Mohon tunggu...
Samuel Edward
Samuel Edward Mohon Tunggu... Seniman - Pecinta dunia literatur, pecinta kopi, pecinta satwa khususnya anjing, pecinta alam. Dan semua itu dalam stadium 4 dan grade 4!

Tugas yang kuemban adalah membawa dan membuat mulia nama Bos-ku di mana pun aku hidup, apa pun yang aku lakukan, kepada siapa pun yang aku temui, kapan pun waktu dan kesempatannya.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menjelajahi dan Belajar dari Skandinavia dengan Perangkat Elektronik yang Tepat

10 Desember 2016   20:33 Diperbarui: 10 Desember 2016   20:35 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: https://electronic-city.com/)

Terdiri dari tiga negara, yakni Swedia, Norwegia, dan Finlandia, wilayah Skandinavia menempati belahan paling utara dari benua Eropa. Malah, juga sudah masuk bagian Kutub Utara. Itu artinya, Skandinavia termasuk daerah paling dingin di muka bumi. Cukup jauh perbedaannya dengan Indonesia yang temperaturnya sangat hangat karena berada di daerah tropis dan tepat melingkari Katulistiwa.

Dari segi genetika, ketiga bangsa dari ketiga negara Skandinavia tersebut bisa dikatakan relatif sangat erat kekerabatannya. Sama-sama masih keturunan bangsa Viking. Dengan kata lain, tingkat homogenitas ketiga bangsa penghuni ketiga negara Skandinavia itu relatif tinggi sekali. Dan ini berkebalikan dengan kita, orang Indonesia, di mana sebagai satu bangsa saja, tingkat heterogenitas atau ke-bhinneka-an kita yang justru amat tinggi.

Semua kontras tersebut tentunya sudah luar-biasa menarik. Sudah lebih dari cukup sebagai alasan eksplorasi. Namun, yang membuatku penasaran bukan hanya itu. Ada banyak berita yang kudengar tentang ketiga negara Skandinavia. Khususnya, perihal segala predikat “ter-” atau “paling” yang disandang masing-masing negara. Aku benar-benar sangat ingin membuktikannya sendiri.

Swedia merupakan negara yang penduduknya dipandang relatif memiliki tingkat kebahagiaan tertinggi di dunia. Semua rakyatnya, tanpa terkecuali, hidup layak dan sejahtera. Dan, yang menjadi tolok-ukur paling menentukan dalam mengukur kebahagiaan itu adalah kelayakan hidup kaum lanjut usia (lansia) dan difabel. Nah, di negeri pesepakbola Zlatan Ibrahimovic ini, sarana dan prasarana penunjang hidup untuk kedua golongan masyarakat yang bersangkutan konon sangat memadai.

Ketika kemudian beralih ke Norwegia, aku bakal menjumpai sebuah negeri dengan jumlah pulau terbanyak nomor satu di dunia. Aku cukup kaget mengetahui fakta ini. Kukira, dan barangkali juga sebagian besar orang di dunia pada umumnya dan di Indonesia khususnya beranggapan, Indonesia-lah yang menempati rangking satu untuk urusan banyak-banyakan pulau, mengingat nama aliasnya saja “Nusantara”, Negeri yang Tersusun atas Pulau-pulau. Bahkan, juara keduanya pun bukan kita, melainkan Kanada. Jumlah pulau kita hanya terbanyak ketiga di dunia.

Namun, selain menjadi juara dalam hal kepemilikan pulau, Norwegia ternyata unggul pula soal keamanan dibandingkan semua negara di dunia. Maka, itu berarti, negara yang beribukotakan Oslo tersebut memiliki tingkat kriminalitas, angka kecelakaan lalu-lintas, dan jumlah bencana yang relatif paling kecil di dunia.

Berikutnya, tentu saja tinggal Finlandia. Keistimewaan negeri ini cukup banyak. Salah satu yang paling menonjol adalah pamornya sebagai negara dengan mutu pendidikan terbaik di dunia. Tak mengherankan, negeri ini pernah menghasilkan telepon selular (ponsel) terlaris di pasaran dunia sebelum era Android.

Kesimpulannya, Skandinavia memiliki eksotika alam yang tiada tara, kualitas sumber daya manusia yang bukan-main hebat, dan standar mutu kehidupan yang tak tertandingi. Bukankah itu semua sudah lebih dari cukup sebagai syarat untuk wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, dan eko-wisata, di samping tentunya juga untuk wisata kuliner dan wisata belanja?

Tetapi, buat apa berwisata apabila tidak ada tindakan pengabadian? Seluruh momen berharga selagi kita berwisata patut diabadikan. Apalagi, kalau sepertiku, berwisata sembari mengemban misi menggali kebaikan dari negeri dan masyarakat yang berada di tempat aku berwisata. Jelas, lebih mendesak lagi semua momen, sekecil apapun, untuk diabadikan karena keberhargaannya yang tak tergantikan.

Jadi, ada beberapa alat elektronik yang wajib kubawa manakala kelak aku menjelajahi Skandinavia. Yaitu ponsel pintar, handycam, kamera digital, dan komputer jinjing/laptop.

Dengan demikian, aku bisa merekam pelbagai kondisi kehidupan yang mencirikan kebahagiaan masyarakat Swedia. Aku juga jadi dapat mengabadikan gambar pulau-pulau Norwegia yang banyak itu. Serta akan kurekam juga bagaimana sebenarnya situasi negeri yang relatif sangat aman itu. Juga bisa menangkap aktivitas belajar-mengajar dan kegiatan studi lainnya yang dilakukan para pelajar dan mahasiswa Finlandia. Semua itu pastinya akan kubuat dalam bentuk audio-video maupun foto. Itulah gunanya membawa handycam dan kamera digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun