Business risk adalah pendapatan kita dimasa depan itu mengalami fluktuasi. Business risk ini tidak dipengaruhi oleh kebijakan pendanaan, jadi mau darimanapun sumber pendanaan itu tidak mempengaruhi business risk, mau pinjam atau modal sendiri tidak berhubungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi business risk :
- Ketidakpastian tentang permintaan produk (demand) / sales
- Ketidakpastian tentang harga produk
- Ketidakpastian tentang biaya produksi
- Produk, dan liabilitas lainnya
- Keterkaitan antar produk / Operating leverage
Operating Leverage adalah penggunaan fixed cost yang lebih besar daripada variable Cost, sehingga risikonya tinggi. Karena ketika permintaan turun, maka perusahaan tidak bisa mengurangi biaya, karena penggunaan fixed cost yang sifatnya tetap, sehingga mempunyai operating leverage yang tinggi. Namun sebaliknya, jika variable cost > fixed cost, maka risikonya kecil.
Efek dari operating leverage adalah semakin banyak operating leverage membuat business risk naik, penurunan penjualan yang sedikit saja bisa membuat profit turun drastis. Jika kita menaikkan operating leverage (fixed aset), maka risiko juga akan naik.
Finansial leverage adalah penggunaan hutang dan preferred stock. Sedangkan Finansial risk adalah tambahan risiko yang ditanggung oleh pemegang saham biasa sebagai hasil dari finansial leverage. Sehingga Finansial Leverage adalah risiko yang ditanggung pemilik saham biasa karena menerbitkan hutang dan preferred stock (dividen).
Business risk bergantung pada faktor bisnis seperti kompetisi antar pebisnisnya, liabilitas produk, dan operating leverage. Sedangkan Finansial risk hanya bergantung pada tipe surat berharga yang diterbitkan untuk mendapatkan dana (preferred stock dan hutang), semakin banyak hutang semakin banyak risiko, serta berkonsentrasi pada business risk untuk pemegang saham.
Perusahaan yang meningkatkan ROE dengan berhutang, (keuntungan bisnis) BEP harus lebih besar (>) dari kd (beban bunga). Karena, jika kd > BEP, maka beban bunga akan lebih tinggi daripada pendapatan operasi, sehingga harus menutup bunga hutang itu terlebih dahulu. Ketika hutang meningkat, TIE (Time Interest Earn) akan menurun, karena EBIT (Earning Before Interest and Tax) tidak dipengaruhi oleh hutang, dan beban bunga meningkat.
Jadi, BEP (Basic Earning Power) tidak dipengaruhi oleh finansial leverage. ROE bagi perusahaan yang Leverage akan lebih besar, karena BEP > kd. Semakin tinggi pendapatan yang diharapkan, maka semakin tinggi pula risikonya.
Optimal Capital Structure
Capital Structure (campuran dari hutang, preferred stock, dan saham biasa) yang memungkinkan harga perusahaan (P0) paling maksimal. Ada trade off antara ROE yang diharapkan lebih besar, dengan risiko yang lebih besar juga. Target capital structure adalah campuran dari hutang, preferred stock, dan saham biasa yang membuat perusahaan menaikkan capital.
EPS adalah Earning Per Share yaitu berfungsi sebagai Rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Sedangkan TIE adalah Times Interest Earned yang digunakan sebagai informasi bagi investor tentang seberapa baik bunga tahunan yang dapat dibayarkan oleh suatu perusahaan dan apabila TIE naik maka harga saham ikut naik. Dan pada dasarnya perusahaan yang memiliki hutang itu keuangannya sehat-sehat saja dalam artian pemilik perusahaan bisa melakukan investasi di tempat lain. Dan Ketika dia hanya memiliki saham 50% maka EPS perusahaan bisa naik. Cost of dept adalah Bunga yang harus dibayarkan dari pinjaman yang kita pinjam. Walaupun modal sendiri memerlukan Cost of Equity.
Efek dari peningkatan utang terhadap cost of equity bagi perusahaan adalaha adanya peningkatan resiko perusahaan, dan juga menaikkan cost of equity atau modal. Menghitung Ks berdasarkan Kd dari The Hamada Equation. Beta adalah tingkat responsive sesuatu atas perubahan yang lain. Contohnya adalah Beta dari perusahaan leverage = Beta dari perusahaan unleveraged dikalikan dengan 1+(1-tax) dikali dengan Debt/Equity. Rumus dari Ks adalah bunga bebas risiko (Krf) ditambah dengan Km-Krf dikali dengan Beta Leverage. Semakin besar hutang maka Kd dan Ks naik. Tujuan dari mempelajari ini adalah untuk mencari optimal capital structure.
Cara mencari ada 2 cara yaitu meminimumkan WACC atau Weighted Average Cost of Capital dan memaksimalkan Stock price. WACC adalah gabungan antara debt dengan Equitas yang sering disebut sebagai berapa rata-rata modal atau berapa rata-rata biaya dana yang digunakan oleh perusahaan baik uang dari meminjam maupun dari modal sendiri. Ataupun memaksimalkan harga saham di pasar. Karena harga saham akan naik seiring dengan kombinasi struktur modal paling optimal di perusahaan. Cara mencari WACC adalah dengan misal contohnya adalah memiliki modal 2.000.000 dan Pinjaman adalah 500.000 dengan ratio 37.50 dan Equity ratio 75.00, Ks 13.20, dan Kd adalah 5.40. cara dari menghitungnya adlaah dengan mencari persenan dari Amount borrowed dari modal yaitu 25% dikali dengan 5.40 atau Kd. Ditambah dengan equity ratio 75% dikali dengan Ks 13.20. Dan hasil yang didapat adalah 11.25 WACC dimana itu adalah WACC paling minimun yang akan menjadi Leverage yang paling optimum. Maximum EPS adalah 3.90 disaat meminjam 1.000.000. namun risiko yang dijalani perusahaan terlalu besar Ketika Debt/Asset adalah 50%. Dari contoh diatas maka kita dapat mendorong EPS dengan mendorong pembiayaan dengan utang, namun jika digunakan terus maka increase dari leverage akan lebih besar dari benefit dari naiknya EPS. Ketika perusahaan menghadapi risiko bisnis yang lebih kecil dari perkiraan, maka perusahaan akan menggunakan banyak hutang, namun Ketika suatu perusahaan menghadapi risiko yang lebih besar dari ekspetasii awal, maka lebih baik mengurangi penggunaan hutang.
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam menghitung target capital structure :
1. Memperhitungkan debt ratio
2. Memperhitungkan TIE dari beberapa scenario
3. Penilaian rating
4. Cadangan pinjaman
5. Pengaruh struktur financial
6. Struktur asset
7. Beban pajak
Serta apa saja yang dipengaruhi oleh Target Capital Structure antara lain :
1. Stabilitas penjualan
2. Leverage operasi yang tinggi
3. Kenaikan tarif pajak badan
4. Kenaikan tarif pajak pribadi
5. Kenaikan biaya kebangkrutan
6. Manajemen menghabiskan banyak uang untuk tunjangan mewah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H