Beberapa dampak negatif dari game disebabkan oleh ketidaktahuan para orang tua (termasuk pihak yang berwewenang seperti Kemendikbud dalam pembuatan poster anjuran yang kurang tepat tadi). Pemahaman yang terlanjur tidak tepat sasaran, diperparah dengan membuat anjuran yang nyeleneh seperti poster tadi. Kenapa nyeleneh? Ya karena memang tidak tepat apa yang dianjurkan dengan data atau konten yang diberikan.
Jika anda lihat, ke 15 game yang dianggap berbahaya itu memang dari awal oleh developer maupun publishernya tidak ditujukan kepada pengguna anak-anak. Dalam hal ini saya mengasumsikan umur 12 tahun kebawah. Kalau 13 tahun keatas sudah dianggap kategori remaja. Nah, hampir semua game yang didalam poster adalalah untuk remaja bahkan dewasa. Jadi memang wajar kalau game itu tidak cocok untuk anak-anak. Lha memang bukan mereka konsumen yang disasar. Jadi, poster benar secara redaksional tapi menggelikan secara konten.
Artinya, lebih baik Kemendikbud memaparkan game yang positif dan melengkapinya dengan informasi mengenai rating game sebagai panduan baik bagi anak sebagai user maupun orang tua sebagai pengawas. Cenderung orang akan tertarik dengan sesuatu yang ditunjukkan daripada yang dihindari. Dalam hal ini, anjuran Kemendikbud sebenarnya lebih berguna dengan mengedepankan informasi penting dan bukan menonjolkan daftar game yang pada dasarnya bukan ditujukan kepada anak-anak.
Memahami Rating dari Game
Setiap game memiliki rating. Dengan memahami rating, pengguna akan paham mengenai isi konten, apakah sesuai dengan ekspektasi atau keinginan dari user. Selain itu, rating game mempermudah pengawasan orang tua kepada anaknya. Beberapa rating game ada di industri game seperti ESRB (Entertainment Software Rating Board – www.esrb.org) yang lebih dulu muncul atau PEGI (Pan European Game Information – www.pegi.info) yang kini lebih banyak diadaptasi diseluruh dunia. Tapi di beberapa negara, semua membuat sistem rating game tersendiri atau merujuk kepada kedua rating game populer tadi.
Manfaat dari rating system adalah mudahnya pengguna melihat batas umur dan target konsumen dari sebuah game yang akan dibeli. Misalnya terdapat kode E di sampul kotak game, maka penjelasan huruf E itu adalah Everyone, artinya bisa untuk semua umur. Jika merunut ke sistem ESRB maka jenis T (Teen), M (Mature) dan A (Adult) adalah jenis yang tidak cocok untuk anak-anak. Lebih baik memilih jenis eC, E dan E+10 yang berarti early Childhood (3-5 tahun), Everyone atau untuk semua umur dari 6-10 dan E+10 yang khusus untuk umur 10-12 tahun. Mudah bukan mengenalinya?
Bagaimana dengan PEGI? Lebih mudah lagi karena ada angka sebagai panduan. Jadi bila tertulis angka 7 maka game itu cocok untuk anak umur 7 sampai 11 tahun, sementara angka 12 menunjukkan game untuk umur 12-15 tahun, diatasnya ada angka 16 dan 18. Anda sudah bisa menebak sendiri untuk umur berapa bukan? Lihat gambar dibawah ini sebagai perbandingan dari kedua rating game yang paling populer tersebut.
Kembali ke masalah poster tadi. Apakah anda melihat informasi terkait rating game? Sayangnya tidak. Itulah kenapa saya sebut informasi tidak detail dan berimbang. Artinya, anjuran pelarangan sepihak tanpa memberikan informasi yang memberikan solusi pemahaman yang lebih mendalam.
Coba lihat salah satu game yang dilarang yaitu Grand Theft Auto. Ratingnya apa? M menurut ESRB atau 18 menurut PEGI. Lalu untuk apa dianggap berbahaya? Kan memang bukan untuk anak-anak? Kalau dimainkan anak-anak anda dirumah, sebenarnya yang perlu diedukasi siapa?