MotoGPÂ musim 2022 adalah musimnya pabrikan-pabrikan eropa mendominasi. Tercatat yang paling banyak meraih kemenangan musim kemarin adalah pembalap Ducati, Francesco Bagnaia. Dengan motor asal Italia itu dia meraih tujuh kali kemenangan. Sementara, Enea Bastianini yang menggunakan motor dari negeri Pizza namun beda spek mesin, meraih empat kemenangan. Sedangkan rekan Bagnaia, Jack Miller meraih satu kali kemenangan.
Miguel Oliveira bersama KTM meraih dua kemenangan di lintasan hujan. Aleix espargaro mencetak sejarah dengan meraih kemenangan pertama dirinya dan tim Aprilia di GP Argentina. Total pabrikan Eropa meraih lima belas kemenangan.
Sedangkan pabrikan asal negeri matahari terbit menyumbang lima kemenangan diantaranya bersama Fabio Quartararo dengan motor Yamaha M1 meraih tiga kemenangan dan Alex Rins menggunakan motor Suzuki meraih dua kemenangan. Honda menjad pabrikan satu-satunya yang tidak mencicipi kemenangan di musim 2022.Â
Di tahun ini setelah ditinggal pergi oleh Suzuki, pabrikan Jepang hanya diperkuat dua manufaktur, yaitu Honda dan Yamaha. Sedangkan untuk tim, dari Honda diperkuat Repsol Honda Team dan satelitnya LCR Honda Team. Monster Energy Yamaha menjadi satu-satunya tim tunggal tanpa diperkuat motor satelit tahun ini.
Marc Marquez sebagai pembalap utama Pabrikan Honda mengutarakan kesannya setelah menjajal motor baru mereka. Dalam wawancaranya di website resmi MotoGPÂ dia memaparkan jika Motor mereka mengalami perkembangan dibanding sebelum-sebelumnya setelah mencoba beberapa part baru.Â
Meski begitu motor mereka masih tertinggal jauh dari pabrikan lain yang mengalami perkembangan juga. Sehingga Marc Marquez tidak terlalu percaya diri untuk berujar bahwa tahun ini mereka akan meraih gelar juara dunia.
Marc yang pada tahun 2020 mengalami cedera sehingga membuat performanya kurang maksimal di tahun 2021 dan 2022 mengungkapkan jika yang paling penting di tes Sepang ini adalah tentang kondisinya yang merasa lebih baik dan bisa mengendarai motor dengan kondisi yang normal seperti dulu.
Sedangkan Fabio Quartararo yang mengeluh tentang top speed tahun lalu, merasa puas dengan peningkatan kecepatan. Namun, pembalap bernomor 20 itu menemukan masalah baru pada ban yang menurutnya 'bencana'
Fabio yang bertengger di urutan ke-19 pada tes terakhir  merasa kebingungan mengapa motornya tertinggal jauh. Menurutnya ban selalu menjadi permasalahan setiap tahunnya namun tim selalu berusaha mencari cara menangani hal tersebut.
Melihat betapa jauhnya antara perbedaan jarak kecepatan waktu dengan tiga pembalap teratas Fabio mengungkapkan saat latihan kualifikasi adalah kunci kemenangan nanti. Jika kecepatan motor tidak bisa mendapatkan waktu terbaik seperti hari ini, maka mereka tidak akan meraih kemenangan.