Ada yang bergantian dengan supir tambahan, ada pula yang 100% menggunakan supir gajian. Lalu kenapa lebih menarik dan besar omsetnya walau sama-sama digaji? Ternyata dukungan teknologi dan sistem tadi membuat efisiensi harga lebih pasti sehingga pembagian komisi lebih terasa fair baik kepada konsumen, supor dan pemilik. Tidak ada yang merasa dirugikan. Bahkan ada kecenderungan sekarang pembelian mobil lebih diarahkan untuk tujuan taksi online juga selain menjadi kebutuhan transportasi keluarga sehari-hari.
Saya belum bisa memberikan angka yang pasti, namun jumlah mahasiswa yang nyambil jadi supir taksi semakin banyak dan memanfaatkan baik mobil sendiri maupun mobil teman yang digunakan bergantian. Ternyata pendapatan mereka mampu memberikan pendapatan yang signifikan untuk mahasiswa yang sedang kuliah. Contoh ekstrim lainnya dimana suami istri bergantian menjadi supir taksi online. Ternyata cara ini banyak membantu menutup cicilan kredit bulanan sehingga tidak memberatkan pengeluaran keluarga. Jadi, sudah punya mobil sendiri yang mampu dicicil tiap bulan plus bisa dapat uang tambahan menjadikan taksi online menarik perhatian banyak orang. Sampai kapan kebutuhan sepeeri ini bisa dibendung? Apakah pemilik mobil perorangan tidak bisa mendapatkan uang tambahan? Hanya perusahaan saja? Adilkah ini?
Penutup
Dari beberapa bahasan diatas, saya berkesimpulan bahwa keputusan batas tarif untuk taksi online hanya membuat masalah baru saja karena masalah utama yaitu ketiadaan sarana transportasi yang memadai belum diselesaikan dengan baik. Ketentuan KIR, penyediaan pool hanyalah sarana yang tidak memberikan solusi langsung yaitu carut marutnya keadaan sarana transportasi publik.
Memang harus diakui, mengubah kebiasaan tidak mudah. Dan disinilah blundernya Kemenhub yang mengambil langkah populis dengan membuat aturan yang tanggung untuk diterapkan dan hanya memperpanjang masalah saja. Kenapa? Walau ada tarif dan kuota, kita semua mengetahui bahwa inovasi tidak dapat dielakkan dan sudah menjadi keniscayaan. Dengan satu dan lain cara akan ada solusi bentuk lain yang selalu ditawarkan untuk menembus berbagai penghalang berupa aturan tadi. Karena pada akhirnya konsumen akan memilih moda transportasi yang trbaik.Â
Tapi pertanyaan pentingnya adalah: apakah kita sudah punya yang terbaik atau hanya ini yang terbaik kita bisa miliki?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI