Mohon tunggu...
Samuel Marpaung
Samuel Marpaung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang sedang belajar di suatu universitas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kopi Tapanuli

9 Juni 2024   23:45 Diperbarui: 10 Juni 2024   00:34 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tahun 1856, pemerintah berhasil mengumpulkan tidak kurang dari 20.000 pikul kopi dengan total pendapatan sekitar f 3.995.628. Kopi Mandailing, karena kualitasnya yang bagus, menerima penawaran tertinggi pada pelelangan di Padang pada tahun 1922, yaitu antara f 87,50 hingga f 92 per pikul, dan dijual di bawah label "Kopi Mandailing".

Penurunan Produksi dan Warisan Kopi

Namun, produksi kopi di Tapanuli, termasuk Mandailing, menurun seiring waktu. Pada tahun 1928, perkebunan kopi pemerintah diubah menjadi perkebunan karet. Penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti perubahan kebijakan kolonial Belanda yang beralih fokus dari kopi ke karet dan penurunan harga kopi di pasar internasional. Meskipun demikian, kopi dari Mandailing dan Angkola tetap terkenal karena kualitasnya yang diakui di pasar internasional, menjadikan daerah ini dikenal karena kopi berkualitas tinggi.

Warisan dari kebijakan kolonial Belanda ini masih terasa hingga kini, dengan merek kopi Mandailing dan Angkola yang terus diakui dan memiliki posisi di pasar kopi internasional

Referensi

Agustono, B. (2018). The Dutch Colonial Economic Policy: Coffee Exploitation in Tapanuli Residency, 1849-1928. KEMANUSIAAN: The Asian Journal of Humanities, 25(2). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun