Mohon tunggu...
Samuel Hutajulu 43122110076
Samuel Hutajulu 43122110076 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Manajemen Kampus : Warung Buncit Mata Kuliah : Kewirausahaan 1 Dosen : Apollo, Prof. Dr, M. Si. Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Study Kelayakan Bisnis Rumah Makan MGH (Mi Gomak Hutajulu)

16 November 2023   02:57 Diperbarui: 16 November 2023   03:37 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Pribadi
Sumber Pribadi

Sumber Pribadi
Sumber Pribadi

Sumber Pribadi
Sumber Pribadi

Sumber Pribadi
Sumber Pribadi

Sumber Pribadi
Sumber Pribadi

Sumber Pribadi
Sumber Pribadi

Pendahuluan

Mie gomak adalah makanan khas suku Batak Toba dan Batak Mandailing yang berasal dari Sumatera Utara. Masakan ini banyak tersebar di daerah Sumatera Utara. Bentuk mie-nya seperti spageti yang di siram kuah gulai dan tambahan. Untuk topingnya sendiri terdiri dari labu siam, wortel dan telor rebus yang sudah di goreng. Kunci rasa unik mie gomak terdapat di kuahnya. Kuah mie gomak memiliki rasa yang pedas, getir, dan gurih. Rasa getirnya didapat dari andaliman yang menjadi bumbu utama kuah mie gomak. Andaliman merupakan tanaman khas Sumatera Utara yang hanya tumbuh di daerah pegunungan. Andaliman memiliki rasa pedas dan getir yang dimana menjadi salah satu ciri khas rasa dari masakan suku Batak.

Mie gomak saat ini sudah mulai tersebar ke berbagai daerah seperti pulau Jawa dan Kalimantan. Masakan ini dibawa oleh perantau-perantau suku Batak dan saat ini di pulau Jawa dan Kalimantan sudah banyak berdiri rumah makan khas Batak.

Usaha yang akan saya buat adalah usaha rumah makan khas batak yang produk utamanya adalah mie gomak. Usaha ini saya namakan MGH (Mie Gomak Hutajulu) yang berbasis di daerah Setia Budi, Jakarta Selatan.

Visi

Mengenalkan masakan khas suku Batak yang salah satunya adalah mie gomak ke kancah nasional agar lebih di kenal sama masyarakat Indonesia.

Misi

Menghasilkan mie gomak yang enak, sehat, rasanya bisa diterima sama banyak orang dan halal.

Analisis STP

Segmentasi pasar adalah pembagian pasar ke dalam kelompokkelompok kecil dari para pembeli dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang memerlukan produk atau bauran pemasaran yang terpisah (Kotler dalam Kristanto, 2011:92).

Menurut Kotabe dan Helsen (2004: 17), pemasaran lintas negara mengacu pada kegiatan-kegiatan oleh perusahaan-perusahaan yang menekankan upaya-upaya standarisasi program-program pemasaran lintas negara yang berbeda khususnya berkaitan dengan penawaran produk, bauran promosi, harga dan struktur saluran.

Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan variabel yang sangat berpengaruh dalam kegiatan pemasaran. Bauran pemasaran dapat digunakan untuk mempengaruhi minat konsumen dalam aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Gitosudarmo (2012: 205) memaparkan strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan yang telah memasuki pasar internasional pada prinsipnya tidak berbeda dengan pasar domestik.

Menurut Tjiptono dan Chandra (2012:150): pengertian segmentasi pasar adalah sebagai berikut : "Segmentasi pasar dapat diartikan sebagai proses mengelompokkan pasar keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen yang homogen yaitu dalam memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan.

Kotler dan Amstrong dalam Kristanto (2011:100) mengatakan bahwa penetapan target adalah evaluasi setiap daya tarik segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen-segmen pasar untuk dimasuki. Terdapat tiga kriteria untuk penetapan target segmen pasar, yaitu sebagai berikut:

1) Ukuran pasar pada saat ini dan potensi pertumbuhannya

Perusahaan perlu mempertimbangkan kriteria ini karena akan kurang menguntungkan bagi perusahaan apabila melayani segmen pasar yang kecil karena potensi penjualannya juga akan kecil. (Keegan dan Green dalam Kristanto, 2011:100)

2) Potensi persaingan

Setiap negara akan memiliki potensi persaingan pasar yang berbedabeda di mana para pemasar harus menghadapi adanya persaingan tersebut. (Keegan dan Green dalam Kristanto, 2011:100)

3) Kesesuaian dan kelayakan

Para pemasar dituntut untuk dapat meilai kesesuaian antara sumbersumber daya, sasaran sasaran keseluruhan, dan keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahaan. (Keegan dan Green dalam Kristanto, 2011:101) pendapat Keegan dan Green dalam Kristanto (2011:103) positioning mengacu pada tindakan diferrensiasi sebuah merk di dalam pikiran para konsumen terhadap produk melebihi para pesaing dalam manfaat-manfaat yang ditawarkan oleh merk. Terdapat tiga pilihan strategi positioning menurut Keegan dan Green dalam Kristanto (2011:104), yaitu global consumer culture positioning, foreign consumer culture positioning, local consumer culture positioning. Global consumer culture positioning mengidentifikasi bahwa merk merupakan simbol dari sebuah segmen atau budaya global tertentu. Foreign consumer culture positioning adalah bagaimana sebuah merk diasosiasikan dengan situasi penggunaannya dan asal produksinya dengan sebuah negara atau budaya asing.

Berikut adalah analisis Segmentasi, Targeting, dan Positioning rumah makan MGH.

Segmentasi

Calon kosumen dari rumah makan MGH sendiri berusia belasan sampai puluhan tahun dan dari semua kalangan tidak memandang status ekonomi dan pendidikan yang berada di wilayah perkotaan di daerah Setia Budi, Jakarta Selatan.

Targeting

Target konsumen rumah makan MGH ini adalah para pekerja yang sedang mencari sarapan atau makanan berat untuk mengisi perut. Usaha rumah makan MGH ini juga di targetkan kepada orang-orang Batak yang ingin mencari kuliner khas mereka.

Positioning

Rumah makan MGH akan membuat mie gomak yang rasa asin dan rempahnya tidak terlalu kuat sehingga rasa dari mie gomak bisa diterima semua lidah terutama untuk konsumen-konsumen yang bukan dari suku Batak dan cocok dijadikan sebagai menju untuk sarapan. Harga yang ditawarkan juga sesuai kantong sehingga bisa dikonsumsi semua kalangan.

Analisis 7P

Produk harus didiferensiasikan agar dapat membentuk merek. Diferensiasi produk menjadikan karakter suatu produk sehingga membedakan produk tersebut dengan produk pesaing. Kotler dan Keller (2009b:8) memaparkan bahwa penjual menghadapi sejumlah kemungkinan diferensiasi, termasuk bentuk, fitur, penyesuaian (customization), kualitas kinerja, kulitas kesesuian, ketahanan, keandalan, kemudahan perbaikan dan gaya. "Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan"(Tjiptono, 2008: 151). Perubahan harga secara fleksibel akan mempengaruhi perusahaan dalam pemasaran barang dan jasanya."Harga dalam artian luas merupakan jumlah semua nilai yang diberikan pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki suatu produk atapun jasa"(Kotler, 2008: 345). Tjiptono (2008:154) menyebutkan, secara umum ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga, baik secara internal ataupun eksternal. Secara internal dijabarkan sebagai berikut:

a) Tujuan Pemasaran Perusahaan

Tujuan pemasaran perusahaan di sini bisa termasuk maksimalisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup , meraih pangsa pasar yang lebih besar, menciptakan kualitas yang baik, mengatasi persaingan, dan lain-lain.

b) Strategi Bauran Pemasaran

Harga merupakan satu-satunya komponen bauran pemasaran yang mempengaruhi pendapatan dan dikoordinasikan dengan komponen bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi, ataupun konsumsi.

c) Biaya

Biaya adalah dasar yang harus ditetapkan perusahaan dalambmenentukan harga minimal sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian. Perusahaan harus benar-benar memperhatikan setiap aspek biaya ada.

d) Organisasi

Organisasi berkaitan dengan pihak yang menetapkan harga.

Selanjutnya, ditinjau dari faktor perusahaan eksternal, yaitu sebagai berikut:

a) Sifat Pasar dan Permintaan

Penetapan harga dalam perusahaan, mendorong perusahaan untuk dapat memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya. Baik termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistik, monopoli, oligopoli maupun memahami tingkat permintaan yang ada.

b) Persaingan

Hal-hal penting yang dibutuhkan untuk diketahui dalam menganalisis karakteristik persaingan yang dihadapi perusahan meliputi jumlah perusahaan dalam industri, ukuran relatif setiap anggota dalam industri, diferensiasi produk, dan kemudahan untuk memasuki industri bersangkutan Perusahaan kecil umunya harga ditetapkan oleh manajemen puncak.Perusahaan yang besar ditetapkan oleh divisi ataupun manajer suatu lini produk. Pihak-pihak lain yang mempunyai pengaruh dalam penetapan harga adalah manajer penjualan, manajer produksi manajer keuangan, dan juga akuntan. Menurut Simamora (2000:661), saluran distribusi merupakan suatu jaringan organisasi yang melaksanakan fungsi yang menautkan produsen dan pelanggan. Fumgsi pokok saluran pemasaran tersebut dapat dibagi ke dalam lima kelompok, yaitu:

  • Mempermudah Proses Pertukaran Fungsi ini menjelaskan bahwa distributor melakukan pengurangan biaya pengiriman produk kepada pelanggan.
  • Mengurangi Ketidakcocokan Ketidakcocokan dalam distribusi biasanya terjadi saat penawaran produsen tidak sesuai dengan harapan pelanggan. Ketidakcocokan tersebut dibedakan menurut kuantitas (discrepancies of quantity) dan juga ketidakcocokan keragaman (disecrepancies of assortment). Ketidakcocokan kuantitas terjadi saat pelanggan tidak sanggup membeli produk yang diinginkan dengan jumlah yang tepat. Ketidakcocokan keragaman terjadi saat pelanggan tidak mampu membeli kumpulan barang dan jasa yang tepat. Distributor melakukan empat langkah untuk mengurangi adamya ketidakcocokan tersebut, yaitu penyortiran, pengakumulasian, pengalokasian, dan juga penggolongan.
  • Standardisasi Transaksi Adanya standardisasi transaksi membantu para distributor mengotomatisasikan pembelian, penjualan dan distribusi untuk memindahkan produk lewat saluran.

Yau dalam Kristanto (2011:242) memaparkan bahwa dalam menentukan strategi promosi internasional kita harus mempertimbangkan beberapa unsur, yaitu:

  • Sasaran kampanye promosi, terdiri dari sasaran penjualan dan sasaran non penjualan (kesadaran, minat, atau citra)
  • Faktor-faktor perusahaan, yang meliputi faktor perusahaan secara geografi, sikap manajerial dalam kegiatan pemasaran, dan juga kondisi perusahaan di host country.
  • Cakupan geografi dari kampanye, entah nasional, regional, ataupun global.
  • Besar dan alokasi anggaran promosi dipengaruhi oleh adanya media promosi yang tersedia, persaingan, dan juga tingkat perekonomian di host country. Adanya hambatan dalam media dapat mengakibatkan  alokasi lebih kecil. Persaingan yang tajam menyebabkan alokasi yang lebih besar. Serta apabila tingkat perekonomian di host country masih terbelakang, maka alokasinya juga lebih kecil
  • Mempertemukan para Pembeli dan Penjual Produsen mampu meberikan layanan yang mempertemukan para pembeli dan juga penjual sehingga produsen mampu mengkonsentrasikan penciptaan produk.
  • Menyediakan Layanan Pelanggan Salah satu layanan dalam fungsi ini adalah saat ada produk yang rusak, pembeli tidak perlu mengembalikan ke pabriknya namun cukup dengan mengirimkan kepada agen atau toko yang menjual produk tersebut.

Product: Mie gomak akan dibuat dengan rasa rempah dan pedasnya tidak terlalu kuat.

Price: Harga yang ditawarkan sekitar Rp 20.000,- sehingga terjangkau untuk semua kalangan.

Place: Titik penjualan di daerah perkantoran

Promotion: Promosi melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, dan juga papan nama di depan warung.

Process: Mie gomak akan di produksi secara higienis dan tetap menjaga kehalalannya.

People: Karyawan yang ramah, terampil dan cekatan.

Physical Evidance: Menggunakan piring yang cocok untuk plating mie gomak.

Analisis Johari Model

Open Area

Promosi mie gomak yang di pasarkan untuk ke semua kalangan dengan target usia belasan sampai puluhan tahun.

Hidden Area

Takaran bumbu yang digunakan utuk kuah mie gomak yang menjadi kunci untuk rasanya.

Blind Area

Reaksi dari para konsumen ketika mengkonsumi mie gomak baik dari penilaian rasa dan kenyamanan tempat makan.

Unknow Area

Potensi-potensi lain dari usaha mie gomak yang belum terlihat saat awal usaha.

Analisis BCG

Dog

Pada posisi ini ini, tingkat penjualan rumah makan MGH masih sangat rendah karena baru awal merintis. Olah karena itu perlu diadakannya promosi seperti di media sosial agar bisa mengenalkan produk kepada konsumen.

Question

Pada titik ini, market share mie gomak MGH masih rendah namun mulai ada peningkatan demand (permintaan) dari konsumen karena sudah melakukan promosi.

Star

Market share rumah makan MGH sudah dominan, dan usaha sudah mulai bertumbuh. Pada posisi ini rumah makan MGH dapat melakukan penambahan variasi makanan khas Batak yang lain selain mie gomak (seperti lapet dan ikan mas arsik). Bisa juga melakukan kerjasama dengan influencer agar dapat membantu mempromosikan produk.

Cash Cow

Rumah makan MGH sudah mempunyai market share yang tinggi dan pertumbuhannya cukup baik untuk mempertahankan produk dan stabilitas pemasaran.

Analisis 5 Kekuatan Porters

Persaingan Industri

Usaha rumah makan MGH akan memiliki banyak saingan dari usaha kuliner lain seperti lontong sayur, ketoprak, bubur ayam, dan soto yang sudah lama bergelut di daerah Setia Budi. Hal ini bisa menjadi ancaman bagi usaha MGH.

Namun mie gomak dari rumah makan MGH memiliki keunggulan tersendiri seperti dapat menarik konsumen yang berasal dari suku Batak (di daerah Setia Budi jumlah populasi orang batak cukup banyak), dan di daerah Setia Budi belum ada orang yang membuka usaha mie gomak.

Ancaman Pendatang Baru

Jika usaha mie gomak berkembang dan mendapatkan banyak konsumen makan akan bisa memunculkan minat orang untuk membuat usaha yang sama dengan rumah makan MGH. Ancaman ini akan menjadi perhatian bagi usaha rumah makan MGH.

Ancaman Produk Substitusi

Dengan adanya ancaman pendatang baru yang menghasilkan produk yang serupa, bisa membuat konsumen beralih ke pendatang baru sehingga menbuat usaha rumah makan MGH akan kehilangan keuntungan pasar jika pelanggan menggunakan produk secara bergantian. Keuntungan juga akan menurun jika rumah makan MGH menurunkan harga produknya agar bisa bersaing dengan pendatang baru.

Namun hal ini bisa diatasi dengan cara menjaga konsisten rasa dan harga serta tetap menjaga kenyamanan konsumen karena kepuasan konsumen prioritas nomor 1.

Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Rumah makan MGH mempertimbangkan bagaimana perubahan harga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan kemampuan mereka untuk menurunkan harga pasar.

Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Untuk bahan utamanya ya itu mie lidi dan andaliman yang banyak dijual di Pasar Senen yang jaraknya sekitar 10-15 menit perjalanan dengan menggunakan motor. Sedangakn untuk bahan lain seperti telor, labu siam, wortel, bawang merah/putih, dan cabai dapat ditemukan di pasar Mencos yang ada di daerah Setia Budi. Karena bahan-bahan pembuatan mie gomak mudah didapatkan sehingga daya tawar pemasok cenderung rendah.

Analisis Tatakelola Kepemimpinan 

Rumah makan MGH menggunakan gaya kepemimpinan demokratis yang mau menerima masukan dari karyawan-karyawan. Selain itu Saya sebagai pemilik usaha rumah makan MGH memiliki visi yang akan Saya gunakan untuk menginspirasi karyawan-karyawan MGH. Saya akan selalu melihat peluang di tengah tantangan. Gaya kepemimpinan yang multicultural juga diperlukan dalam usaha rumah makan MGH karena range konsumen yang ingin digapai bukan hanya orang Batak saja, namun juga orang-orang dari suku lain seperti Sunda, Jawa, Minang, dan lain-lain.

Analisis BEP

Biaya Tetap

Nama Barang

Harga

Tabung + Kompor Gas

Rp 60.000,-

Wajan + Spatula

Rp 100.000,-

Meja 4 unit

Rp 600.000,-

Kursi kayu panjang 8 unit

Rp 800.000,-

Piring 2 lusin

Rp 24.000,-

Sendok + Garpu 4 lusin

Rp 50.000,-

Pisau 1 unit

Rp 200.000,-

Ember 2 unit

Rp 24.000,-

Stappless

Rp 20.000,-

Kulkas Beasr 2 Pintu

Rp 2.000.000.-

Lemari Rak Dapur

Rp 1.122.000.-

Total

Rp 5.000.000,-

Biaya variabel untuk 1 hari penjualan

Nama item

Jumlah

Harga

Mie Lidi

40 kg

Rp 800.000,-

Telor

12 kg

Rp 300.000,-

Andaliman

2 kg

Rp 300.000,-

Santan cair

10 lt

Rp 100.000,-

Cabe merah

1,5 kg

Rp 90.000,-

Bawang merah

3 kg

Rp 60.000,-

Bawang putih

1,5 kg

Rp 45.000,-

Merica sachet

40 sachet

Rp 40.000,-

Daun salam, daun jeruk, serai

4 bungkus

Rp 40.000,-

Kunyit

30 gr

Rp 75.000,-

Jahe

300 gr

Rp 9.000,-

Lengkuas

300 gr

Rp 6.000,-

Labu Siam

12 kg

Rp 240.000,-

Wortel

12 kg

Rp 120.000,-

Tenaga kerja (100.000/hari)

2 orang

Rp 200.000,-

Sewa tempat

1 hari

Rp 100.000,-

Listrik + Air

1 hari

Rp 35.800,-

Transport

1 hari

Rp 167.000,-

Gas

1 hari

Rp 700,-

Kertas nasi

250 lmbr

Rp 20.000,-

Isi stapless

Rp 11.500,-

Total

                       Rp 2.760.000,-

 

Target produksi (TP): 200 piring/hari
Biaya variable (BV)l: Rp 2.760.000 / 200 piring = Rp 13.800/piring
Biaya tetap (BT): Rp 5.000.000 / 200 piring = Rp 25.000/piring
Harga jual (HJ): Rp 20.000/piring

BEP (unit) = BT / (HJ - BV)
                   = 25.000 / (20.000 -13.800)
                   = 25.000 / 6.200
                   = 4,03
                   = 5 unit

BEP (rupiah)= BT / [1 - (BV / HJ)]
                      = 25.0000 / [1 - (13.800 / 20.000)]
                      = 25.000 / (1 - 0,69)
                      = 25.000 / 0.31
                      = 80.645,16
                      = Rp 81.000,-

Jadi untuk mencapai titik impas (tidak untung / tidak rugi) rumah makan MGH harus menjual minimal 5 piring mie gomak atau mendapatkan pendapatan sekitar Rp 81.000,-

Analisis Cost-Volume-Provit (CVP)

Kontribusi Marin per Unit = Harga Jual -- Biaya Variabel per Unit
                                               = 20.000-13.800
                                               = 6.200
BEP (unit) = BT / (HJ - BV)
                   = 25.000 / (20.000 -13.800)
                   = 25.000 / 6.200
                   = 4,03
                   = 5 unit / hari

BEP (rupiah)= BT / [1 - (BV / HJ)]
                      = 25.0000 / [1 - (13.800 / 20.000)]
                      = 25.000 / (1 - 0,69)
                      = 25.000 / 0.31
                      = 80.645,16
                      = Rp 81.000,- / hari

Total Penerimaan= Jumlah Penjualan x Harga Jual
                                = 200 x 20.000
                                = Rp 4.000.000,- / hari

Total Biaya Awal= Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel per Hari
                              = 5.000.000 + 2.760.000
                              = Rp 7.760.000

Total Laba per hari= Jumlah Penjualan -- Total Biaya Variabel per Hari
                                  = 4.000.000 -- 2.760.000
                                  = Rp 1.240.000,- / hari

Analisis Supply dan Demand

Untuk memenuhi kebutuhan permintaan (demand) konsumen, rumah makan MGH akan selalu menjaga supply bahan bakunya agar tidak ada kekurangan selama berjalannya usaha. Rumah makan MGH mendapatkan supply bahan baku mie gomak dari Pasar Senen dan Pasar Mencos yang tidak terlalu jauh dari tempat usaha. Rumah makan MGH akan melakukan kerjasama dengan pemasok mie lidi dan andaliman yang ada di pasar Senen agar bisa menego harga.

Analisis Penerimaan / Penolakan

Payback Period

Total Investasi / Total Laba per Hari= 7.760.000 / 1.240.000
                                                               = 6,25
                                                               = 7 hari

Jadi agar dapat modal awal bisa kembali rumah makan MGH harus membutuhkan waktu seminggu dengan penjualan sekitar 200 piring per hari atau rumah makan MGH harus menjual sekitar 1400 piring agar modal awal balik.

NPV (Net Present Value) dalam 1 tahun

Tingkat suku bunga 10% dan rumah makan MGH hanya jualan pada hari kerja saja (Senin-Jum'at).

[Pendapatan 1 tahun/(1+i)1]--Investasi 1 Tahun= [4.000.000x265/(1+0,1)]--[(5.000.000+(2.760.000x265)]
                                                                                    = (1.060.000.000 / 1,1) -- (5.000.000+731.400.000)
                                                                                    = 963.636.364 -- 736.400.000
                                                                                    = Rp 227.236.364,-

Dapat dilihat bahwa prospek rumah makan MGH kedepan sangat bagus karena dalam setahun nilai NPV nya mencapai Rp 227.236.364,-. Bisnis ini layak sekali untuk di jalankan.

IRR (Internal Rate of Return)

Rumah makan MGH berencana mengajukan nilai investasi sebesar Rp 736.400.000 dengan tingkat ekspektasi pengembalian 8% .

NPV 1= [4.000.000x265/(1+0,1)]--[(5.000.000+(2.760.000x265)]
           = (1.060.000.000 / 1,1) -- (5.000.000+731.400.000)
           = 963.636.364 -- 736.400.000
           = Rp 227.236.364,-

NPV 2= [4.000.000x265/(1+0,08)]--[(5.000.000+(2.760.000x265)]
           = 981.481.481-736.400.000
           = Rp 245.081.481,-

IRR = i1 + [NVP 1 / (NPV 2 + NPV 1)] x (i1 -- i2)
       = 0,1 + [227.236.364 / (245.081.481 + 227.236.364)] (0,1 -- 0,08)
       = 0,1 + (0,48 x 0.02)
       = 0,1 + 0.0096
       = 0,1096
       = 10.96%

Nilai IRR 10,96% lebih besar dari ekpektasi pengembaliannya yang 8%. Dalam arti investasi  ini baik karena hasil IRR lebih besar dari biaya modal.

ARR (Accounting Rate of Return)

Nilai ARR menyatakan presentase laba bersih terhadap jumlah modal investasi awal. Semakin tinggi nilainya maka investasi semakin menguntungkan. Berikut adalah analisis ARR rumah makan MGH.

(Rata-rata Laba Bersih dalam 1 Tahun / Investasi awal dalam 1 tahun) x 100%

= (27.383.333,3 / 736.400.000) x 100%
= 3.72%

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa rumah makan MGH akan memperoleh keuntungan rata-rata 3.72% per tahun.

PI (Profitability Index)

Berikut adalah analisis PI rumah makan MGH yang memperlihatkan hubungan anatra biaya dan manfaat dari usaha mie gomak.

NPV dari investasi yang direncanakan (NPV 2) / Investasi Awal = 245.081.481 / 736.400.000
                                                                                                                = 0.33

Dari analisi PI ddapat dilihat bahwa usaha rumah makan MGH kurang layak karena nilainya dibawah 1.

Taksiran Lokasi Binis

Bisnis akan dibuka di ruko yang berada di Jl, Karbela Timur no. , Kuningan, Karet, Kcamatan Stiabui, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun