Mohon tunggu...
Samuel Edward
Samuel Edward Mohon Tunggu... Seniman - Pecinta dunia literatur, pecinta kopi, pecinta satwa khususnya anjing, pecinta alam. Dan semua itu dalam stadium 4 dan grade 4!

Tugas yang kuemban adalah membawa dan membuat mulia nama Bos-ku di mana pun aku hidup, apa pun yang aku lakukan, kepada siapa pun yang aku temui, kapan pun waktu dan kesempatannya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menjaga Harta Karun Kita Bernama "Kemudaan" dengan Olahraga Lari

27 Oktober 2017   23:36 Diperbarui: 27 Oktober 2017   23:36 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kira-kira setengah dekade belakangan, kita, orang Indonesia, menggandrungi olahraga lari. Hal ini menggembirakan. Itu pertanda telah meningkatnya kesadaran akan kesehatan dan gaya hidup sehat. Olahraga sudah mulai disadari sebagai sebuah keniscayaan bagi terjaganya kesehatan dan kebugaran fisik maupun mental. Dan menjatuhkan pilihan kepada lari sebagai salah satu favorit pun sangat bijaksana, mengingat memang berlari termasuk salah satu kegiatan berolahraga yang paling murah, paling gampang dilakukan, dan paling tidak ribet. Tidak perlu peralatan olahraga mahal-mahal dan mewah-mewah, cukup sepatu sport yang nyaman, ringan, dan kuat saja. Berlari pun tidak membutuhkan arena atau lapangan tertentu dan khusus, karena di taman, di kebun, bahkan di trotoar dan di jalan raya pun kita bisa melakukannya. Juga, tidak ada persiapan khusus yang spesifik kalau kita mau berlari, cukup niat yang kuat dan kondisi kesehatan yang tidak sangat buruk saja.

Tetapi, berdasarkan ilmu kedokteran yang pernah saya pelajari, saya punya satu hipotesis tentang kegiatan berlari dalam kehidupan. Bahkan, bukan cuma kehidupan kita, manusia, saja, melainkan pula kehidupan fauna. Hipotesis itu saya bangun seperti ini.

Berlari memang mendukung peningkatan kesehatan dan kebugaran jasmani dan rohani kita. Kesehatan dan kebugaran pun memang membuat kita mampu memiliki vitalitas yang melebihi kapasitas usia. Dengan kata lain, kita terkesan awet muda bila kita sehat dan bugar, berhubung penampilan fisik, postur, mobilitas, dan gestur kita memang menjadi lebih muda ketimbang umur kita. Sebab, umur fisiologis kita memang jadinya lebih muda daripada umur biologis kita.

Namun, ada fakta unik di dalam kehidupan manusia dan fauna. Kedua makhluk ini sama-sama mengalami satu fase di dalam kehidupan, yakni fase anak-anak. Jika kita perhatikan anak-anak, baik manusia maupun satwa, kita akan mudah sekali mendapati bahwa anak-anak itu begitu identik dengan berlari! Tidak dapat dipungkiri, hal ini ada kaitannya ketertarikan anak-anak pada kecepatan, pula erat sekali hubungannya dengan kecenderungan anak-anak untuk terus bergerak secara aktif. 

Kemudian, gampang pula disimpulkan, ketertarikan anak-anak pada kecepatan dan kecenderungannya untuk selalu beranjak secara cepat juga amat didominasi oleh faktor anatomis dan psikologis dari anak-anak itu sendiri. Karena ukuran tubuh dan alat gerak (lengan-tangan dan tungkai-kaki) mereka lebih kecil dan pendek daripada orang dewasa, mereka pun jadinya terdorong secara naluriah untuk bergerak cepat guna mengimbangi kecepatan orang dewasa dalam mengambil sesuatu dan beranjak dari satu tempat ke tempat lain.

Tetapi, khusus dalam hal berlari, ada pengecualian. Walaupun tidak sedang beriringan dengan orang dewasa dan tidak sedang terburu-buru pun, pergerakan anak-anak ketika beranjak pun jauh lebih didominasi oleh berlari ketimbang berjalan. Coba saja perhatikan anak-anak kalau berjalan, baik anak manusia maupun anak hewan/binatang! Setelah berjalan sebanyak empat-lima langkah atau satu-dua meter dengan langkah jalan yang normal, mereka pasti akan segera menggantinya dengan langkah lari sebanyak lebih dari sepuluh langkah atau empat-lima meter! Lalu berjalan normal lagi sedikit, dan langsung kembali berlari lagi. Begitu seterusnya! Biarpun memang langkah lari yang mereka lakukan itu bukan lari cepat atau sprint, hanya sekadar lari pelan dengan langkah pendek-pendek saja, namun langkah tersebut tetap langkah berlari, karena ada momen di mana tubuhnya melayang di udara lantaran kedua kakinya tidak menapak di bumi.

Jadi, hipotesis saya ialah bahwa berlari tidak dapat dipisahkan dari kemudaan! Saat kita berlari, kita tidak hanya membutuhkan semua kapasitas dan kapabilitas yang disediakan oleh kemudaan, namun berlari itu sendiri pun mendorong keluarnya lagi kemudaan kita berikut segala kapasitas dan kapabilitasnya! Ya, berlari membuat kemudaan kita jadi tampak keluar, dan tanda paling valid dari kemudaan kita pun adalah kalau kita berlari!

Ini karena di dalam berlari terkandung dua hal esensial dari kemudaan, dua hal yang menjadi tanda dari kemudaan.

Pertama, di dalam berlari ada kelenturan, kegesitan, kelincahan, dan kecekatanan. Itulah tanda dan juga hal esensial pertama dari kemudaan. Yang perlu kita ketahui, berlari bukan hanya membutuhkan kelenturan, kegesitan, kelincahan, dan kecekatanan tersebut, tetapi juga sekaligus mendorong terbentuknya semua itu!

Kedua, ketika kita berlari, semua organ tubuh kita pun ikut menjadi lebih cepat! Semuanya! Termasuk organ-organ yang bekerja secara otonom. Jantung memompa darah lebih cepat karena memang darah pun mengalir lebih cepat akibat semua sel jadi lebih cepat lagi tuntutan kebutuhan oksigen dan energinya. Karena itu, paru-paru pun bekerja lebih cepat guna menambah kecepatan stok oksigen, dan organ-organ di sistem pencernaan dan sistem metabolisme pun bekerja lebih cepat agar lebih cepat lagi ketersediaan energi yang terkonversi dari zat-zat makanan. Dan karena kerja metabolisme meningkat berkali-kali lipat, sistem kemih kita, khususnya ginjal, bekerja lebih cepat juga berhubung banyaknya sisa metabolit yang harus dikeluarkan.

Dan, yang menarik, seluruh organ pada sistem saraf kita pun menjadi lebih cepat kerjanya karena harus mengomandoi dan mengontrol semua pekerjaan dari seluruh tubuh kita yang memang tengah berlangsung lebih cepat tatkala kita berlari.

Oleh karena itu, ketika kita sedang berolahraga lari, sebaiknya kita melakukannya sembari melatih ketangkasan pikiran kita. Mungkin sambil menganalisis suatu kasus, baik kasus yang memang aktual maupun kasus rekayasa. Atau, ada baiknya juga kita melatih imajinasi kita dengan cara mengarang suatu cerita seru, misalnya. Bukankah berkhayal bebas merupakan sebuah kebiasaan kita juga ketika kecil?

Kita bukan hanya butuh sehat dan bugar. Kita pun butuh tetap aktif, dan semua keaktifan kita itu pun perlu tetap bersifat fleksibel, gesit, cekatan, dan lincah. Baik dari segi jasmani maupun dari segi rohani. Sebab, bukan hanya gestur dan gerakan tubuh kita yang perlu tetap lentur dan lincah; dalam berbicara, menganalisis, berkreasi, berinovasi, dan memutuskan pun kita harus tetap cekatan dan gesit! Dengan begitulah maka kita menjadi tetap awet muda!

Jadi, sangat penting untuk rutin melakukan kegiatan olahraga lari. Tidak usah terpatok dengan waktu: harus lari pagi atau lari sore. Siang-siang di bawah terik matahari pun kita bisa berlari. Malah, justru lebih bagus, karena tubuh dan mental kita dilatih untuk bertahan di bawah tekanan yang lebih besar lagi.

Yang juga perlu kita perhatikan saat kita berolahraga lari, kita pun seyogyanya berlari sebagaimana anak-anak berlari. Artinya, tidak sebentar-sebentar berhenti atau sebentar-sebentar berganti gerakan kaki dengan jalan normal. Boleh berhenti atau berganti ke jalan normal, asal setelah kita cukup lama dan cukup jauh berlari. Itu pun tidak boleh lebih lama dan lebih jauh daripada lari kita sebelumnya. Umpamanya, kita berlari selama sepuluh menit atau sejauh seratus meter, kalau sesudah itu kita mau berhenti atau berjalan normal sejenak, maka sebaiknya itu tidak lebih dari satu menit dan jalan normal kita itu tidak lebih dari dua puluh meter. Setelah itu, kita harus meneruskan lagi berlari, sampai jangka waktu atau jarak yang sudah kita komitmenkan di awal.

Kita pun tidak boleh terpatok pada anggapan bahwa olahraga lari itu berarti harus lari cepat atau sprint. Memang, ada bagusnya, di dalam kegiatan olahraga lari kita, kita sisipkan juga sedikit waktu dan jarak untuk sprint. Tetapi, bukan lari cepat itu yang menjadi pokoknya. Pokoknya, hanya lari saja!

Dan olahraga lari yang bukan lari cepat itu lebih enak lagi kalau kita lakukan secara beramai-ramai. Apalagi di dalam suatu event atau lomba, seperti Mandiri Jakarta Marathon 2017, yang akan digelar pada hari Minggu, 29 Oktober 2017, mendatang! Di sana ada lari maraton utuh (42.195 meter), lari maraton setengah (21.097,5m), lari 10K (10.000m), dan lari 5K (5.000m) untuk remaja dan orang dewasa. Juga ada lari khusus untuk anak-anak yang berusia 5 sampai dengan 10 tahun (yang diberi nama lari maratoonz) sejauh 1.000 meter.

Sayangnya, pada hari itu, saya ada urusan di luar Jakarta yang tidak bisa saya tinggalkan. Lagipula, saya terlambat mengetahui event ini. Namun, agaknya, sebagaimana tersirat dalam situs penyelenggaranya, http://thejakartamarathon.com, ajang Jakarta Marathon ini diadakan tiap tahun. Jadi, kalau Anda juga seperti saya, terlambat tahu acara Jakarta Marathon tahun ini atau ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan pada hari-H, mari kita sama-sama usahakan untuk ikut berpartisipasi tahun 2018 nanti supaya kita bisa sama-sama menjaga harta karun "kemudaan" kita di sana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun