Mohon tunggu...
Samuel Henry
Samuel Henry Mohon Tunggu... Startup Mentor -

JDV Startup Mentor, Business Coach & Public Speaker, IT Business Owner, Game Development Lecturer, Hardcore Gamer .........

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Bijak Memahami Game, Sebuah Kritik Bagi Kemendikbud & Orang Tua

26 April 2016   15:51 Diperbarui: 26 April 2016   20:37 1698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gtagamingdotcom-571f350b359773a6092b0987.jpg
gtagamingdotcom-571f350b359773a6092b0987.jpg
Sumnber gambar: www.gtagaming.com

 Tidak hanya anak sebagai konsumen, orang tua juga sangat perlu diedukasi tentang rating sistem ini. Biarpun ada keinginan dari Kemenkominfo untuk membuat rating game nasional, tidak ada salahnya sementara waktu menggunakan rating sistem internasional apalagi memang game yang beredar di Indonesia masih menggunakan rating game tersebut.

Peran Orang Tua                            

Peran penting dalam mengawasi perkembangan anak ada dalam tangan orang tua. Jadi wajar saja kalau orang tualah yang menjadi titik awal pengawasan dan biasanya dimulai dari rumah. Tahun 2010 lalu saya menulis sebuah buku dengan judul “Cerdas Dengan Game, Panduan Praktis Bagi Orang Tua Dalam Mendampingi Anak Bermain Game” yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama. Didalamnya saya mengulas mengenai perkembangan game, dampak positif dan negatif serta membahas mengenai rating game. Tak lupa saya sertakan beberapa tips dan trik untuk menemani anak bermain game.

cerdas-dengan-game-571f2a40d07a610e083267ec.jpg
cerdas-dengan-game-571f2a40d07a610e083267ec.jpg
Sumber gambar: www.samuelhenry.net

Karena buku itu sudah cukup sulit didapat di pasaran, anda masih bisa melihat sebagian dari isinya melalui google dengan link berikut https://books.google.co.id/books/about/Cerdas_Dengan_Game.html?id=LruPW7G0BzUC&redir_esc=y

Saya akan berikan beberapa rekomendasi di artikel ini sebagai panduan praktis bagi orang tua:

  • Awasi penggunaan video games sama seperti anda seharusnya mengawasi penggunaan televisi atau internet di rumah anda.
  • Perlu disiplin dalam jadwal dan durasi penggunaan. Masalah kecanduan game hanyalah salah satu efek dari masalah kejiwaan yang sudah ada sebelumnya. Dalam hal ini, video game menjadi akselerator sifat buruk itu keluar. Jadi bukan gamenya yang selalu menjadi pemicu awal.
  • Perlu keseimbangan dalam penggunaan video game. Walau bermanfaat, kecenderungan untuk dampak negatif selalu muncul jika kecanduan. Efeknya diminimalkan dengan variasi penggunaan media lain seperti membaca buku, kegiatan bermain dengan teman, menonton siaran yang mendidik, dsb.
  • Batasi pemakaian antara 1-2 jam setiap hari. Jadi seminggu antara 7-14 jam secara total. Tapi bukan berarti dilarang main hari senin-jumat, lalu sabtu dan minggu dipuaskan sampai 7 jam sehari misalnya, pemakaian dalam waktu yang lama yang cenderung membuat kecanduan parah. Jika diatur dengan jadwal tetap setiap hari, selain disiplin, efek ketergantungan bisa diminimalkan.
  • Upayakan menemani anak bermain video game dalam beberapa waktu. Perhatikan bagaimana dia bereaksi dalam bermain baik dengan teman maupun saudaranya. Kejiwaan anak dapat dideteksi dengan dini ketika melihat dia bermain video game. Hiperaktif atau agresif bisa muncul dengan jelas ketika anak bermain video game. Walau tidak menjadi acuan medis, orang tua bisa berkonsultasi dengan dokter untuk menangani masalah seperti ini. Umumnya efek ini muncul dengan memainkan video game yang bertema kekerasan dengan umur pengguna yang tidak sesuai.
  • Buat kesepakatan dengan anak untuk membatasi penggunaan video game jika nilai di kelas menurun atau jadi malas mengerjakan PR. Dalam hal ini, game bisa dijadikan alat motivasi yang praktis untuk memancing minat mereka.
  • Dibanding televisi, lebih baik mengenalkan game kepada anak dengan pengawasan yang baik. Game mengajarkan banyak dampak positif dibanding menonton televisi yang cenderung pasif, apalagi bila orang tua bisa memanfaatkan acara bermain sebagai sarana komunikasi.
  • Ajari anak untuk mengenal rating game dan memahami arti simbolnya dan isi dari konten didalamnya. Dengan demikian anda melatih anak untuk lebih bertanggung jawab kepada dirinya sendiri sejak dini.

Biasanya salah satu alasan orang tua adalah: Wah, waktu saya tidak banyak. Kerja saya sudah cukup menyita. Dan banyak alasan lain. Artinya, orang tualah yang sebenarnya mulai membuat masalah ini menjadi bola liar. Dengan pengawasan orang tua saja masih ada resiko tertentu jika tidak dilakukan antisipasi sejak awal.  Apalagi tanpa pengawasan?

Ya sudah, kalau tidak mau susah lalu untuk apa punya anak? Atau lebih baik menyerahkan tanggung jawab soal penggunaan game kepada guru saja?   

Kemendikbud Butuh Pakar Game

Pihak guru sendiri sebenarnya sudah punya tanggung jawab yang lebih besar mengenai pendidikan siswa. Lalu apakah mereka tidak perlu ikut melakukan pengawasan? Sebenarnya bisa juga terlibat, tapi sampai sebatas mana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun