Gambar atau foto merupakan salah satu bentuk pesan non-verbal berupa peristiwa maupun kejadian yang ditangkap oleh kamera. Namun juga bisa menjadi pesan verbal apabila dalam foto tersebut terdapat kata-kata yang menjelaskan tentang foto tersebut. Tentu dalam kehidupan kita sehari-hari foto sangat mudah di jumpai melalui hal yang paling dekat dengan kita yaitu media sosial. Termasuk dalam mengakses informasi dengan membaca media massa seperti berita online tentu foto sudah sangat mudah ditemukan.
Dari beberapa foto-foto yang sering kita jumpai tidak semua foto dapat dikategorikan ke dalam foto jurnalistik ataupun foto berita. Karena untuk menjadi sebuah foto jurnalistik perlu diperhatikannya berbagai aspek yaitu aspek pemberitaan seperti bagaimana foto tersebut menjelaskan keadaan yang terjadi.
Foto-foto yang terdapat pada media massa kini tidak hanya menjadi sebagai pelengkap lagi maupun sebagai ilustrasi kejadian tersebut. Namun foto kini membuat sebuah media massa menjadi lebih lengkap, akurat dan menarik, karena foto digunakan sebagai media komunikasi juga kepada audiens.
Foto yang terdapat dalam media massa haruslah foto yang mengandung informasi, bisa mengambarkan kejadian ataupun peristiwa yang sedang terjadi, dan tentunya foto tersebut harus menarik agar audiens , karena foto menjadi sesuatu yang menarik untuk orang lebih ingin mengetahui tentang informasi atau berita tersebut.
Pengertian Foto Jurnalistik
Foto Jurnalistik memiliki dasar di kata "Jurnalistik" yang kemudian foto jurnalistik dapat di artikan sebagai menciptakan foto yang ditujukan untuk menceritakan sebuah peristiwa ataupun kejadian. Yang membedakan fotografi jurnalistik dengan bidang-bidang fotografi lainnya yaitu ketepatan waktu, objektivitas, dan narasi. Yang pertama yaitu ketepatan waktu, foto memiliki makna dari konteks kapan foto atas sebuah peristiwa atau kejadian diambil.Kemudian ada objektivitas, objektivitas adalah bagaimana foto yang ditampilkan harus merupakan situasi yang sama dengan realita yang ada.Â
Seorang jurnalis foto harus siap dengan segala situasi seperti dimana kebakaran,kerusuhan dan perang sedang terjadi. Jurnalis tersebut harus mampu membuat keputusan secara cepat serta juga membawa peralatan fotografi di keadaan-keadaan yang berbeda dari fotografer-fotografer lain. Fotografer lain seperti fotografer wedding juga adalah orang yang merekam kejadian yang terjadi dan juga dapat mengunggahnya ke media masssa, namun istilah jurnalistik foto yang dimaksud lebih kepada istilah reportase.
Dalam foto jurnalistik juga terbagi menjadi berbagai jenis yang tentunya fungsinya juga berbeda-beda.Yang pertama yaitu ada spot news, yaitu berisikan hanya satu saja foto yang menampilkan suatu peristiwa yang berdiri sendiri, seperti fenomena kebakaran maupun fenomena bencana alam.Â
Kemudian ada foto human interest yang merupakan adalah potret yang memperlihatkan realita kehidupan sehari-hari yang tidak selalu harus menyajikan foto yang hangat dan aktual. Â Tapi foto human interest lebih ingin memperlihatkan bagaimana kehidupan yang terjadi seperti contohnya kolong jembatan yang menjadi tempat tinggal para gelandangan.Â
Yang berikutnya ada foto essay, foto sequence dan picture story, yang ketiganya merupakan kumpulan dari beberapa foto yang membentuk sebuah cerita. Foto dari peristiwa-peristiwa yang ada akan disusun menjadi sebuah urutan yang akan menghasilakn sebuah cerita.Â
Yang terakhir yaitu moment atau peristiwa, dalam jenis foto ini adalah dimana sebuah gambar menangkap sebuah peristiwa yang sangat langka dan tidak bisa di ulangi. Untuk menciptakan foto seperti ini memang diperlukan adanya keberuntungan karena peristiwa tersebut tidak dapat diketahui kapan akan terjadi. Dengan foto seperti ini lah yang akan membedakan hasil karya antara jurnalis dengan jurnalis lainnya.Â
Foto Jurnalsitik di era digital
Di era digtal ini dimana teknologi dan internet telah sangat berkembang, banyak sekali muncul media online baru yang sudah sangat banyak jumlahnya. Saat ini arus penyebaran berita telah sangat cepat dan dinamis, kecepatan itulah yang menjadi suatu hal yang sangat penting pada dunia jurnalistik saat ini. Dengan perkembangan teknologi kamera yang juga melahirkan fotografi digital membuat foto sangat mudah di pindahkan dari satu tempat ke tempat lain.
Kompetisi jurnalistik saat ini juga semakin marak dimana seluruh media berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik. Namun hal tersebut menjadi tekanan bagi para jurnalis untuk bagaimana cara dapat menyajikan berita secara cepat dan aktual.
Sementara itu untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan yang terjadi, seorang jurnalis dituntut untuk memahami dasar-dasar dalam dunia fotografi yang terkhususkan mereka yang menangani website. Karena agar lebih memahami bagaimana lay out berita yang lebih cocok untuk digunakan. Dalam web resolusi foto juga menjadi suatu hal yang harus diperhatikan karena dengan resolusi foto tersebut maka browser akan lebih lambat dalam membuka gambar tersebut.
Di masa lalu seorang fotografer masih harus pergi ke bandara hanya untuk mengirimkan foto melalui cargo. Namuns saat ini foto dengan mudah dikirim kemanapun yang kita mau. Serta saat ini juga penyimpanan foto berbentuk digital lebih mudah dan dapat langsung diolah juga secara cepat.Â
Namun dengan segala kemudahan yang ditawarkan teknologi saat ini membuat banyak yang salah dalam menggunakan teknollgi tersebut. Seperti munculnya beberapa foto-foto editan yang kemudian menimbulkan kontroversi di dalam masyarakat.
Oleh karena itu untuk menjagaa nilai-nilai jurnalistik pengeditan foto untuk kepentingan jurnalistik akan di batasi dengan beberapa macam aturan. Berikut ini adalah beberapa hal-hal yang diperbolehkan :
1. Koreksi Warna
Koreksi warna hanya boleh digunakan agar foto tersebut bisa terlihat lebih jelas namun tidak untuk memanipulasi sesuatu.
2. Burning
Burning yaitu membakar bagian-bagian foto yang terlihat gelap agar lebih cerah sehingga objek dapat terlihat jelas.
3. Koreksi distorsi lensa
Hal ini diperbolehkan karna hal ini kerap terjadi karena foto yang dihasilkan tidak berukuran normal akibat penggunaan lensa. Kasus yang kebanyakan terjadi adalah dimana objek menjadi bulat maka diperlukannya editing agar objek dapat terlihat normal.
4. Menghilangkan noda
Menghilangkan noda dapat dilakukan bila dalam foto tersebut terdapat noda cacat yang menganggu.
5. Dodging
Dodging adalah kegiatan untuk menormalkan kembali kondisi cahaya agar tampak normal.
6. Titik fokus
Titik fokus digunakan untuk memfokuskan suatu objek sehingga objek sekelilingnya blur.
7. Optimalisasi file
Opatimalisasi file digunakan untuk membuang objek-objek yang tidak perlu.
8. Menghilangkan cahaya yang menyilaukan
Kadang dalam menangkap momen kita luput untuk memperhatikan settingan kamera kita karena ada momen yang harus kita kejar sehingga hasil yang didapatkan kadang memang terlalu terang. Dengan ada cahaya tersebut maka akan menganggu sehingga perlu dihilangkan hal tersebut.
9. Pencahayaan keseluruhan
Pencahayaan keseluruhan digunakan untuk mengatur segala cahaya yang ada supaya cahaya yang ada bisa seimbang.
10. Menghilangkan mata merah
Mata merah sering terjadi kepada objek manusia yang saat difoto menggunakan flash. Dengan software editing hal tersebut dapat diakali sehingga foto yang dihasilkan akan tetap terjaga keindahannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H