Sekarang ini seringkali digunakan kata-kata "Jangan Ya dek Ya..." dalam media-media sosial. Kata-kata "Jangan Ya dek Ya..." ini digunakan sebagai bentuk candaan yang bersifat larangan. Dapat dilihat pada berbagai media sosial, contohnya seperti TikTok. Ketika membuka TikTok, terkadang muncul trend dimana kata-kata ini digunakan untuk melarang sesuatu dari suatu perbuatan orang lain.
Tampaknya penggunaan kata-kata "Jangan Ya dek Ya..." menjadi suatu kebiasaan bagi warga-warga netizen untuk melarang tindakan seseorang. Apabila ditinjau kembali, apakah penggunaan kata "Jangan Ya dek Ya..." akan memengaruhi kehidupan bermasyarakat.
Dapat dilihat bahwa orang-orang yang sering menggunakan kata "Jangan Ya dek Ya..." mengganggu orang-orang disekitarnya. Hal ini dapat mengganggu orang lain karena kata-kata yang sama diulang berkali-kali, nada yang digunakan untuk mengatakan "Jangan Ya dek Ya..." juga diayun, sehingga membuat orang kesal. Tetapi secara keseluruhan, kata-kata ini tidak akan terlalu mempengaruhi kehidupan bermasyarakat, karena sekali lagi, kata "Jangan Ya dek Ya..." digunakan sebagai bahan untuk bercanda.
Kata-kata ini menjadi bahan candaan untuk orang-orang media sosial atau bisa dibilang sebagai meme. Kata-kata ini dapat digunakan sebagai pencair suasana pada saat membicarakan hal-hal yang serius. Contohnya seperti dibawah ini...
Jadi kata-kata ini banyak digunakan netizen hanya sebagai bahan candaan, ataupun hanya untuk mengejar ketinggalan trend.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H