Besi dan kayu adalah penggambaran yang cocok untuk membandingkan performa Harry Maguire di timnas Inggris dan di Manchester United. Kapten Manchester United tersebut tampil gemilang bersama timnas Inggris pada Piala Dunia 2022 di Qatar walaupun performanya di klubnya bisa dikatakan berantakan. Walaupun Inggris harus pulang ke rumah setelah dihentikan langkahnya oleh timnas Prancis, Harry Maguire tampil apik di laga-laga sebelumnya dimana dia juga menjadi bek tengah utama timnas Inggris. Keapikannya terlihat dari statistik Inggris yang hanya kebobolan 3 gol selama Maguire bermain.
Awalnya, pemilihan Maguire di skuad Inggris untuk Piala Dunia 2022 menuai kecaman dari banyak pihak. Banyak orang menganggap Southgate seharusnya memilih bek tengah lain yang memiliki jam terbang lebih banyak musim ini di klubnya seperti Tyrone Mings dan Fikayo Tomori. Hal itu karena pada musim ini, Maguire kalah bersaing dengan Raphael Varane dan Lisandro Martinez sebagai bek tengah utama pilihan Erik Ten Hag di Manchester United. Bahkan, untuk bek tengah pelapis, Erik Ten Hag  lebih sering memainkan Victor Lindelof. Selain itu, performa Maguire yang inkonsisten dan blunder-blunder yang dia buat ketika bermain di Manchester United juga menjadi alasan dibalik kritik yang diberikan terkait pemilihan dia. Bisa dikatakan bahwa pertahanan Manchester United dibawah pimpinan Maguire seperti kayu yang mudah ditembus.
Pada pertandingan pertama ketika Inggris melawan Iran, Harry Maguire harus ditarik keluar pada menit ke-70 karena cidera kepala yang dialaminya. Akan tetapi, penampilannya pada pertandingan tersebut patut diapresiasi. Pada pertandingan tersebut, dia sempat beberapa kali memberi ancaman kepada pertahanan Iran. Sundulannya pada menit ke-31 hampir membuat Alireza Beiranvand harus memungut bola dari dalam gawang. Sayangnya, sundulannya harus dimentahkan oleh mistar gawang. Selain itu, pada pertandingan tersebut, Maguire juga sukses memberikan assist lewat sundulannya kepada Bukayo Saka yang mencetak gol ke-2 Inggris di menit ke-42 pada pertandingan tersebut.
Laga ke-2 yang dijalani Inggris adalah melawan Amerika Serikat. Walaupun Inggris menuai kritikan karena alotnya permainan mereka dan tumpulnya lini serang serta tengah mereka, Maguire sukses meredam berbagai serangan serta menutup ruang gerak pemain Amerika Serikat. Alhasil, Inggris tidak kejebolan di pertandingan tersebut dan pertandingan berakhir dengan skor kacamata. Maguire sukses mengamankan satu poin untuk timnas Inggris.
Setelah itu, Wales adalah lawan terakhir Inggris di babak penyisihan grup. Pertandingan tersebut berakhir dengan skor 3-0 untuk Inggris melalui dua gol yang dicetak oleh Marcus Rashford dan sebuah gol oleh Phil Foden. Pada pertandingan tersebut, Wales tidak banyak mengirimkan ancaman kepada pertahanan Inggris. Maguire punya andil besar dalam hal tersebut. Dia menjaga dengan ketat para penyerang Wales dan menutup ruang gerak mereka. Alhasil, Inggris meraih clean sheet kedua mereka pada kompetisi  ini.
Hasil-hasil tersebut membuat Inggris menjadi pemuncak klasemen grup B dengan tujuh poin. Selain itu, The Three Lions juga  memiliki statistik yang cukup memuaskan dengan menciptakan sembilan gol dan hanya kejebolan dua gol. Hasil tersebut cukup untuk membawa mereka ke babak 16 besar dan dipertemukan dengan Lions of Teranga alias Senegal.
Pada babak 16 besar, Maguire kembali dipercaya menjadi bek tengah utama untuk meredam penyerang anak asuh Aliou Cisse. Dia diduetkan bersama John Stones pada pertandingan tersebut. Lagi-lagi Maguire berjasa besar meredam serangan dari Senegal. Trio penyerang Senegal yang beranggotakan Krepin Diatta, Boulaye Dia dan Ismaila Sarr tidak mampu menembus rapatnya pertahanan Inggris. Inggris pun mendapat hasil akhir yang memuaskan dengan mencetak tiga gol ke gawang Edouard Mendy dan sukses mempertahankan clean sheet untuk ketiga kalinya berturut-turut pada ajang bergengsi empat tahunan ini. Hal itu merupakan pencapaian yang cukup membanggakan mengingat tidak mudah untuk meraih clean sheet beruntun di kompetisi sebesar Piala Dunia.
Kemenangan melawan Senegal membuat Inggris melanjutkan langkahnya ke babak 8 besar. Di babak 8 besar, Perancis sudah menunggu mereka. Persiapan taktik terbaik dilakukan oleh Southgate agar timnya bisa melaju ke babak selanjutnya dan dalam taktiknya tersebut, Harry Maguire kembali menjadi starter. Pertandingan pun berlangsung sengit. Sayangnya, kali ini Maguire tidak bisa meredam semua serangan Perancis. Inggris pun harus terhenti lajunya karena dikalahkan Perancis dengan skor 2-1 dengan gol yang diciptkan oleh Mbappe dan Giroud dan Maguire juga menerima kartu kuning di menit ke-90.
Kekalahan Inggris tidak membutakan mata pengamat sepakbola terkait performa Maguire. Bagaikan kayu dan besi, penampilan Maguire di timnas menerima banyak pujian. Maguire mempunyai jasa besar dalam membuat pertahanan Inggris seperti besi yang keras. Hal ini sangat berbeda ketika dia bermain di Manchester United dimana dia banyak menerima hinaan dan kritikan terkait performanya yang membuat pertahanan Manchester United rapuh seperti kayu. Performanya ini juga sukses membungkam segala kritikan terkait pemilihannya sebagai bek tengah utama timnas Inggris.
Performanya pada gelaran Piala Dunia kali ini diharapkan bisa berlanjut ketika dia kembali ke klubnya. Erik Ten Hag sebagai pelatih Manchester United juga memuji kemampuannya dan berharap dia bisa konsisten mempertahankannya untuk kedepannya. Melalui Piala Dunia, diharapkan juga kepercayaan diri dan mental Maguire meningkat setelah sebelumnya sempat jatuh akibat hinaan dan cacian yang dia terima. Apabila Maguire bisa mempertahankannya, bukanlah tidak mungkin posisi bek tengah utama di Manchester United bisa dia ambil alih lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H