A. Kata Pengantar
Penggunaan media pembelajaran sangat membantu meningkatkan keaktifan peserta didik di kelas. Tentunya melihat dari latar belakang, kondisi, kemampuan, dan daya tangkap yang beragam, saya mencari solusi terbaik untuk menghadapi tantangan ini. Pada pelajaran IPAS dan Pendidikan Pancasila yang saya ajarkan relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka, namun saat observasi, saya menemukan bahwa antusiasme mereka rendah baik saya temui dalam PPL I dan PPL II. Hal ini tampak dari ekspresi mereka ketika guru menggunakan metode ceramah atau memberikan tugas menulis. Karena itu, saya memaksimalkan penggunaan media pembelajaran, baik digital maupun non-digital, dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai. Hasilnya, setelah beberapa siklus, semangat belajar mereka meningkat dan hasil belajar menjadi lebih baik.
B. Analisis Situasi
Sebelum menyusun rencana pembelajaran dan evaluasi, saya terlebih dahulu melakukan asesmen awal melalui observasi kelas dan wawancara dengan guru pamong serta guru kelas. Dari hasil asesmen diagnostik, peserta didik di kelas yang saya ajar aktif, baik dalam kegiatan akademik maupun non-akademik yang mana kegiatan tersebut berkaitan dengan minat, kesukaan, dan bakat peserta didik.
Untuk menyesuaikan dengan kebutuhan mereka, saya merancang pembelajaran dengan memaksimalkan penggunaan media yang tepat. Pastinya dibutuhkan sebuah media pembelajaran dan metode yang bervariasi. Saya juga memilih model pembelajaran yang fleksibel dalam menggunakan media. Evaluasi yang dirancang mencakup kuis kelompok, tugas pilihan ganda, tugas uraian, disesuaikan dengan materi dan kondisi peserta didik, baik menggunakan platform digital maupun non-digital. Proses perencanaan dan evaluasi ini dilakukan bersama guru pamong untuk memastikan kelancarannya.
C. Inovasi Pembelajaran
Tentunya solusi terbaik yang saya terapkan untuk peserta didik adalah menggunakan media pembelajaran yang dapat meningkatkan semangat belajar, baik digital maupun non-digital. Selama mengajar, saya menggunakan model seperti problem-based learning yang berhasil meningkatkan minat mereka. Pada awalnya, mereka terlihat kurang antusias, namun pada pertemuan selanjutnya, mereka menjadi lebih bersemangat dan menantikan pembelajaran berikutnya. Untuk media digital, saya menggunakan media seperti wordwall, bamboozle, quizizz, multimedia articulate storyline, canva, dan youtube.Â
Tentunya media seperti wordwall, bamboozle, quizizz, multimedia articulate storyline, canva, dan youtube mudah digunakan, gratis, serta tidak memerlukan banyak kuota internet, cocok untuk kondisi kelas yang masih minim fasilitas teknologi. Sementara itu, untuk media non-digital, saya menggunakan media kotak pembelajaran materi mendengar karena bunyi dan loker norma terkait dengan materi macam-macam norma dalam kehidupanku. Dengan menggunakan model problem-based learning media ini, peserta didik dapat belajar secara berkelompok dan berorientasi pada masalah, sehingga suasana kelas menjadi lebih menarik serta menyenangkan baik dalam penggunaan media berbasis digital dan non digital di kelas.
D. Kesimpulan
Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik. Peserta didik menikmati variasi pembelajaran, yang terlihat dari perubahan sikap mereka selama proses belajar. Banyak dari mereka meminta saya terus menggunakan metode baru. Guru memainkan peran penting dalam menggabungkan media, model, dan metode pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik. Guru pamong juga mengapresiasi cara saya mengajar karena membuat peserta didik lebih antusias dan hasil belajar mereka meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H