Pingin rasanya berlama-lama disana, tapi gak asik juga karena disekitar saya semuanya orang pacaran atau bersama pasangan masing-masing. Gak bisa nongkrong juga di situ, padahal waktu baru jam 19.30, warung makannya sepi banget, restonya tutup, hallnya apalagi.
Kalo saya dateng bareng pasangan pasti saya akan lebih betah disana,
hehehe...
Jadi akhirnya pilihan kami adalah meninggalkan pantai itu, padahal hati dan pikiran pinginnya masih mau berlama-lama disana. Jalan keluar dari komplex pantai ternyata gak sebagus jalan masuknya. Lebih gelap dan lebih jelek, bakan bisa dibilang seperti jalanan yang belom jadi.
Eh, yang nggak saya sangka ternyata pintu keluar dari pantai akkarena ini, tepat berada di ujung pintu masuk sebuah perumahan elit, ”waaah kok gak digarap dengan baik ya,” batin saya saat itu. Terasa njomplang banget deh, kawasan mesum berdampingan dengan kawasan elit, hehehe...
Tapi beneran deh, andai saja lampunya lebih terang, andai kata fasilitasnya di jaga, situasi malam di pantai ini akan berasa lebih menyenangkan, karena walaupun saya bukan seorang photographer tapi kawasan pantai akkarena ini cocok banget dijadikan ajang tempat pengambilan foto-foto pre weedding.
Saya nggak sempat balik lagi ke pantai akkarena saat pagi atau sore hari, tapi suatu saat saya pasti balik kesana dan menikmati suasana di pantai ini saat pagi atau sore, nongkrongin matahari yang mau terbit atau terbenam...
Hehehe...
Peluangnya masih terbuka lebar di pantai ini, saya sempat perhatikan hallnya dilengkapi dengan sound dan bahkan ada layar LCD nya, kayaknya bagus juga di pake seminar atau wedding.
Tinggal penggarapannya aja.