Tanda baca secara umum berfungsi sebagai keefektifan berkomunikasi. Setiap tanda baca dapat mengartikan suatu kalimat yang disampaikan apakah kalimat tersebut berupa pertanyaan atau kalimat perintah.
Dalam berkomunikasi secara lisan kita menggunakan ekspresi dan intonasi saat berbicara sebagai simbol dari maksud penyampaian. Di tulisan, itu diwakili oleh tanda baca.
Ketika menulis, peran tanda baca seperti koma, titik, tanda kutip dan lain-lain membantu tulisan menjadi terstruktur. Penggunaan koma dan titik di setiap kalimat menjadi penjeda antara kalimat satu dan yang lainnya. Bayangkan jika dalam kalimat tidak ada tanda koma dan titik, pembaca pasti berpacu tanpa henti saat membaca. Sedangkan tanda kutip biasanya dalam novel digunakan sebagai penanda seorang tokoh sedang berkomunikasi atau petikan suatu naskah.
Setiap membaca tulisan artikel, baik dalam bentuk deskripsi, narasi dan lain sebagainya, kita akan berimajinasi seolah-olah si penulis digambarkan sedang menyampaikan tulisannya, di depan kita. Seperti penyiar berita di televisi yang menyampaikan suatu peristiwa. Sama halnya dengan novel si pembaca akan menggambarkan kejadian dalam novel melalui pikirannya. Â Adanya tanda baca menjadi penyempurnaan gambaran-gambaran tersebut.
Sama halnya dengan berkomunikasi melalui gadget, fungsi tanda baca menegaskan maksud dan tujuan yang akan disampaikan. Jika diabaikan akan berakibat miss komunikasi kedua belah pihak.
Seperti dalam penggunaan whatsapp, pengirim pesan sengaja atau tidak sengaja, tidak menyertakan tanda tanya jika ingin menanyakan sesuatu kepada penerima  pesan.
Dalam percakapan tersebut saya mengirim video cuplikan anime "Bleach" yang kembali tayang setelah hiatus, kepada teman saya. Dia membalas dengan singkat "rame".Â
Dalam hati, saya berpikir, apakah dia telah menonton cuplikan tersebut atau bertanya? kemudian saya membalas dengan bertanya kepadanya tanpa melupakan (?) di akhir. Lalu dia membalas, itu menjawab kebingungan  sebelumnya yang ternyata maksud dia adalah bertanya. Â
Lupa, malas dan tergesa-gesa menjadi penyebab tanda baca sering terabaikan dalam penyampaian pesan. Kita harus membiasakan untuk tidak menganggap sepele tentang penggunaan tanda baca.