Mohon tunggu...
Samurai Jagoan
Samurai Jagoan Mohon Tunggu... Penulis - Tukang Makan Enak

Seorang Entrepreneur, Tukang Jalan, Tukang Makan Enak, Praktisi & Owner Wenmit Pecel Bento, Penulis Buku, Provokator Entrepreneur, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional di bidang Entrepreneurship \r\n\r\n> HP 0818377811\r\n> FB Samurai Jagoan\r\n> Twitter @sa_murai

Selanjutnya

Tutup

Money

Usul Dari Karyawanpun Bisa Menjadi Peluang Berharga

20 Agustus 2013   17:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:04 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Usul dari karyawanpun bisa menjadi peluang berharga jika ditindaklanjuti secara serius, ini cerita tentang munculya ide dan peluang bisnis untuk berjualan belut goreng dan belut penyet sebagai menu andalan baru di Outlet #Wenmit.

Menu itu berawal dari laporan mbak-mbak yang biasa bertugas jualan diOutlet #Wenmit Pecel Bento yang ada di mall Royal Plaza Surabaya lt.3 stand no. 01-05.

Si mbak bilang kalo outlet kuliner yang letaknya tepat bersebelahan dengan Outlet #Wenmit tutup di masa akhir ramadhan mendekati hari raya lebaran dikarena nggak kuat untuk membayar perpanjangan sewa outlet.

Sesaat setelah outlet tetangga itu tutup maka beberapa pelanggannya datang dan bertanya kepada mbak-mbak di Outlet #Wenmit saya kedatangan beberapa pelanggan dari outlet sebelah yang tutup.

Para pelanggan outlet sebelah itu menanyakan pada para mbak di outlet saya itu tentang masakan andalan dari outlet sebelah yaitu belut goreng dan belut penyet.

Para pelanggan itu bertanya apakah diOutlet #Wenmit menjual belut goreng dan belut penyet. Rupanya para pelanggan itu pingin merasakan masakan andalan outlet sebelah itu di Outlet #Wenmit kami ini.

Kami memang sebelumnya tidak berjualan masakan belut melainkan kami hanya berjualan masakan lele yang memang cukup disukai disana dan sekarang ini sudah punya cukup banyak pelanggan setia.

Pertama memang pertanyaaan-pertanyaan itu dicuekin oleh para mbak di Outlet #Wenmit tapi karena hampir setiap hari ada lebih dari 2 orang yang bertanya tentang menu belut maka si mbak laporan pada kami bahwa semenjak outlet sebelah tutup ada beberapa pelanggannya yang menanyakan menu belut dan itu terjadi hampir setiap hari.

Laporan dari para mbak itu pada awalnya nggak terlalu kami perhatikan dalam artian masih kami tampung, tapi karena pada setiap laporan keuangan mereka selalu bercerita lama-lama perhatian kami pun tergugah juga terhadap laporan mereka dan pingin menjajagi peluang berjualan menu belut di Outlet #Wenmit.

Kami memulai menjajagi peluang menu belut ini hanya dengan pikiran bahwa dalam mencoba menu ini toh pelanggannya sudah ada, kenapa peluangnya nggak kami ambil, padahal dulu saat kami memulai Outlet #Wenmit kami lom punya pelanggan sama sekali, hehehe...

Ternyata setiap masakan itu punya tantangan yang berbeda-beda. Rupanya belut nggak dijual di setiap pasar, belut ini hanya dijual ditempat-tempat tertentu saja. Malam itu akhirnya saya sendiri mencoba belanja belut buat penjajagan di awal.

Kami telusuri sendiri tempat kulakan belut buat masakan kami di Outlet #Wenmit. Dan ada cerita menarik dari petualangan awal saya belanja belut untuk pertama kalinya.

Yang menarik pertama bagi saya adalah ternyata tempat kulak belut adanya di tempat khusus karena gak semua pasar menyediakan belut.

Yang menarik kedua tempat penjualan belut itu adanya di pojokan sebuah pujasera besar, dan bukan dipasar. Tempatnya terpencil gak begitu keliatan dari luar nggak ada jalan masuk dan gak ada parkirannya. Jadi kalo mau belanja disana harus masuk dari pintu parkiran pujasera dan parkir di tempat parkiran pujasera. Walaupun begitu tempat ini terkenal lho sebagai pusat belut...

Yang menarik ketiga buat saya adalah cara mengolah belut hidup dari para pedagang sebelum diserahkan ke pembeli dalam bentuk belut mati siap masak.

Begini ceritanya :

Belut yang sudah dipilih oleh penjual berdasarkan kesepakatan dengan pembeli langsung di gepuk pake semacam gada kecil dari kayu oleh si penjual di beberapa bagian tubuhnya yang membuat si belut teler kemudian si penjual segera membelah tubuh belut mengeluarkan isinya, mencuci lantas memberikan daging belut yang siap masak dalam kantong plastik pada pembeli.

Buat saya pribadi serem juga karena baru kali ini ngeliat sendiri cara mengolah belut hehehe, sementara si penjual melakukan itu semua dengan mudah tanpa ekspresi perasan apa-apa padahal saya yang hanya melihat dari jauh bergidik karena 'geli' setengah mati.

Apalagi saat melihat sipenjual mengambil belut licin itu dari ember tampak gampang banget deh, padahal saat lomba 17-agustusan kemaren saya sempat melihat para peserta bener-bener kesulitan dalam menangkap seekor belut saja untuk dipindahkan dari satu ember ke ember lainnya.

Hehehehe

Rupanya pepatah lama berlaku di sini si pejual bisa melakukannya karena dia sudah terbiasa melakukannya » 'bisa karena biasa'.

Nah tinggal saya dan team yang harus mulai membiasakan diri dalam berjualan belut untuk menangguk profit dari penjualan belut goreng dan belut penyet di Outlet #Wenmit kami :)

Aseeek...

@sa_murai
samurai jagoan.com
wenmit.com
facebook : samurai jagoan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun