Mohon tunggu...
Samuel Luhut Pardamean S
Samuel Luhut Pardamean S Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

" Cintailah apa yang anda Cintai, karna Cinta itu Kebenaran" - Samuel LPS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Suka DEBM

7 Oktober 2024   21:48 Diperbarui: 7 Oktober 2024   23:19 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku suka DEBM

Apaan sih nyebelin tau, kata seorang gadis keturunan arab. Ia cantik, tinggi dan putih. Badan nya besar dan mengeluarkan aroma yang tak pernah dilupakan oleh pria itu, tertegun ia sejenak.
 Hmm, apa dia inget ya sama aku.


Tanya gadis arab itu merona penuh kerinduan,
Aku temen SD nya, aku inget kok dia. Dia baik, aku suka sama dia dari kecil. Andai yaaa, harapku memikirkannya.
Aku melihatnya, ini nyata kadang bikin aku gugup. Padahal cuman terhubung, aku seneng banget bisa liat dia.


 "Itukan Mala," kataku dalam hati melihat Mala, "cantik dia" kagum ku melihat senyumnya, aku pun tersenyum melihat pria itu terpesona kepada gamis manis berhidung mancung itu. "Andai" khayal ku tentang apa yang kulihat.


Waktu terus berjalan, disetiap kegiatanku kusibukkan diriku menikmati keterhubungan masa dan waktu dengannnya.

Saat itu disore hari, aku sedang sibuk bercakap-cakap dengan ibuku.

 Terdengar suara dari seorang pria yang melintas dengan motornya memanggilku, hatiku cukup penasaran. Rasanya suara itu tak asing bagiku, aku cukup antusias terhadap hal itu. Hingga seorang pria datang bersama temanya yang gendut datang.


"E-e." Aku terkejut dengan sambutan seorang pria yang tak asing lagi bagiku, dia datang. Seorang pria yang selama ini kuperhatikan secara terhubung. Aku diam agak kaku, rasanya aku gugup. Huh, hela nafasku mengarapkan pertolongan Tuhan.


 Mungkin pria itu melihat wajahku yang merona, tapi aku malu dan sebelum ia tiba kututupi wajah ku dengan masker.


"Temen sd kan?" tanyaku ke pria itu, seakan aku baru melihatnya. Aku gugup baru kali ini lagi ketemu langsung, sama sih seperti terhubung cuman rasanya beda.


"Eh iya, masih inget?" jawab pria itu dengan manis, kelihatannya dia tersipu malu. Eh masa sih? Kataku sesaat dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun