Mohon tunggu...
Sayyaf Nasrul Islami
Sayyaf Nasrul Islami Mohon Tunggu... Desainer - Perindu syafaat

Peramu sejarah realita dan mimpi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tiga Kata

9 Agustus 2019   08:35 Diperbarui: 9 Agustus 2019   08:48 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiga Kata

Ukhuwah adalah salah satu ikatan persaudaraan paling unik. Ada persaudaraan berlatar kesamaan ras, ada yang karena warna kulit, suku, trah, budaya, bahasa, bahkan kecocokan bangsa. Seperti ikatan pelajar Indonesia di belahan dunia misalnya. 

Pelajar-pelajar Indonesia mempunyai ikatan pelajar dari regional study masing-masing. Mereka terhimpun atas dasar kesamaan asal negara. Tetapi ukhuwah berbeda. 

Ia lebih dari semua itu. Ia tersambung dari getaran keyakinan di dada. Maka ia adalah ikatan yang terkoneksi ke jagat alam raya, karena ruang keyakinan tak dapat diukur luasnya. Ukhuwah. Setidaknya ia lahir dari tiga hal yang dilebur jadi satu; Peduli, Perhatian, dan Rasa Prihatin.

Itulah mengapa salah satu dari tiga diksi itu menjadi nama komunitas kecil kami, Komunitas Peduli Kepulauan Foundation. Itu filosofi singkatnya. Energinya adalah ukhuwah.

Berangkat dari semangat ukhuwah itu kami mengembara di putaran waktu. Menjalin keterhubungan jiwa dan raga, menjabat tangan penuh ta'dzim, membagi senyum keikhlasan, menyemai kasih sayang di tengah badai kebencian akibat tahun politik yang mengguncang persaudaraan. Kita semua sadar ukhuwah adalah jalinan kolektif-kolegial. Ukhuwah tidak akan ada jika hanya satu-dua orang yang berbagi tiga kata tadi. Kita semua harus terlibat menebar peduli, perhatian dan rasa prihatin. Agar proyek ilahi ini mewujud di tengah kehidupan muslim dunia.

Tetapi proyek kebaikan KPKF dalam ramadan yang baru usai, KPKF berperan menjemput bola. Kami berlakon sebagai pemantik ukhuwah. Namun hanya dalam lingkup yang sangat kecil, kepulauan Sapeken tercinta. Kami bangga menjadi illat kebaikan. Semakin banyak yang memaknai tiga kata instrumen ukhuwah. Semarak ukhuwah semakin menemukan tempat dan waktunya, ini bisa kita lihat dari gerakan-gerakan yang lahir kemudian.  Menerjemahkan trilogi ukhuwah dalam bentuk amaliyahnya.

Ayat tafakkur harus terus bergelora. Kita akan sampai pada kesimpulan "mengapa?"
Karena ini adalah alasan mengapa kita peduli terhadap permasalahan Palestina. Mengapa kita perhatian terhadap Suriah, Bangladesh, muslim Uyghur, dan baru-baru ini rakyat Sudan yang melaksanakan Hari Raya Iednya penuh luka dan pilu. Dan mengapa kita semua menebar rasa prihatin atas negara bahkan dunia Islam yang masih terkungkung dalam badai masalah.

Ukhuwah. Itulah ukhuwah Islamiyah. Sebagai diktum langit yang terfirman dalam surah Al-Hujurat ayat kesepuluh. "Sesungguhnya mukmin itu bersaudara.."

Dalam lingkup yang lebih kecil kita mengenal kawan, teman, sahabat, hatta keluarga. Semua bisa kita rasakan proyeksi ukhuwah itu dari getaran keyakinannya. Frekuensi keimanan itu mungkin juga akan membantu kita dalam menjaga ketaatan kita yang tertatih-tatih, nafsu kita yang perlu dijagai dan diingatkan oleh sesama.

Getaran keimanan adalah alarm bagi kita yang merasa masih terseok dalam ketaatan, penjinak bagi hati yang masih sulit dikendalikan, juga penjaga bagi tutur yang kadang meluncur tanpa merasa salah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun