Mohon tunggu...
Samurai Jagoan
Samurai Jagoan Mohon Tunggu... Penulis - Tukang Makan Enak

Seorang Entrepreneur, Tukang Jalan, Tukang Makan Enak, Praktisi & Owner Wenmit Pecel Bento, Penulis Buku, Provokator Entrepreneur, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional di bidang Entrepreneurship \r\n\r\n> HP 0818377811\r\n> FB Samurai Jagoan\r\n> Twitter @sa_murai

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Akibat Emosi, hasilnya bener-bener Gak Bagus

24 September 2013   17:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:27 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi tadi sekitar jam 8 saya sampai di bandara udara Husein Sastranegara Bandung, seperti biasa karena sore nanti saya ada acara seminar Credit Wisdom di Hotel Vio Pasteur.

Karena panitia dari event organizer yang mengundang saya dari awal menyatakan tidak bisa melakukan penjemputan serta menyarankan saya agar naik taxi bandara saja ke hotel maka begitu keluar ruang pengambilan bagasi saya segera menuju ke meja penerimaan pendaftaran taxi.

Oleh petugas saya ditanya tujuannya dan segera saya sebutkan kalo tujuan saya adalah hotel Vio yang ada di jalan pasteur. Petugas segera menyerahkan selembar kupon tarif taxi yang harus saya bayar nanti pada saat saya tiba ditujuan.

Pada lembaran kupon voucer itu tertera angka 40 ribu yang artinya adalah saya harus membayar ongkos taxi sebesar angka yang ada di lembaran voucher yang saya terima itu yaitu 40 ribu rupiah.

Letak pool taxinya kira-kira beberapa meter di luar teras bandara. Terbayang oleh saya apabila musim hujan maka pasti akan kerepotan sekali penumpang yang turun pesawat harus menuju taxi yang akan ditumpanginya.

Saat tadi saja pagi dengan cuaca cerah saya melihat betapa repotnya penumpang yang membawa bagasi banyak saat mendorong troli menuju pool taxi untuk mendapatkan taxi yang akan mengantarkannya keluar bandara.

Sesampainya di depan pool taxi ternyata antrian taxinya begitu kacau nggak rapi berbaris urut dimana yang ada di depan yang akan mengangkut penumpang terlebih dahulu.

Saya gak jelas pengaturannya tapi yang saya lihat ada taxi di urutan ketiga di gerombolan sebelah kiri yang menerima penumpang lebih dahulu sementara taxi-taxi yang ada di depannya masih mengantri.

Tapi nggak terlalu saya pedulikan keruwetan itu, mata mengantuk saya lebih saya prioritaskan daripada saya pake otak saya untuk mikir yang nggak-nggak. Saya akhirnya dapat taxi nomor urut dua di gerombolan sebelah kiri dimana taxi didepan taxi yang saya naiki masih belum diisi penumpang.

Singkatnya perjalan lancar sampai di depan hotel karena memang jarak hotel dengan bandara gak jauh paling sekitar 15 menit jarak tempuh saya itu dalam kondisi lalu lintas kota bandung yang padat di pagi hari.

Permasalahan mulai timbul ketika saya menyodorkan selembar uang 50 ribu pada si pengemudi taxi sebagai pembayaran jasanya dalam mengantarkan saya dari bandara ke hotel.

Si pengemudi mengatakan pada saya kalo gak ada kembalian atas uang 50 ribu itu dengan alasan ini tarikan pertamanya, yup karena memang ongkos sebenarnya 40 ribu jadi si pengemudi harus memberikan kembalian pada saya sebesar 10 ribu rupiah.

Wah langsung naik emosi saya di pagi hari tadi, saya bilang ke si pengemudi kenapa gak bilang dari tadi kalo gak punya kembalian mestinya kan dia tau kalo tarif dari bandara ke hotel di oasteur adalah 40 ribu. Andai dia bilang gak ada saya kan bisa menukar uang di bandara tadi dimana begitu banyak pengemudi taxi dan petugas yang bisa membantu.

Si pengemudi beralasan gak jelas, saya hang sudah terlanjur emosi langsung keluar dengan membanting pintu taxi kera-keras. Saya bergegas mencari watung atau apapun yang bisa saya minta bantuan menukar uang untuk bayar ongkos taxi itu.

Nah gak tau si pengemudi ikut emosi atau tidak tapi saat saya sedang menukar uang di warung berjarak 5 meter tepat di belakang taxi itu tiba-tiba saya melihat taxinya bergerak pergi meninggalkan halaman hotel dan ketika penukafan uang sudah berhasil saya lakukam saya sudah nggak melihat keberadaan taxi tersebut.

Pagi-pagi dah dapat emosi, capek- capek berbegas nyari tukaran uang unguk mbayar malah supir taxinya pergi dengan mobilnya tanpa menunggu saya membayar jasa pengangarannya.

Bener-bener pengalaman gak enak...
Gak dapat apa-apa kecuali dapat emosi yang gak ada gunanya dan masih terasa sampai jam 14 siang ini saat saya menuliskan catatan ini.

Bah.....

@sa_murai
wenmit.com
samuraijagoan.com
FB = samuraijagoan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun