Mohon tunggu...
Samuel Benedickson
Samuel Benedickson Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Suka membaca, olahraga, bermain catur

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Potensi Besar Bubarnya Koalisi Perubahan

12 Januari 2023   10:55 Diperbarui: 12 Januari 2023   11:52 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sejak awal deklarasi bakal calon presiden Anies Baswedan dari Partai Nasdem sudah menunjukkan tanda-tanda keanehan alias tak wajar. 

Bagaimana bisa terjadi, Nasdem sendiri mendeklarasikan bakal calon presidennya tanpa dihadiri dan tanpa persetujuan partai yang akan diajak berkoalisi, yakni Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), pada hal Nasdem sendiri tidak cukup suara atau jumlah kursi di DPR untuk mengusung sendiri pasangan calon presiden/wakil presidennya pada pemilu 2024 nanti. 

Bukankah pasangan capres dan cawapres merupakan satu paket yang tidak dapat ditentukan oleh satu partai, kecuali Partai PDI Perjuangan yang memiliki wakil lebih dari 20 % kursi di DPR RI?

Kemudian pada deklarasi tersebut, ketua umum Partai Nasdem Surya Paloh, memyebutkan, bahwa bakal calon wakil presiden ditentukan oleh bakal calon presiden sendiri, yaitu Anies Baswedan. Lagi-lagi ini juga suatu keanehan. Sejak dideklarasikan sebagai bakal calon presiden, Anis Baswedan sudah berkelana ke seluruh penjuru tanah air untuk memperkenalkan diri sebagai bakal calon presiden 2024 dengan berkedok safari politik. Hal ini dapat dikatakan sebagai"kampanye off side" sebab belum terdaftar sebagai calon presiden.

Sejatinya, bahwa bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden ditentukan oleh partai atau gabungan partai-partai. Seharusnya Partai Nasdem terlebih dahulu mengambil kesepakatan dengan Partai Demokrat dan PKS untuk menentukan bagaimana mekanisme pencalonan bakal capres maupun bakal cawapres, kemudian secara bersama-sama menetapkan siapa yang bakal diusung nantinya.

Di sisi lain Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kelihatannya sangat berambisi untuk mendapatka restu sebagai bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan.

Bahkan AHY menginginkan deklarasi koalisi partainya satu paket dengan deklarasi calon presiden dan calon wakil presiden.

Di lain pihak Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga menginginkan kadernya, Amad Heryawan alias Aher mantan Gubernur Jawa Barat disandingkan dengan Anies Baswedan. Kedua partai ini, PKS dan Demokrat mempunyai keinginan yang sama, sama-sama menginginkan kadernya yang menjadi bakal calon wakil presiden. 

Hal ini sangat berpotensi, bahwa Koalisi Perubahan tidak akan teruwjud. Sementara di pihak lain Partai Nasdem, sepertinya tidak menghedaki keduanya menjadi calon wakil presiden. Salah satu saja dari partai ini PKS atau Demokrat mengundurkan diri dapat dipastikan, koalisi Perubahan akan bubar alias tak pernah ada. Dengan sendirinya Anies Baswedan tidak jadi calon presiden 2024.

Memang kalau dikaji lebih mendalam, jikalau hal ini terjadi tidak ada ruginya bagi Partai Nasdem, sebab jadi atau tidaknya Anies Baswedan sebagai calon presiden tidak berdampak signifikan terhadap perolehan suara Nasdem di DPR RI. Ketiga partai, baik Nasdem, Demokrat maupun PKS sudah mempunyai pendukungn loyalisnya masing-masing.

Pencalonan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden secara sepihak oleh Nasdem lebih bersifat spekulatif dengan harapan akan mendulang suara yang lebih besar di DPR RI. Anies Baswedan dimanfaatkan sebagai "bintang iklan" bagi Partai Nasdem. Jika Anies Baswedan gagal diusung sebagai calon presiden akibat tidak teruwjudnya Koalisi Perubahan, maka Nasdem akan berpendapat : "apa boleh buat" kami sudah berupaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun