Mohon tunggu...
Samurai Jagoan
Samurai Jagoan Mohon Tunggu... Penulis - Tukang Makan Enak

Seorang Entrepreneur, Tukang Jalan, Tukang Makan Enak, Praktisi & Owner Wenmit Pecel Bento, Penulis Buku, Provokator Entrepreneur, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional di bidang Entrepreneurship \r\n\r\n> HP 0818377811\r\n> FB Samurai Jagoan\r\n> Twitter @sa_murai

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kolaka, Kota yang Tengah Berbenah

20 November 2012   02:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:02 2868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nggak nyangka dan nggak pernah mimpi kalo saya akhirnya bisa mengunjungi kolaka, sebuah kabupaten di provinsi sulawesi tenggara bahkan bisa menginap sampai dua malam di kota itu. Selama ini saya sudah beberapa kali mengunjungi kendari, ibukota sulawesi tenggara tapi belum bisa mengunjungi daerah lain di propinsi itu.

Nah yang lebih serunya pas saya tiba di kolaka masyarakatnya sedang heboh mempersiapkan pilkada, pemilihan gubernur yang ternyata salah satu kandidat terkuatnya adalah putra dari kolaka. Antusias warga untuk berkampanye mempengaruhi warga di daerah lain agar memilih gubernur yang putra kolaka luar biasa, heheehe...

Kolaka ini 3-4 jam perjalanan naik mobil dari kota kendari, jalannya sudah bagus relatif sangat mulus untuk ukuran jalanan di luar jawa, bahkan saya sering menemukan jalan di jawa yang lebih jelek dari jalanan yang saya lalui dari kendari ke kolaka. Karena jalanannya bagus saya bisa tidur nyenyak di mobil selama perjalanan, apalagi jalan yang kami tempuh ini penuh dengan kelokan tajam mengitari perbukitan, kelokannya menurut saya tajam bener sebab belum sempat lurus mobil sudah harus berkelok lagi.

Jalan yang bagus itu diapit oleh jurang yang curam di satu sisi dan dinding bukit yang mudah longsor disisi yang lain. Kalo nggak terbiasa saperti saya pasti akan mabok darat deh akibat kelokan-kelokan tajam itu, jadi saya milih tidur daripada mabok darat, hehehe...

Kolaka merupakan salah satu kabupaten yang perekonomiannya bagus di sulawesi tenggara, ini dilihat dari banyaknya bank plat merah dan bank swasta yang membuka kantor cabang disini. Rupanya situasi itu dikarenakan kolaka merupakan pintu gerbang yang menghubungkan sulawesi tenggara dan sulawesi selatan jika ditempuh melalui jalur darat. Kedua propinsi ini dihubungkan dengan ferry yang ditempuh selama 8 jam dari bone (bajoe) di sulawesi selatan dan kolaka di sulawesi tenggara.

Nah jalur darat ini ramai dilalui oleh warga dari kedua propinsi itu yang punya kepentingan, terutama kepentingan perdagangan. Saking ramainya maka akhirnya di kolaka dibuat lapangan udara yang saat ini baru menghubungkan dua propinsi tadi, jadi warga dari makassar sulawesi selatan yang punya kepentingan di kolaka bisa melaju dengan lebih cepat, berdasarkan informasi yang saya dapat penerbangan dari makssar k kolaka dilayani oleh sebuah maskapai swasta sehari bisa 3x penerbangan. Keren kan itu menurut saya adalah bukti bahwa kolaka ini punya potensi yang bagus.

Hotel-hotel yang ada, yang saya liat di kolaka semuanya jenis hotel jadul yang bentuk dan penampakannya seperti losmen, hehehe... Emang sih lokasinya di tengah kota, strategis banget tapi menurut saya gak asik deh soale dah terbiasa dengan hotel minimalis, hehehe lagi... Alhamdulillah banget, kebetulan ketika saya diundang ke kolaka sudah ada sebuah hotel baru yang relatif modern, serunya lagi hotel ini tepat berada dipinggir pantai dibatasi hanya oleh seruas jalan yang sepi jadi pemandangan yang nampak dari jendela kamar adalah pantai kolaka yang sepi.

Dari pantai di muka hotel saya juga bisa liat pelabuhan ferry-nya karena jaraknya hanya beberapa ratus meter aja, saya juga mudah dan jelas melihat kapal ferry yang berlabuh, yang datang dan pergi disana. Tapi hanya itu saja yang bisa dinikmati di pantai kolaka ini, potensi pariwisatanya keliatan banget lom tergarap.

Di samping pelabuhan ferry ada sebuah taman kecil dimana warga bisa bermain air laut sambil menikmati pantai, tapi hanya itu nggak ada yang lain, di hari sabtu sore saat saya mampir disana selama 1 jam kurang lebih saya lihat remaja, abg dan ibu-ibu muda bersama anak-anak mereka ngobrol di taman itu sambil main ayunan atau seluncuran, ada juga yang bermain air laut. Pantainya dibatasi oleh tembok jadi kalo pingin main air laut harus menuruni beberapa step anak tangga dulu. Air lautnya lumayan kotor oleh sampah (ternyata kalo diamati dari dekat kotor juga) disana hanya ada 1 mini cafe yang menyediakan mie instan, roti bakar dan aneka juice, diluar pagar taman ada gerobak penjual gorengan yang ramai banget oleh pelanggannya.

Tapi cuman segitu aja, andai digarap lebih serius oleh pemda setempat tentu bisa jadi kawasan wisata keren seperti pantai ternate, 'taplau' di pantai padang atau malah jadi seperti pantai losari dimakassar. Saat malam makin gelap, sehabis maghrib maka makin sepi taman itu, agak kesanaaan dikit di ujung ruas jalan yang berbeda tapi masih disekitar pelabuhan ferry berderet warung sari laut suroboyoan dan lamongan (hehehee jauh-jauh ke sulawesi tenggara ketemunya orang lamongan juga) ada juga deretan warung kopi tenda dengan beberapa bangku plastik tapi tetep aja menurut saya kurang seru nongkrong disana makanya saya nggak jadi berehenti dan ngopi-ngopi disitu.

Kota kolaka gelap saat saya berkunjung selama 2 hari disini, lampu jalanan banyak apalagi di jalur utama kota tapi kok nggak dinyalain ya, karena lampu jalanannya banyak yang gak dinyalain jadinya banyak ruas jalan yang gelap gulita. Dan sepertinya hal ini banyak di manfaatkan buat tempat pacaran hehehee, di beberapa tempat gelap itu apalagi yang di pinggir pantai saya liat motor berjajar dengan jarak-jarak tertentu dan di tempat motor berhenti itu tampaklah sepasang manusia asik berdua-duaan, dibeberapa tempat saya liat juga ada mobil sendirian dengan lampu mati yang diparkir di tempat gelap, nggak tau deh kenapa mobil itu berhenti di tempat-tempat gelap yang gak seharusnya ada mobil berhenti dan parkir.

Itu kesan yang saya dapat selama dua malam berkunjung ke kolaka, tempat yang sangat berpotensi yang tinggal disentuh oleh pengusaha-pengusaha kreatif untuk menjadi kota pariwisata yang menyenangkan karena secara sarana transportasi udara dan perbankan sudah mendukung.

Semoga aja kalo saya berkesempatan dapat rejeki untuk bisa berkunjung lagi ke kolaka semuanya sudah lebih terang benderang.

(Berharap banget bisa datang lagi ke kolaka » amiiin)

Hehehehe...

@sa_murai
samurai jagoan.com
wenmit.com
samurai jagoan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun