[caption caption="Sumber gambar: Media.bontang.co"]
Kejadian Nyata
Terkesan pemaparan saya terlalu diatur sehingga merasa dibatasi? Mungkin karena anda belum terbiasa saja dan belum merasakan manfaatnya. Sempat saya singgung sebelumnya bagaimana saya mendapatkan manfaat dari profil positif di internet ini. Kalau berhubungan dengan kegiatan langsung seperti kerja dan bisnis saya di dunia IT, rasanya tidak terlalu aneh. Tapi ada satu kasus diantara beberapa kasus unik yang tidak saya duga bisa dijadikan contoh yaitu ketika saya beberapa waktu lalu mencari kontrakan ruko untuk usaha saya diluar bisnis IT.
Ruko yang saya incar adalah ruko baru dan sangat bagus. Pemiliknya sangat pemilih dan saya kesulitan memnbuatnya mau menerima penawaran dari mitra kerja saya (ternyata nanti saya ketahui karena tidak memiliki profil online yang jelas dan bisa dijejak di internet). Ketika saya mencoba peruntungan dengan memberikan kartu nama serta menekankan dimana saya bekerja, penawaran saya itu juga masih dipertimbangkan. Saya sudah nyaris habis pikir. Padahal harga bukan persoalan dan saya menyanggupinya karena memang butuh agak mendesak.
Tiba-tiba keadaan berubah setelah beberapa hari bertemu dengan pemilik. Akhirnya penawaran saya diterima dan disetujui, bahkan diberikan tambahan fasilitas lagi tanpa biaya dan yang paling mengejutkan adalah diskon harga. Baru kali ini ada ruko disewakan dan pemiliknya yang berinisiatif memberi potongan harga.Â
Saya heran dan menanyakan alasannya. Jawabannya mengejutkan saya. Ternyata pemilik ruko mencari jejak saya di internet dan mengkepo semua profil saya. Ternyata beliau terkesan dan merasa bangga kalau saya mengontrak disana dan merasa bisa mempercaya saya dengan amanah. Sampai sekarang saya bingung. Saya kira ini hanyalah soal bisnis saja, tapi pendapat orang bisa berbeda setelah melihat profil kita.
Penutup
Membangun profil diri dengan positif tidaklah dilakukan dengan semalam saja. Tetap butuh waktu. Pelan-pelan anda membangun jejak kaki digital di dunia maya baik anda sadari atau tidak. Keputusan untuk mengatur kesan positif atau tidak sepenuhnya tergantung kepada diri anda sendiri.
Menutup tulisan ini, janganlah kita bersembunyi dibalik nama alias, foto profil palsu, data diri buatan hanya untuk membuat pesan yang tidak berani kita nyatakan secara langsung kepada orangnya kalau berhadapan di dunia nyata. Itu adalah sikap seorang pengecut. Dan jejak kepengecutan seperti ini salah satunya akan kembali ke anda sendiri suatu saat nanti. Biasanya kita tidak tahu kapan waktu itu akan datang dan sulit menerima kalau sesuatu di masa lalu kita ternyata berdampak merugikan kepada aktivitas yang kita lakukan saat ini. Intinya: apa yang kamu tabur, akan kamu tuai.
Selamat berakhir pekan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H