Bahasa adalah elemen penting dalam terjalin nya suatu hubungan antar sesama Manusia. Bahasa bukan hanya sekedar apa yang terucap di mulut saja. Bahasa bisa berbentuk gestur seperti menggeleng kepala artinya tidak, mengangguk artinya iya, jempol ke atas artinya bagus sedangkan jempol ke bawah artinya jelek. Selain gerakan tubuh, Bahasa juga bisa disampaikan lewat simbol seperti rambu-rambu di jalan raya.
Namun, komunikasi secara verbal adalah bentuk penyampaian yang sering digunakan oleh sesama manusia saat berinteraksi. Dalam bersosialisasi bahasa yang disampaikan baik secara lisan maupun tulisan akan mempengaruhi perkembangan hubungan satu manusia ke manusia lain atau satu kelompok ke kelompok lain.
Setiap kalangan Manusia memiliki gaya bahasa mereka masing-masing berdasarkan kelompok umurnya. Seperti kalangan remaja menggunakan gaya informal atau slank untuk berinteraksi ke sesama remaja lainnya. Menggunakan bahasa yang lebih formal atau sopan ketika berinteraksi dengan yang lebih tua diatasnya.
Seiring bertambahnya usia, gaya penyampaian berbahasa pasti akan berbeda. Tentu hal ini disebabkan karena faktor lingkungan sekitar yang mempengaruhi perubahan tersebut. Dari yang kurang sopan menjadi lebih sopan, dari kaku menjadi ceplas ceplos. Tergantung kenyamanan suatu kelompok.
Seorang bayi menyampaikan bahasanya lewat tangisan jika sedang kesakitan atau kelaparan. Di usia balita mereka mulai belajar berkomunikasi secara lisan dengan orang tua sebagai pembimbing mereka. Seiring berjalannya waktu anak-anak mulai memahami berbagai macam kata dalam menyampaikan.Â
Secara tulisan, umumnya anak-anak belajar memahami aksara di Sekolah. Lewat berbagai media pembelajaran yang disampaikan seorang guru. Biasanya orang tua juga sudah mulai mengarahkan anaknya dalam mengenal huruf alfabet sebelum memasukkan mereka ke pendidikan reguler.
Julita Kemal seorang CPNS muda asal Batam mengungkapkan upayanya sebagai orang tua agar anak terhindar dari Buta Huruf "Dari anak saya masih dalam kandungan, saya selalu membacakan buku cerita. Ketika anak saya lahir saya sudah membeli buku alphabet dan buku cerita. Jadi ketika anak saya umur 10 bulan sudah hafal 26 huruf alphabet. Umur 1 tahun lebih sudah hafal nama-nama binatang dan buah, umur 1,5 tahun sudah hafal numbers 1-30"
Ibu berusia 29 tahun itu dengan dibantu suami  memaparkan cara agar anaknya bisa mengenal alfabet di usia dini "kita mendampingi anak dalam memperkenalkan huruf dengan menciptakan suasana bermain sambil belajar agar anak merasa senang dan tidak terbebani untuk belajar"
Upaya Julita dalam membentuk karakter anak saat buah hatinya masih dalam kandungan bermanfaat menstimulasi perkembangan otak bayi. "Saya dan suami tidak pernah memaksa anak untuk belajar. Malahan, anak kami memiliki rasa penasaran yang luar biasa tinggi membuatnya belajar sendiri" Ucap Julita