"Ya udah lah.."
Untuk diketahui, bahwa Bus Sinabung Jaya adalah salah satu angkutan umum yang sangat dikenal (paling tua) oleh masyarakat Karo untuk melakukan perjalanan ke Kota Medan maupun sebaliknya.
Belakangan hari saya coba cross-check dari berbagai informasi, salah satunya di laman medan-tempoe.blogspot.com, ternyata Sinabung Jaya pertama kali beroperasi di tahun 1967. Mungkin yang dimaksud kakek saya adalah Bus PMG (Perusahaan Motor Gunung), cikal bakal Sinabung Jaya di kemudian hari.
Selama berhari-hari kapal harus berhadapan dengan gelombang yang sangat tinggi, seolah-olah kapal siap ditelan oleh ganasnya Samudera Hindia. Menurut kakek, sebelum mereka mencapai Pulau Andaman dan Nikobar, kapal sempat singgah di Birma (Myanmar).
Saya kemudian mencari tahu, dulu kakek naik kapal model apa ya ketika dibawa ke Andaman dan Nikobar? Berdasarkan penelusuran di Wikipedia, dugaan saya kapal tersebut kemungkinan bernama Taiyo (1941-1944), Chuyo (1942-1943), atau Unyo (1942-1944).
Kapal ini termasuk jenis escort carrier (pengangkut pengawal) dengan bobot 17,830 tonnes. Tidak diperoleh informasi apakah kapal jenis ini pernah singgah di Sumatera (Pelabuhan Belawan) pada masa itu. Wikipedia hanya menjelaskan bahwa kapal jenis ini semuanya sudah tenggelan (all sunk).
Tak jarang ketika pesawat militer Inggris dan sekutunya menyerang markas Jepang di sana, kakek saya dan pejuang di sana harus segera bersembunyi di lubang-lubang di bawah tanah tersebut. Banyak tentara yang gugur dalam setiap pertempuran. Namun kakek saya selamat.