Mohon tunggu...
Syam
Syam Mohon Tunggu... Penulis - Syamsulhadi

Sublimasi hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siapa yang Akan Menjadi Pemimpin di Lingkup Keluarga? Suami Atau Istri?

21 Mei 2022   11:20 Diperbarui: 21 Mei 2022   11:41 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Tribunews.com

Waktu demi waktu berlalu. Tamu yang berbondong-bondong datang pun mulai surut. Waktu sudah menunjukan pukul 10 malam. Kedua pengantin baru tersebut bergegas memasuki kamarnya untuk melepas kepenatanya. Setelah seharian penuh ia menemui, teman dan saudara-saudaranya yang berkunjung.

Sungguh momentum tidak biasa yang dirasakan kedua pasangan tersebut. Semerbak harumnya melati khas pengantin melingkupi disetiap sisi dan sudut kamarnya. Habibi terpesona melihat istrinya yang masih berparaskan pengantin. “ Ya, Tuhan, apakah ini ciptaanmu, sungguh indahnya.” Bicaranya dalam hati.

Begitupun dengan Habibah. Jantungknya bagaikan genderang perang yang dipukul keras. Sembari menatap mata sang suami, perasaanya pun campur aduk. Senang dan haru bersarang menjadi satu. Di tengah tatapan tulusnya kedua pengantin itu. Habibipun memberanikan diri memulai perbincanganya. “ Sayang..,” Sambil memgang tangan Habibah.

Sontak, Habibah pun sedikit terkejut. “ Iya, Sayang.” jawab Habibah disertai senyumannya yang tulus.

            “Kitakan sudah sah, suami Istri…”

            “ Iyaaa…, Terus?” ungakap Habibah meneruskan perkataanya Habibi. Dengan perasaan dek-dekannya.

            “ Hubungan kita ini, merupakan hubungan yang memiliki jangka yang begitu panjang. Aku mau menawarkan sesuatu untuk mu sayang.” ungkap Habibi

            “ Iya, Apa itu?” tanya Habibah

            “ Untuk keluarga kita, aku butuh kesepakatan darimu, yang mau memipin keluarga kecil kita ini siapa? Aku atau kamu? Kalau aku jadi pemimpinya itu hal yang tidak masalah, hal itu merupakan peristiwa yang wajar seperti masyarakat pada umumnya. Kalaupun pemimpinya kamu, juga tidak akan menjadi masalah, karena perempuan sekarang dalam lingkup keluarga maupun public, juga tidak masalah menjadi pemimpin. Kalau benar iya, kamu yang memimpin aku akan di belakangmu dan tentu akan menyetujui apapun rencana kamu. Aku percaya, kamu merupakan perempuan yang hebat, kaya akan wacana dan rencana, untuk membawa keluarga kita yang lebih baik.” Ungakap Habibi dengan keseriuasannya.

            “ Sayaang, aku tau cita-cita kita sama, yaitu memebentuk keluarga yang setara. Tidak ada Superioritas dan tidak ada Infioritas. Kalau aku maupun kamu bertindak sebagai pemimpin otomatis diantara kita ada yang Inferior, hal tersebut tidak mungkin dikatakan keluarga yang membentuk kesetaraan. Menurutku tidak perlu adanya pemimpin atau ma’mum. Tetapi kita besama-sama membentuk sebuah konsep keluarga yang Horizontal, saling memahami, saling mengerti, setiap ada hal apapun kita diskusikan bersama, mana yang lebih baik.”

Mereka bedua adalah pasangan yang kaya akan konsep. Tidak heran, memang sejak lama mereka memiliki paradigma yang hampir sama. Literasi tentang Demokrasi dan Kesetaraan begitu melekat dikepala mereka. Dalam setiap langkah mereka tidak lepas dengan hal yang filosofis, yang tentu membuat hubungan mereka begitu ideal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun