebut menjadi pelajaran buat saya jika nanti-nanti naik angkutan umum lebih baik duduk dekat pintu keluar saja atau duduk di kursi depan.

Di dalam supermarket saya belanja kebutuhan yang diminta orang tua. Saya memasuki area buah-buahan lalu membeli pisang untuk dikonsumsi nanti.

Di area kasir, saya melihat orang yang saya kenal. Perawakannya seperti teman, dia berdiri di depan saya. Kemudian saya menepuk pundaknya dan berkata "hallo bro" saat orang tersebut melirik dan berkata "hmm siapa yah?" ternyata saya salah orang.

Pelajaran hari ini bertambah, lain kali jika tidak menggunakan kacamata mending bertingkah "masa bodo" daripada mengulang mengenali orang yang salah.

Kejadian memalukan hari ini tidak berhenti di situ. Di luar supermarket dekat dengan tong sampah saya mengambil salah satu pisang untuk dimakan. Setelah mengupas pisang, alangkah bodohnya saya, yang dibuang adalah pisang bukan kulit si pisang. Kejadian tersebut dilihat oleh dua satpam yang sedang berjaga.

Disela menunggu angkutan umum datang, saya melihat rincian struk belanjaan. Kemudian meletakkan kertas itu di saku baju polo saya. Alangkah terkejut-nya saya, ternyata selama ini kacamata saya ada di saku baju.

Sampai saat ini saya belum menemukan ide apa yang akan saya ulas berkaitan dengan "chat GPT"

Dari pada tidak memposting artikel sama sekali hari ini, lebih baik saya ceritakan saja kejadian konyol hari ini. Mudah-mudahan bisa menghibur. Sekian dan terima kasih.

Cianjur, 21 Februari 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun