Mohon tunggu...
Samuel Stanleycen
Samuel Stanleycen Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis dengan berbagai cerita

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Mencapai Bengkulu Bersih dari Demam Berdarah

6 Juni 2024   13:12 Diperbarui: 6 Juni 2024   13:29 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencapai Bengkulu Bersih dari Demam Berdarah

Demam Berdarah Dengue atau biasa yang lebih dikenal dengan DBD merupakan penyakit tular vector yang sangat umum ditemukan di negara tropis maupun sub-tropis. 

DBD sendiri ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dengan menularkan virus dengue. DBD memiliki banyak jenis, diantaranya: Demam Dengue Klasik, Demam Dengue Hemoragik, Sindrom Syok Dengue, dan Demam Dengue dengan Komplikasi. Penyakit ini sangat berbahaya jika penanganan yang ada kurang tepat. Nyatanya banyak sekali kasus kematian akibat dari demam berdarah ini.

Pada tahun 2022 dari Januari hingga Agustus tercatat 828 kasus demam berdarah di Bengkulu. Selanjutnya pada tahun 2023 menunjukkan penurunan hingga 48 kasus di daerah Bengkulu. Penurunan ini memang cukup signifikan namun masih berbahaya karena kasus yang ada tetap muncul. 

Data demam berdarah di Indonesia yang telah dikonfirmasi mulai Januari hingga Maret 2024 menunjukkan kenaikan signifikan hingga 3 kali lipat dari tahun sebelumnya. Hal ini dianggap sangat beresiko bagi kesehatan masyarakat. Demam berdarah yang diakibatkan oleh nyamuk Aedes aegypti dikarenakan banyaknya sektor lingkungan yang dapat menjadi habitat nyamuk tersebut.

Aedes aegypti ini dapat hidup pada genangan air dimana mereka akan bertelur pada tempat yang mengandung air bersih. Selain itu, daerah perkotaan akan lebih banyak perkembang biakan nyamuk tersebut dibanding pedesaan. Bak mandi, gentong air, ember, bahkan tempat air minum yang terbuka banyak dijadikan tempat perkembang biakan nyamuk ini. 

Untuk mengurangi resiko demam berdarah ada beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan, seperti: langkah 3M (Menguras, Mengubur, dan Menutup). Langkah ini dianggap sangat baik untuk mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti. Pembasmian larvasida yang menjadi bakal nyamuk juga dapat dilakukan dengan abate. 

Abate akan mengganggu sistem saraf larva nyamuk hingga menyebabkan kematian. Ada juga langkah sederhana seperti penanaman kemangi, daun mint, serai, dan sebagainya di perkarangan rumah. Nyamuk akan tidak menyukai tanaman tersebut karena memberikan aroma yang tidak mereka sukai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun