Mohon tunggu...
Nur Hasanah
Nur Hasanah Mohon Tunggu... -

MIN I P, MTsN. SMAN 3

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teruslah untuk Mencoba

28 November 2015   01:01 Diperbarui: 28 November 2015   01:39 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua minggu yang lalu aku diberi kabar bahagia karena sesuai dengan yang diharapkan, kebahagiaan itu membuat fikiran berencana dan aura semangat terpancar dalam setiap gerak langkah, selang waktu satu minggu kemudian perubahaan terjadi dengan apa yang disebut kabar juga namun kabar tersebut aku namakan kabar kekecewaan, tidak ada yang langgeng dalam hidup ini semua sementara adanya, ...

Perasaan sedih tidak terbendung, sehingga terkadang perasaan yang terlalu didramatisir, kesedihan yang sepertinya memutuskan untuk mengakhiri hidup, seolah olah kita tidak pernah merasakan yang namanya bahagia ... akhirilah kesedihan dengan mensyukuri yang telah kita dapatkan selama dalam hidup, ...

Hanya perubahan dalam diri kita yang bisa menjadikan hidup ini bernuansa indah dan terlepas dari kesedihan yang menyiksa, namun janganlah malu untuk menangis karena mata juga memerlukan air untuk menjadi lebih jernih melihat ke depan...

Sudah saatnya memikirkan diri sendiri untuk menjadi manusia yang bahagia,  ...tidak ada kata terlambat untuk mencoba, jangan biarkan orang mengasihani kita karena kesedihan yang tidak beralasan, ...

Sebesar apakah aku sanggup melakukan perubahaan yang sudah menjadi prinsip hidupku, aku sangat mematuhi suami sebagai imamku, aku sangat menderita  jika karena keinginanku suami dan anak-anakku menjadi tidak bahagia, aku selalu berusaha tegar dan bahagia pada semua keluarga dan sekitarku, namun apakah mereka bisa menyambut rasa yang kukeluarkan jika dibaliknya terselip kepedihan yang tidak bisa diungkapkan..

Kesendirian terlalu kunikmati, sulit bagi diriku mengisi kekosongan waktuku dengan keramaian dan hura-hura,

Terkadang keinginan melakukan perjalanan jauh untuk mencari variasi dalam hiduppun sulit kulakukan meski kesempatan sudah di depan mata...

Kesempatan jarang diberikan untuk yang kedua kali meski itu bukan tidak mungkin bisa terjadi...

Apa karena pendidikan ku yang cuma tingkat SLTA menyebabkan ilmu dan tingkat emosional sosialku menjadikan aku lebih menikmati kesendirian, ataupun mungkin aku yang tidak bisa menggunakan kesempatan yang telah diberikan, aku mempunyai orang2 yang masih melibatkan diriku dalam candaan mereka, aku mempunyai suami yang bisa kuyakini jadi imam untuk mengantarkan diriku dan anak-anakku ke surga, aku mempunyai ibu dan saudara-saudara yang perhatian denganku, namun perasaan sedih yang sangat sering menghampiri diriku, kemungkinan aku masih belum bisa mengutarakan maksud keinginan yang ada pada diriku, semua tidak akan berlangsung lama, perasaan Syukur Alhamdulillah atas segala kesempatan yang telah diberikan adalah suatu anugerah yang sangat indah...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun