Mohon tunggu...
Sandi Aprilian
Sandi Aprilian Mohon Tunggu... Wiraswasta - wirausaha

Astrophile

Selanjutnya

Tutup

Humor

Perseteruan Ibu-Ibu di Minimarket "Ladies Peres" (Dark Humor)

29 Januari 2023   16:37 Diperbarui: 1 Februari 2023   22:14 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar (lovepik)

Pagi tadi saya pergi ke minimarket dekat rumah untuk membayar tagihan listrik bulanan. Saat itu  parkiran minimarket sangat ramai dengan kendaraan bermotor karena lokasinya berseberangan dengan lokasi "Car Free Day" dan menjadi lahan "cuan" bagi tukang parkir.

Saya yang dari rumah berjalan menyaksikan keramaian orang-orang berlalu lalang. Ada anak-anak dengan orang tua mereka maupun remaja-remaja sekolah menikmati libur akhir pekan mereka berjalan dengan tangan disibukan memainkan lato-lato. Pedagang-pedagang baju yang berteriak mempromosikan dagangan, serta pedagang makanan berat dan jajanan ringan sedang disibukan pelanggan yang ingin menyantap sarapan pagi.

Suasana ramai di mana-mana tak terkecuali di dalam minimarket. Di luar sudah terlihat banyak sekali orang-orang yang mengantri. Saya pun masuk ikut ke dalam antrian tersebut, menempati barisan paling buncit. Didepan saya ada bapak-bapak berusia sekitar 40an di depan si bapak ada ibu-ibu berbaju hitam usia sekitar 40an juga. Kesal, saya yang sebenarnya tidak suka mengantri menggerutu dalam hati.

sumber gambar (lovepik)
sumber gambar (lovepik)

Kedua orang tersebut masing-masing memegang barang belanjaan yang hanya membeli satu minuman saja. Ketika antrian  hampir melayani bagian kita bertiga, tiba-tiba datang ibu-ibu berbaju abu dengan usia sekitar 50an  membawa banyak belanjaan menyodok di sisi kiri meletakan semua makanannya di kasir. Ibu berbaju hitam pun menyimpan satu belanjaannya di meja kasir.

saat pelayan melakukan scan belanjaan ibu baju abu, ibu baju hitam langsung menyodorkan belanjaannya dengan meminta dia didahulukan karena sudah mengantri dari tadi. Ibu baju abu tidak mau mengalah dia berkata "udah saya dulu aja, buru-buru" Ibu baju hitam membalas "sama bu saya juga buru-buru tapi antri cuma satu minuman doang kok" 

Ibu baju abu tetap ingin didahulukan dengan sombong berkata "belanja saya lebih banyak, situ kalau beli minuman gitu doang beli di warung" ibu hitam kembali berkata "serah saya dong bu mau satu atau dua juga" 

Kemudian si bapak yang di depan berkata kepada pelayan "mbak dahulukan ibu yang ini" si bapak menunjuk ibu baju hitam. Pelayan pun menuruti si bapak. Kemudian ibu baju abu melihat si bapak dengan tatapan tajam dan berkata "ladies peres" yang mungkin maksudnya "ladies first" sontak saya dan pelanggan yang antri di belakang pun tertawa.

Setelah ibu baju hitam  si bapak yang tidak mau mengalah meminta agar di dahulukan. Si ibu pun terdiam. Ketika melihat ke luar, ibu baju abu melihat ke arah ibu baju hitam yang akan menaiki motor dan berkata "cuma naik motor" memang jika diperhatikan si ibu baju abu seperti orang berada tapi jorok dan sombong.

Saya yang mengalah mendahulukan si ibu. Dia membuka es krim salah satu belanjaannya kemudian meletakkan tutup eskrim ke meja kasir. Saat beres melakukan transaksi, si ibu itu pergi tanpa membawa bekas tutup es krim dan saya pun berkata "bu sampahnya" tapi si ibu tidak mendengar ucapan saya.

sumber gambar (istimewa/plus.kapanlagi.com)
sumber gambar (istimewa/plus.kapanlagi.com)

Memang sudah menjadi sifat manusia dalam segala hal selalu ingin cepat, saya pun begitu. Tapi kadang kala kita harus bersabar seperti kejadian tadi. Saya pikir mau si kaya atau orang biasa, semua kalangan harus membudayakan antri di mana pun berada.

Semoga dengan cerita humor yang tidak terlihat humornya alias "dark" ini, bisa sedikit menghibur walau garing. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun