Mohon tunggu...
sandhika
sandhika Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

suka tidur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori-teori Masuknya Islam di Nusantara

6 Juni 2023   12:28 Diperbarui: 6 Juni 2023   12:31 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukti arkeologi, seperti situs-situs seperti Muziris, menunjukkan hubungan dagang yang kuat antara Malabar dan peradaban Romawi dan Yunani. Selain itu, Malabar juga menjadi pusat penyebaran agama seperti agama Hindu, Buddha, dan Islam. Pengaruh budaya dan agama ini dapat dilihat dalam arsitektur, seni, dan tradisi budaya di wilayah ini.

Kedua teori ini menunjukkan pengaruh penting wilayah pesisir India dalam perdagangan, pertukaran budaya, dan penyebaran agama di dunia kuno. Bukti arkeologi dan literatur kuno mendukung klaim ini, dan wilayah-wilayah Coromandel dan Malabar terus menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan yang signifikan

2.1.4    Teori Arabia

 

            Namun menurut Thomas W. Arnold, Coromandel dan Malabar masih menjadi satu-satunya tempat asal Muslim ketika mereka mendominasi perdagangan barat-timur pada awal abad Hijriah atau abad ke-7 atau ke-8 Masehi. Berdasarkan sumber-sumber Tionghoa, menurutnya seorang pedagang Arab menjadi kepala pemukiman Arab-Muslim di pesisir Sumatera Barat pada akhir abad ke-7. Ajaran Islam dibawa langsung dari Arab oleh para musafir yang memiliki keinginan menyebarkan Islam ke seluruh dunia. Teori Arab diperkuat dengan adanya kampung Arab di Barus, Sumatera Utara, yang dikenal dengan nama Bandar Khalifah. Selain itu, mazhab yang cukup terkenal di Samudera Pasai adalah mazhab Syafi'i. Mazhab ini juga dikenal di Arab dan Mesir pada waktu itu. Bukti lain dari teori Arab adalah penggunaan gelar Al-Malik oleh raja-raja Samudera Pasai, seperti dalam budaya Islam Mesir. Namun, teori Arab memiliki kelemahan. Teori tersebut mungkin kekurangan sumber tertulis untuk menjelaskan peran negara Arab dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia.

2.1.5    Teori Persia

Pendiri dan pendukung teori Persia adalah Umar Amir Husein dan Hoesein Djajadiningrat. Mereka mengklaim bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi. itu adalah Islam yang dibawa oleh Syiah, Persia. Kelemahan teori ini adalah ketika Islam diduga datang pada abad ke-7, kekuasaan Islam di Timur Tengah masih dipegang oleh para khalifah Bani Umayyah di Damaskus, Bagdad, Mekkah, dan Madinah. Dengan demikian, tidak mungkin ulama Persia mendukung penyebaran Islam secara luas di Nusantara.

Teori Persia mengaitkan masuknya Islam ke Indonesia dengan pengaruh Persia atau Iran. Meskipun pengaruh Persia tidak sebesar pengaruh Arab dalam penyebaran Islam, beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan peran Persia dalam masuknya Islam ke Indonesia, terutama di wilayah timur Indonesia. Berikut adalah beberapa teori yang berkaitan dengan masuknya Islam melalui Persia:

Teori Penyebaran Melalui Jalur Perdagangan: Teori ini mirip dengan teori perdagangan Arab. Jalur perdagangan yang terjalin antara Indonesia dan Persia pada masa lampau memungkinkan penyebaran agama Islam. Pedagang Persia yang melakukan perdagangan dengan wilayah Indonesia membawa ajaran Islam dan secara bertahap menyebarkannya kepada penduduk setempat.

Teori Kedatangan Muslim Persia: Teori ini mengklaim bahwa para pelajar, ulama, atau pengelana dari Persia datang ke Indonesia dan membawa ajaran Islam. Beberapa di antara mereka mungkin mencari pengetahuan dan pengalaman di Persia dan kemudian menyebarkan Islam ketika mereka kembali ke Indonesia.

Teori Pengaruh Persia melalui Kerajaan-Kerajaan Islam Asia Tengah: Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui hubungan politik dan budaya dengan kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tengah yang memiliki pengaruh Persia. Rute perdagangan dan hubungan diplomatik yang terjalin antara kerajaan-kerajaan ini dengan wilayah Indonesia membawa masuknya Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun