Mohon tunggu...
Sandrina E
Sandrina E Mohon Tunggu... Diplomat - Mahasiswi Universitas Mulawarman Jurusan HI

Halo! Saya adalah salah satu mahasiswi di Universitas Mulawarman Jurusan HI. Salam kenal!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pengaruh Twitter dalam Lingkup Politik Siber Secara Global

24 Januari 2022   00:03 Diperbarui: 24 Januari 2022   00:20 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat kemudian menjadikan umat manusia beralih meluangkan waktunya pada teknologi komunikasi yang disebut sebagai media baru (new media) yang kemudian memunculkan eksistensi media sosial (social media). Eksistensi media sosial kemudian juga berperan dalam mempengaruhi hal-hal di bidang politik pada ranah siber secara global. Dengan ini, media sosial dapat dimanfaatkan sebagai pembentuk branding aktor politik, melalui media sosial, branding para aktor politik dibentuk melalui proses kampanye politik secara digital (ranah siber).

Menurut Silih Agung Wasesa, seorang dosen komunikasi politik di Universitas Paramadina bahwa kehadiran media baru berbasis digital membentuk informasi politik yang tidak hanya semakin masif namun juga terdistribusi dengan cepat dan bersifat interaktif. Dengan karakteristiknya tersebut sebagian besar aktor politik di sejumlah negara memanfaatkan media sosial seperti facebook dan twitter dalam melakukan kampanye politiknya. 

Potensi era digital ini meminimalisir kebutuhan kampanye politik yang biasanya membutuhkan kerumunan orang dan berbagai hal dengan biaya yang besar dalam pelaksanaannya. Dengan penerapan kampanye politik via digital, pemilihan seperti pemilihan eksekutif atau legislatif beralih ke digital dan dapat dipantau secara real time atau langsung secara daring. Salah satu contoh studi kasus yang nyata yaitu perusahaan Twitter sebagai platform yang banyak digunakan oleh para politisi guna mempromosikan diri dan berkomunikasi dengan para pengikutnya. Twitter sebagai sebuah sosial media yang sangat terkenal untuk memberikan pendapat dalam bentuk tulisan dengan 140 karakter yang disebut “tweet” atau diartikan sebagai cuitan.

Mengambil dari contoh kasus yang ada pada politisi Amerika Serikat, dimana banyak sekali tipe-tipe komunikasi yang dilakukan oleh politisi A.S yang bervariasi dari hal-hal personal hingga press release.  Selama pemilu presiden A.S pada tahun 2016, tiga kandidat teratas yaitu Donald Trump, Bernie Sanders, dan Hillary Clinton menggunakan platform Twitter untuk mendiskusikan kampanye mereka, mendapatkan simpati para pengikut dan pendukung, dan berbicara (tweet) dengan kandidat lainnya.

Tidak dipungkiri bahwa saling sikut antar kandidat juga terjadi di platform Twitter pada era kampanye pemilu A.S tahun 2016, berbagai cuitan negatif antar kandidat satu sama lain dilontarkan melalui platform Twitter, Trump pada kala itu menjabat sebagai kandidat menulis cuitan dengan melontarkan sebuah hinaan terhadap kandidat rivalnya, Hillary Clinton, sebagai “Crooked Hillary” atau dapat diartikan sebagai “Hillary orang Jahat” yang kemudian menjadi trending dan meningkatkan persaingan perpolitikan A.S pada kala itu. Clinton pun membalas cuitan Trump dengan menuliskan “Delete your Account” yang diartikan sebagai “Hapus akun anda”. 

Dengan ini, pengaruh adanya perusahaan Twitter sebagai media sosial yang interaktif dan dengan menampilkan cuitan penggunanya sangat mempengaruhi dunia perpolitikan di A.S. Berdasarkan studi data dari laporan milik Pew Research Center tahun 2019 mengatakan bahwa terdapat 10% pengguna orang dewasa yang membuat 80% cuitan di A.S dan juga mengatakan bahwa hanya 6% orang dewasa di A.S melalui akun Twitternya menghasilkan sebesar 73% cuitan mengenai perpolitikan nasional di A.S.
Maka dengan ini, terbukti bahwa politisi hingga masyarakat yang sadar akan politik saat ini meningkatkan kehadirannya di internet untuk menjangkau informasi mengenai politik yang lebih luas, menjangkau banyak pendukung potensial bagi politisi dan mengikuti konstituen. 

Twitter kemudian seiring waktu menjadi platform yang dimanfaatkan oleh politisi untuk mendorong sebuah agenda, Twitter digunakan pula untuk memulai diskusi, mengemukakan pendapat, dan pandangan dalam bentuk cuitan yang tentunya digunakan untuk mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap situasi politik atau sebuah kandidat politik yang potensial bagi masyarakat. Hingga saat ini, tidak hanya negara AS namun setiap negara di dunia telah menggunakan aplikasi Twitter dalam berdiskusi dan menuliskan pendapatnya, tidak jarang ada pertikaian pula di dalam beberapa cuitan yang mengandung unsur politik. 

Pada kesimpulannya, platform-platform seperti Twitter dan Facebook membantu branding bagi politisi guna meningkatkan image atau citra yang dibangunnya dan menarik simpati masyarakat untuk kepentingan politik juga agenda politik. Sebuah perusahaan teknologi yang dapat dikatakan sebagai perusahaan raksasa dalam media sosial yaitu Twitter berperan besar dalam memandang sebuah pesan, asumsi, hingga agenda politik yang ada di ranah siber secara global.


DAFTAR PUSTAKA

Anshari, F. (2013). Komunikasi politik di era media sosial. Jurnal komunikasi, 8(1), 91-101.

Wasesa, Silih Agung. 2011. Political Branding & Public Relations. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun