Mohon tunggu...
Syam
Syam Mohon Tunggu... Penulis - Syamsulhadi

Sublimasi hidup

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Fatimah Merneesi Pengkritik Hadis-Hadis Misogini

9 April 2022   06:26 Diperbarui: 9 April 2022   06:29 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Women and Islam: An Historical and Theological Enquiry (1991) Fatimah Mernisi menulis bahwa hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa " Seorang perempuan masuk neraka karena ia membiarkan kucing betina kecil kehausan." Lantas, adanya hal tersebut membuat Aisyah gusar dan mengkeritiknya. Aisyah mengatakan " Lain kali kalau menyampaikan Hadis lebih hati-hati."

Tidak mengherankan Abu Hurairah, membela seekor kucing karena dilatar belakangi kepribadiannya yang suka sekali terhadap kucing. Disisi lain Aisyah juga membela diri dikarenakan ia tidak menerima karena ada narasi perempuan yang dijadikan objek membiarkan kucing kehausan. Aisyah juga tidak senang dengan Hadis lain yang mengatakan bahwa sholat sesorang tidak sah karena melihat perempuan, keledai dan anjing hitam lewat.

Merneesi juga menulis dalam karya akademisnya yang berjudul  The Forgotten Queen Of Islam yang menerangkan kekuasaan perempuan dalam memimpin. Merneesi dalam buku tersebut menyatakan bahwa data Historis menunjukan masyarakat yang menunjuk perempuan sebagai pemimpin, ternyata mengalami kesejahteraan. Pernyuataan itu tentunya bertolak belakang dengan Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Bakrah menyatakan bahwa sebuah masyarakat yang menyerahkan kepemimpinananya kepada perempuan niscaya akan mengalami kehancuran.

Hadis yang diriwayatkan Abu Bakrah menurut Merneesi perlu dikaji kembali. Karena sosok Abu Bakrah adalah sosok orang yang mengutamakan kepentingan politis dalam meriwayatkan Hadis. Apalagi Hadis tersebut hanya bersumber dari Abu Bakrah atau bisa disebut dengan Hadis Ahad. Dengan demikian hadis tersebut tidak dapat dijadikan rujukan atau Hujjah keagamaan.

Dengan adanya pandangan analisis tersebut, Pakar hadis ternama di Amerika, Jonathan Brown, dalam Hadith: Muhammad's Legacy in the Medieval and Modern World (2009) mengatakan bahwa Mernesi menggunakan Psikoanalisis Historis dalam membaca data yang dikumpulkan dari sumber kritik riwayat Hadis.

Merneesi berusaha membangun wawasan teologi praksis, kontekstual dan melihat fakta empiris, dalam menafsirkan hadis-hadis. Sehingga teks-teks yang dimuat tidak dipahami secara diskriminatif. Dengan hal itu Merneesi menegaskan bahwa hadis-hadis misogini adalah hadis-hadis ahistoris (bertentangan dengan data empiris). Yang tidak bisa dijadikan rujukan.

Dengan hal itulah Fatimah Merneesi bersteatmen " Jika hak-hak perempuan merupakan masalah bagi sebagian kaum laki-laki modern. Hal itu bukan karena Al-Qur'an atupun Nabi, bukan pula karena tradisi Islam melainkan karena hak-hak tersebut bertentangan dengan kepentingan kaum elite laki-laki."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun