Mohon tunggu...
Samuel Henry
Samuel Henry Mohon Tunggu... Startup Mentor -

JDV Startup Mentor, Business Coach & Public Speaker, IT Business Owner, Game Development Lecturer, Hardcore Gamer .........

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menyoal Pemblokiran Game, Akhirnya Kemendikbud Mendengar!

6 Mei 2016   15:27 Diperbarui: 6 Mei 2016   20:08 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber gambar: duniaku.net

Saya barusan mendapatkan kabar bahwa Kemendikbud menyebarkan seruan tentang pengaturan bermain game bagi orang tua. Linknya bisa Anda buka di tautan ini. Saya berikan screenshot dari file poster tersebut:

kemendikbud-rating-game-572c5fdec0afbd5512d5dc7f.png
kemendikbud-rating-game-572c5fdec0afbd5512d5dc7f.png
Sumber gambar: Dari FB Kemendikbud

Hanya dalam beberapa jam saja, sudah ada 1.700 pengunjung FB yang mengklik like dan sudah di-share lebih dari 2.000 share ketika artikel ini saya tuliskan. Dalam postingan di FB itu saya kutip:

"Selamat Siang Sahabat Dikbud, video game dapat menjadi hiburan yang menyenangkan, mendidik, namun juga ada risikonya bila tidak dimanfaatkan dengan tepat. Tidak semua judul video game layak dimainkan oleh anak-anak pada usia tertentu. Seperti juga film, video game juga memiliki label rating yang tertera pada sampulnya.

Sembari menanti terwujudnya sistem rating Indonesia yang saat ini sedang digagas oleh Kemkominfo dan komunitas game, yuk kita lihat panduan sistem rating ESRB yang paling banyak digunakan saat ini. Jangan lupa sebarkan juga ke orang tua agar dapat mendampingi anak-anaknya memilih dan bermain video game secara cerdas dan proporsional, sesuai usia dan tahap perkembangannya. Semoga bermanfaat!"

Ini menandakan bahwa gerakan untuk menentang pemblokiran game semakin kuat dan saat ini suara tersebut didengarkan oleh pihak Kemendikbud. Sebuah langkah yang positif dan patut untuk diapresiasi.

Kalau Tetap Diblokir Bagaimana?
Saya sangat skeptis kalau KPAI dan Kemenkominfo bisa memblokir 15 game (sebenarnya lebih dari puluhan judul yang berisi tema kekerasan dan konten dewasa). Menurut saya KPAI sangat keblinger jika berniat tetap memaksakan untuk memblokir 15 game karena hanya secuil dari puluhan game yang akan masuk tiap tahun ke Indonesia melalui berbagai saluran lain. Syukurlah pihak Kemendikbud sadar kalau tindakan melarang ala jadul plus lebay seperti poster pemblokiran 15 game sebelumnya tidak akan efektif sama sekali.

Efek dari pemblokiran game adalah merebaknya game bajakan yang saat ini memang masih ada di mana-mana. Tapi dengan adanya pemblokiran, maka pembajakan akan melonjak. Apakah KPAI bisa mengantisipasi hal itu? Mari kita saksikan bersama-sama...

Apa Arti Logo Merah dengan Tulisan "I PLAY GAMES"?
Logo itu adalah suara dari netizen dan para gamer yang mendukung gerakan manfaat positif dari game melalui media sosial. Saya kutip dari tautan di Duniaku.net :

Gerakan I Play Games merupakan sebuah kampanye untuk menyebarkan manfaat dari game di dalam kehidupan kita. Caranya adalah dengan mengubah profile picture dari media sosial seperti Facebook dan Twitter milikmu dengan menambahkan gambar “I Play Games and My Life is Great” yang tautannya bisa kamu dapatkan di bawah artikel ini.

Dan dalam waktu singkat sudah banyak pentolan industri dan tokoh IT yang mendukung gerakan ini. Lebih dari 270 pentolan game nasional ikut memberikan dukungan. Anda terjemahkan sendiri apa maksud dari dukungan tersebut.

Kalau anda tertarik, silahkan ubah profile picture anda via: http://twibbon.com/support/i-play-games?fb_ref=Default

Siapa Tokoh di Industri Game Lokal yang Ikut Bersuara?

Sudah banyak dan beberapanya sudah dikenal luas di Indonesia. Saya kutip sebagian daftar itu dari link Duniaku.net:

  • Andi Suryanto (CEO Lyto dan Ketua Asosiasi Game Indonesia)
  • Arief Widhiyasa (CEO Agate Studio)
  • Bullitt Sesariza (CEO Logika Interaktif)
  • Eva Muliawati (CEO Megaxus)
  • Wendy Eka (CEO Wayang Force dan Megindo)
  • Ami Raditya dan Robbi Baskoro (Founder Duniaku Network)
  • Fahmi Hasni (Editor in Chief Tech in Asia Games)
  • Ivan Chen (CEO Anantarupa Studio)
  • Samuel Henry (General Manager Jogja Digital Valley, IGDA)
  • Henry Jhie (buruh panggul yang menjadi developer game)

Jika anda perhatikan dengan lebih seksama, bukankah semua nama tersebut secara tidak langsung mengaku dirinya adalah gamer? Lalu anda lihat jabatan/pekerjaan yang disandang mereka saat ini. Masihkah anda mengatakan ada ancaman untuk anak cucu kita? Mau selamatkan siapa sebenarnya?

Bagaimana dengan KPAI?
Saya sendiri tidak tahu bagaimana reaksi mereka saat setelah terjadi penolakan yang cukup massif bahkan sampai terjadinya aksi peretasan ke situs web resmi KPAI. Saya pribadi tidak mendukung tindakan seperti itu karena secara nyata hanya menjadi aksi impulsif saja, sama impulsifnya dengan gaya KPAI yang menolak masukan dari teman-teman developer game.

Menurut hemat saya, lebih bijaksana jika KPAI membuat forum diskusi dengan developer game bersama dengan perwakilan komunitas gamer sebagai langkah awal. Dari situ akan muncul banyak poin penting yang bisa digodok lebih lanjut. Sayangnya, menurut sumber dari industri game, KPAI sering bertindak arogan dengan tidak mau mendengarkan suara para pelaku industri dan pengguna langsung. KPAI lebih suka menggunakan pikiran sempitnya sendiri dan sering sekali malah mendengar pendapat para ahli yang tidak punya pengalaman dengan game serta semua aspeknya. Baca artikel mengenai hal itu di tautan ini.

Menurut teman saya tadi, pihak KPAI sering bersikap keras kepala ketika berdiskusi dengan materi berbasis bukti ilmiah. Jadi, menurut pengalaman, KPAI hanya menggunakan kacamatanya sendiri tanpa mau menimbang aspek lain.

Jadi, marilah kita tunggu babak selanjutnya, apakah pihak KPAI akan mau mengubah sudut pandangnya dan membuka jalur dialog serta diskusi bersama teman-teman asosiasi developer game/komunitas gamer bersama Kemenkominfo serta Kemendikbud?

Atau mereka tetap keras kepala? Entahlah....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun