Mohon tunggu...
Samuel DowaSaputra
Samuel DowaSaputra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah

I play soccer ⚽ o⁠ ͜⁠ ⁠ʖ⁠ o

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sebagaimana Buruk Polusi Udara di Jakarta?

26 Mei 2023   20:24 Diperbarui: 27 Mei 2023   22:00 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://dlhk.jogjaprov.go.id/storage/images/Sumber-Sumber%20Emisi%20Gas%20Rumah%20Kaca%202.jpg

Dunia kita ini sangat tercemar. Ada banyak pencemaran di dunia kita. Pencemaran, yang terkadang disebut polusi, adalah sebuah tindakan dimasukannya segala sesuatu kedalam lingkungan yang menyebabkan kualitasnya turun dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Suatu zat yang menyebabkan terjadinya polusi disebut polutan. Berdasarkan sifat zat, pencemaran terbagi menjadi 3. Pencemaran fisik, yang berbentuk zat cair, padat, maupun gas (contoh: botol plastik, kaleng, kaca, dll). Pencemaran kimiawi, yang berbentuk zat kimia, organik maupun anorganik (contoh: zat radioaktif dan zat merkuri). Dan juga ada pencemaran biologis, yaitu adanya makhluk yang bisa mencemari lingkungannya, seperti bakteri. Ada 4 jenis pencemaran utama, yaitu: pencemaran air, tanah, udara, dan suara.

Yang pertama, ada pencemaran air. Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam air, yang menyebabkan air turun sampai ke tingkat tertentu yang sampai air tidak berfungsi lagi seperti seharusnya. Pencemaran air terjadi karena limbah industri (seperti limbah dari pabrik cat, baja, emas, dll.), limbah rumah tangga (hasil samping kegiatan rumah), dan limbah pertanian (obat-obatan pembasmi hama, seperti pestisida). Pencemaran air bisa menyebabkan kehidupan di dalam air terganggu, kekurangan sumber air, mutasi sel, kanker, dan leukemia, kematian makhluk hidup, dll. Kita bisa melakukan pengamatan untuk mencari tahu jika air tersebut tercemar dengan 3 cara. Fisik, pengamatan berdasarkan tingkat kejernihan air, warna, dan perubahan bau, rasa, atau suhu. Secara kimia, dengan mencari tahu jika PH air baik atau tidak (baik = PH 6.5-7.5). Dan secara biologis, jika ada mikroorganisme.

https://asset.kompas.com/crops/-95OP_lt0TlJrXffi6suP19eoKA=/0x0:991x661/750x500/data/photo/2017/09/11/4127158514.jpg
https://asset.kompas.com/crops/-95OP_lt0TlJrXffi6suP19eoKA=/0x0:991x661/750x500/data/photo/2017/09/11/4127158514.jpg

Yang kedua adalah pencemaran tanah, yaitu sebuah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk tanah dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran tanah adalah hasil dari 3 macam limbah-limbah. Limbah domestik dapat berupa cair atau padat, dan bisa berasal dari penduduk, perdagangan/hotel/tempat usaha, dll. Limbah industri, yang bisa berupa padat (seperti bubur dan lumpur dari proses pengolahan) dan cair (juga dari proses pengolahan), misalnya seperti sisa-sisa dari pengolahan dan zat-zat kimia. Dampak dari pencemaran tanah bisa terlihat pada kesehatan dan pada ekosistem. Dampak pencemaran tanah pada kesehatan tergantung pada tipe polutannya, jalur masuk ke tubuh, dan kerentanan populasi yang terkena. Pestisida yang ada di tanah dapat menyebabkan kerusakan otak dan kerusakan ginjal pada banyak orang. Contoh salah satu dampak bahaya adalah jika terpapar terus-menerus dengan benzena (dalam sebuah konsentrasi tertentu), dapat meningkatkan terkenanya leukimia. Pada ekosistem, bisa terlihat adanya perubahan pada kehidupan di lingkungan tersebut. Pencemarannya bisa memusnahkan beberapa spesies, dan bisa membuat piramida makanan runtuh. 

https://asset.kompas.com/crops/oUMo7CopW1TaBLUfgsfb_G9anxI=/108x84:972x660/750x500/data/photo/2019/10/10/5d9ec7907aa42.jpg
https://asset.kompas.com/crops/oUMo7CopW1TaBLUfgsfb_G9anxI=/108x84:972x660/750x500/data/photo/2019/10/10/5d9ec7907aa42.jpg

Yang ketiga adalah pencemaran udara. Pencemaran udara adalah suatu keadaan dimana kualitas udara menjadi terkontaminasi oleh zat-zat, maupun yang berbahaya atau tidak. Ada banyak zat-zat yang mencemari udara. Zat-zatnya antara lainnya Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur Dioksida (SOx), Ozon (O3), Hidrokarbon (HC), Khlorin (Cl), Partikulat debu (TSP), dan Timah. Jika zat-zat ini masuk ke tubuh kita, maka kita bisa terkena penyakit, seperti bronkitis dan asma. Bukan hanya manusia, makhluk hidup lain juga bisa terkena dampak. Contohnya, jika partikulatnya ada di permukaan tanaman, proses fotosintesis bisa terhambat. Pencemaran udara juga berdampak pada lingkungan kita. Contohnya seperti hujan asam, yang bisa merusak tanaman dan melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi air tanah dan air permukaan. Pencemaran udara juga menyebabkan efek rumah kaca, yang disebabkan oleh adanya CO2, CFC, dan zat-zat lain di lapisan udara, sampai jumlah energi dari matahari hanya sedikit yang dipantulkan balik ke luara angkasa, dan sisanya terperangkap, dan mengakibatkan global warming (pemanasan global). Emisi CFC juga bisa merusak lapisan ozon kita (pelindung bumi yang memfilter radiasi ultra violet B dari matahari).

https://asset.kompas.com/crops/ApGdftxuXZuwSSyNYHraNTG0CXY=/0x0:780x520/750x500/data/photo/2021/10/13/6166572bbe10a.png
https://asset.kompas.com/crops/ApGdftxuXZuwSSyNYHraNTG0CXY=/0x0:780x520/750x500/data/photo/2021/10/13/6166572bbe10a.png

Yang terakhir adalah pencemaran suara. Pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan karena bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman untuk makhluk hidup disekitarnya. Akibat pencemaran suara dibagi menjadi 3 macam: mesin (ditimbulkan aktivitas mesin), vibras (akibat getaran yang ditimbulkan gesekan), dan pergerakan udara, gas, dan cairan. Pencemaran dibagi menjadi 3 tingkat. Tingkat pertama adalah pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra serta tubuh dan juga menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain. Tingkat kedua adalah pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis. Dan tingkat yang ketiga adalah saat pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya cukup besar sehingga bisa mengakibatkan gangguan, penyakit, atau kematian dalam lingkungan. Pencemaran suara bisa mengaburkan gangguan auditory dan juga non-auditory. Gangguan auditory contohnya seperti ketulian, dan non-auditory contohnya gangguan komunikasi.

https://4.bp.blogspot.com/-WtNgaZzVY3w/WDfWdn1Lp3I/AAAAAAAADZc/TCZd1WgSpWgxsdKNuD51-zLbJuLVfdlRQCLcB/s1600/polusi.jpg
https://4.bp.blogspot.com/-WtNgaZzVY3w/WDfWdn1Lp3I/AAAAAAAADZc/TCZd1WgSpWgxsdKNuD51-zLbJuLVfdlRQCLcB/s1600/polusi.jpg

Dari semua polusi ini, yang saya pikir paling berbahaya adalah polusi udara. Dalam masa-masa sekarang, polusi udara adalah sebuah masalah besar di bumi. Masalah ini sekarang sudah mulai terlihat dengan jelas di banyak tempat-tempat. Salah satu tempat yang polusi udaranya cukup besar adalah di ibukota negara kita sendiri, Jakarta. Pada 15 Juni 2022, polusi udara di Jakarta sangat buruk sampai mendapatkan gelar kota dengan udara terburuk di dunia dalam situs IQAir (dengan skor 188). Pengukuran kualitas udara dalam situs IQAir dilakukan dengan mengacu pada angka PM 2.5 (polutan berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron). Sampai sekarang, kondisi udara di Jakarta masih kurang sehat, dengan skor yang bisa mecapai di atas 100.

https://cdn.antaranews.com/cache/800x533/2019/02/14/asap-kendaraan.jpg
https://cdn.antaranews.com/cache/800x533/2019/02/14/asap-kendaraan.jpg

            Di Jakarta, ada 4 sektor besar yang memengaruhi polusi udaranya, yaitu industri energi, manufaktur, transportasi, dan juga residensial dan komersial. Dari keempat sektor ini, yang mengeluarkan polusi udara terbanyak adalah dari sektor transportasi. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Asep, menyatakan bahwa emisi bergerak, yaitu kendaraan yang beremisi, menghasilkan 75% dari semua polusi udara di Jakarta (emisi tidak bergerak, seperti dari perusahaan dan konstruksi, adalah kedua). Selain itu, Asep juga berkata terjadi kelembapan suhu udara di Jakarta. Kondisi ini menyebabkan langit terlihat mendung dan lembap karena gas emisi terperangkap di dalam lapisan atmosfer.

Sektor transportasi menjadi kontributor terbesar untuk polutan NOx, CO, PM10, dan PM2.5. Ada tujuh jenis polutan utama yang diteliti: karbon monoksida (CO), Nitrogen Oxsida (NOx), Sulfur dioksida (SO2) Partikulat udara 10 mikrometer (PM10), partikulat udara 2,5 mikrometer (PM2,5), karbon hitam (BC), dan Non-methane volatile organic compounds (NMVOC). Kendaraan bermotor menjadi penyumbang terbesar untuk polutan berikut (terurut dari polutan yang paling banyak):

  -  CO, menghasilkan 28.317 ton (96,36%).
  -  NMVOC, menghasilkan 19.936 ton (98,5%).
  -  PM10, menghasilkan 5.113 ton (57,99%).
  -  PM 2,5, menghasilkan 5.257 ton (67.04%).
  -  BC, menghasilkan 5.048 ton (84,05%)

Selain dari polutan di atas ini, sektor transportasi juga menjadi penyumbang terbesar untuk Carbon Dioxida (CO2). CO2 secara alami dapat ditemukan secara alami, tetapi jika terlalu banyak CO2 dalam suatu tempat dan melebihi batas, maka CO2. Carbon dioxida adalah salah satu polutan yang berbahaya karena adalah gas utama yang menyebabkan efek rumah kaca.

Polusi udara kini telah menjadi masalah besar di Jakarta, mungkin yang terbesar. Ibukota Indonesia, Jakarta, memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak dengan lebih dari 11 juta orang yang berada di dalamnya. Polusi udara ini berbahaya bagi kesehatan manusia. Polusi udara bisa menyebabkan berbagai penyakit dalam tubuh kita. Karena sifat dan ukurannya yang mikroskopik, polutan dari polusi udara dapat langsung masuk dan menembus pertahanan tubuh manusia dan merusak organ tubuh seperti paru-paru, jantung, dan otak. Pada akhirnya, ini dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit. Keparahan kondisi kesehatan karena paparan polusi udara bergantung kepada jenis polutan serta tingkat konsentrasi paparannya. Ada 2 polutan utama yang memiliki dampak tidak baik paling besar pada kesehatan manusia, yaitu ozon permukaan (O3) dan PM2.5.

Untuk jangka pendek, polusi udara dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti iritasi pada mata, hidung, kulit, tenggorokan, mengi, batuk dan sesak dada, dan kesulitan bernapas. Polusi udara juga bisa menyebabkan keadaan yang lebih serius, seperti asma, radang paru-paru, bronkitis, sampai masalah paru-paru dan jantung. Bahkan ada yang merasakan dampak langsung seperti sakit kepala, mual, dan pusing setelah terpapar polusi udara. Untuk efek jangka panjang, kondisi kesehatan yang ditimbulkan lebih bersifat kronis (seperti kanker) bahkan sampai menyebabkan kematian. Hasil analisis studi global beban penyakit (The Global Burden of Disease Study) tahun 2019 menunjukan adanya peningkatan risiko kematian dari paparan jangka panjang PM2.5 dan Ozon permukaan.

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20181211/woman-with-inhaler-6fa1337c3e08a3828bf16c5d15ab0545.jpg
https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20181211/woman-with-inhaler-6fa1337c3e08a3828bf16c5d15ab0545.jpg

Dalam 20 tahun terakhir, banyak penelitian di Jakarta yang mengaitkan paparan polusi udara sebagai sumber berbagai penyakit kardiovaskuler dan infeksi pernapasan. Dalam 2002, sebuah studi dari Asian Development Bank memperkirakan bahwa polusi udara berdampak pada lebih dari 90 juta kasus gejala pernapasan. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Resosudarmo dan Napitupulu yang memperkirakan adanya 3.000 kematian dan 90 juta kasus gejala pernapasan yang diakibatkan karena terpapar polusi udara. Enam tahun setelahnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melaporkan bahwa 57,8% warga DKI Jakarta terdampak berbagai penyakit kardiovaskuler dan infeksi pernapasan akibat paparan dari polusi udara. Bukan hanya Jakarta yang mengalami masalah besar dengan polusi udara, tetapi diperkirakan bahwa 50% keadaan tidak sehat di seluruh Indonesia disebabkan oleh polusi udara.

Selain dampaknya kepada kesehatan manusia, polusi udara juga ada dampaknya kepada lingkungan. Pemanasan global bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi kita. Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata bumi, dalam suhu atmosfer, laut, dan daratan. Pemanasan global disebabkan oleh efek rumah kaca. Efek rumah kaca adalah proses pemanasan benda langit (planet atau satelit) yang disebabkan komposisi atmosfernya. Proses terjadinya efek rumah kaca adalah:

  • Sinar matahari sampai ke bumi.
  • Sebagian radias terpantul balik ke angkasa oleh atmosfer dan sisanya terserap bumi.
  • Radiasi terpantul oleh permukaan bumi dalam bentuk radiasi inframerah.
  • Karena gas-gas rumah kaca, hanya sebagian radiasi keluar balik ke angkasa dan sisanya terperangkap di dalam atmosfer bumi.
    https://dlhk.jogjaprov.go.id/storage/images/Sumber-Sumber%20Emisi%20Gas%20Rumah%20Kaca%202.jpg
    https://dlhk.jogjaprov.go.id/storage/images/Sumber-Sumber%20Emisi%20Gas%20Rumah%20Kaca%202.jpg

Efek rumah kaca ini disebabkan oleh naiknya konsentrasi Karbon Dioksida (CO2) dan gas-gas rumah kaca lainnya (Metana, Nitrogen Oksida, Belereng Dioksida, Klorofluorokarbon, dll). Karbon dioksida adalah gas dengan konsentrasi yang paling tinggi dari semuanya. Karbon dioksida dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar minyak (BBM) dan bahan sejenisnya. Kita mengetahui bahwa sektor transportasi, sektor dengan emisi tertinggi di Jakarta, menyumbang banyak CO2. Jadi bisa dikatakan bahwa polusi udara pada akhirnya menyebabkan pemanasan global.

Pada tahun 1896, sudah diprediksikan bahwa pemanasan global bisa terjadi karena pembakaran bahan bakar fosil. Di akhir tahun 1980-an, akhirnya ditemukan bukti nyata bahwa bumi semakin hangat. Pemanasan global adalah sebuah hal yang nyata dan adalah sebuah masalah yang besar. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyatakan bahwa suhu udara global meningkat 0,6 derajat Celcius sejak 1861. Mereka setuju bahwa pemanasan tersebut terutama diakibatkan oleh aktivitas manusia yang menyumbang gas-gas rumah kaca ke atmosfer, yang sekarang disebut efek rumah kaca.

Pemanasan global memiliki banyak dampak yang tidak baik. Karena bumi kita memanas, tempat-tempat yang dingin, seperti kutub, menjadi lebih hangat, dan es di kutub karena udaranya menjadi lebih panas, meleleh. Mencairnya es di kutub akan menjadikan es itu menjadi air. Air itu akan bergabung dengan lautan, dan karena banyaknya es yang mencair, volume air laut akan bertambah dan permukaan laut akan naik. Tinggi permukaan laut di seluruh dunia telah meningkat 10 -- 25 cm selama abad ke-20 dan para ilmuwan IPCC memprediksi permukaan air bisa meningkat lagi 9 -- 88 cm pada abad ke-21. Peningkatan ini sangat besar sampai beberapa negara yang daratannya tidak terlalu tinggi dari permukaan air mulai tenggelam. Beberapa negara pun sudah tenggelam karena peningkatan air ini.

https://cdn.betahita.id/6/2/7/7/6277_840x576.jpeg
https://cdn.betahita.id/6/2/7/7/6277_840x576.jpeg

Pemanasan global juga bisa membuat hidup di bumi tidak nyaman. Sekarang saja sudah sangat panas sampai banyak orang hanya diam di rumah dan mengademkan diri dengan menyalakan AC. Tetapi AC ternyata menyumbang chlorofluorocarbon (CFC) yaitu sebuah gas rumah kaca yang bisa menyebabkan pemanasan global. Bukan hanya manusia, tumbuhan dan hewan juga terganggu. Hewan-hewan yang tinggal di tempat yang tidak banyak air bisa saja kehilangan air mereka karena semuanya terevaporasi karena terlalu panas. Tumbuhan tidak akan bisa melakukan fotosintesis karena udaranya terlalu kering dan panas. Pemanasan global juga bisa membuat hasil panen manusia berkurang, karena air bisa habis. Selain itu, pemanasan global juga bisa mengakibatkan kebakaran hutan.

Karena pemanasan global, iklim di Bumi mulai tidak stabil, atau juga bisa disebut perubahan iklim. Iklim adalah situasi rata-rata cuaca yang meliputi sebuah daerah yang cukup luas untuk waktu yang lama. Iklim dipengaruhi sinar matahari, suhu, tekanan udara, kelembapan udara, angin, awan, dan curah hujan. 40 tahun lalu, iklim sangat gampang diprediksi, tetapi sekarang sudah mulai susah. Perubahan iklim ini tidak hanya membuat iklim susah diprediksi, tetapi membuat iklim tertentu lebih panjang dari seharusnya. Perubahan iklim ini sudah terlihat di seluruh bumi. Indonesia sebagai contohnya, megalami musim hujan dan kemarau. Biasanya, musim-musim ini terjadi setiap berapa bulan dan bergantian pada sekitar bulan yang sama. Tetapi, sekarang transisi dari musim hujan ke musim kemarau dan sebaliknya mulai tidak teratur dan kacau.

Jika kita melacak bagaimana terjadinya semua ini, maka salah satunya penyebab adalah polusi udara. Peningkatan polusi udara sekarang menjadi sangat sulit untuk dikendalikan dengan banyak penyumbangnya digunakan oleh manusia dalam kegiatan sehari-hari. Melihat dampaknya, proses pengendalian sudah harusnya mulai dilakukan. Pemerintahan memiliki 3 strategi utama untuk mencoba menurunkan jumlah emisi di Jakarta. 3 strategi ini ada di sebuah dokuman yang dinamakan Strategi Pengendalian Pencemaran Udara (SPPU). Mari kita lihat bersama apa saja strategi itu, dan apa saja kegiatan yang pemerintahan mengusulkan agar polusi udara terkendali.

Strategi pertama adalah peningkatan tata kelola pengendalian pencemaran udara. Isinya mulai dari peningkatan kualitas dan kuantitas inventarisasi emisi. Inventarisasi emisi adalah sebuah pencatatan atau pendataan jumlah pencemar udara dari sumber-sumber pencemar udara. Semua sumber yang perlu diinventarisasi adalaah semua sumber pencemar. Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace, Bondan Andriyanu, mengatakan bahwa inventarisasi emisi ini perlu dilakukan setiap tahun agar bisa dipetakan sektor apa saja sumber-sumber sesuatu polutan. Setelah diketahui sumbernya, maka pemerintahan akan bisa lebih efisien dalam mengurangi masing-masing sumber polutan itu. Inventarisasi emisi ini juga harus dilakukan setiap tahun untuk melacak keberhasilan pemerintahan dalam mengendalikan polutan di udara. Dengan cara ini, kita akan mengetahui jika cara yang sedang dilakukan berhasil atau tidak. "Tahun depan dibikin lagi kajiannya, kemudian diukur keberhasilannya apa gitu. Iya dievaluasi," kata Bondan.

https://cdn.antaranews.com/cache/800x533/2019/07/23/c5da1b79-4281-42be-87a7-33f866192344.jpg
https://cdn.antaranews.com/cache/800x533/2019/07/23/c5da1b79-4281-42be-87a7-33f866192344.jpg

Strategi kedua adalah Pengurangan Emisi Pencemar Udara dari Sumber Bergerak. Karena dampak emisi bergerak seperti mobil, motor, dll, pemerintahan mencoba mengurangkan emisi dari transportasi. Salah satu rencana di strategi ini adalah meremajakan angkutan umum agar memungkinkan untuk banyak orang memakai hanya 1 transportasi. Selain itu, strategi kedua ini juga mencakup pengembangan transportasi ramah lingkungan untuk transportasi umum dan daerah, karena kebanyakan emisi dari sumber bergerak di Indonesia berasal dari transportasi pribadi. Dengan transportasi pribadi yang ramah lingkungan, maka banyak emisi yang bisa dicegahkan. Pemerintahan juga melakukan penerapan uji emisi kendaraan bermotor, agar transportasi yang mengeluarkan emisi yang banyak tidak dipakai lagi, dan pengembangan kawasan rendah emisi. 

https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/04/29/90e9d31f-34c3-428e-b10c-eca365e68478_169.jpeg?w=650
https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/04/29/90e9d31f-34c3-428e-b10c-eca365e68478_169.jpeg?w=650

Strategi ketiga adalah Pengurangan Emisi Pencemar Udara dari Sumber Tidak Bergerak. Bentuknya yakni peningkatan ruang terbuka agar udara lebih segar dan bangunan hijau, yaitu sebuah bangunan yang bertanggung jawab atas semua emisi yang dikeluarkan bangunan tersebut. Bangunan hijau juga bisa mengurangi pencemaran udara di lingkungan sekitarnya. Selain itu, strategi ini juga mengaplikasikan peningkatan instalasi panel surya atap agar memaki energi bersih langsung dari matahari. Strategi ini juga termasuk pengendalian emisi melalui infrastruktur ramah lingkungan dan pengendalian polusi udara dari kegiatan industri (aktivitas industri adalah tingkat kedua untuk pengeluaran emisi terbanyak setelah emisi bergerak).

https://jendela360.com/info/wp-content/uploads/2021/02/Green-building.jpg
https://jendela360.com/info/wp-content/uploads/2021/02/Green-building.jpg

Menurut pendapat saya, hal yang paling penting untuk dilakukan agar polusi udara adalah menggantikan mobil yang beremisi besar dengan yang ramah lingkungan. Tetapi, hal ini tidak bisa untuk semua orang karena mobil seperti ini tidak murah. Hal yang kita bisa lakukan yang tidak mahal dan sangat gampang, serta juga sangat bermanfaa sebenarnya bukan seperti menggantikan sesuatu, tetapi dengan cara menanam lebih banyak pohon. Pohon adalah satu-satunya makhluk hidup yang bisa membuat CO2 menjadi oksigen, yang dibutuhkan hewan dan manusia untuk bernafas. 1 pohon biasa bisa menghasilkan sekitar 1.2 kilogram oksigen per hari. Oksigen yang diperlukan satu orang adalah rata-rata 0.5 kilogram. Jadi, 1 pohon bisa menghasilkan oksigen yang cukup untuk 2 orang setiap hari. Artinya, jika 1 pohon ditebang, maka oksigen untuk 2 orang akan menghilang. Di Jakarta, banyak sekali bangunan, maupun tinggi atau tidak. Pasti diperlukan lahan untuk membangun bangunannya, maka ditebanglah semua pohon di areanya dan hilanglah pohon-pohon itu. Dan semakin banyak populasi di Jakarta, semakin banyak bangunan yang dibuat dan pohon yang ditebang. Jadi, ayolah menanam pohon lebih banyak agar orang yang tinggal di Jakarta, yang mungkin adalah dirimu, bisa menghirup udara yang segar dan tetap sehat.

https://human-initiative.org/wp-content/uploads/2022/01/f45c67357622c31d6c1b01b85dd4b5e3_XL.jpg
https://human-initiative.org/wp-content/uploads/2022/01/f45c67357622c31d6c1b01b85dd4b5e3_XL.jpg

Semua strategi ini berjalan dalam tujuan yang benar. Tetapi kita tidak bisa hanya membacanya dan harap bahwa semua ini akan terjadi. Kita harus juga ikut melakukannya dan saat orang lain melihat kamu melakukan apa yang diperlukan untuk menjaga lingkungan kita dan mengurangi udara polusi. Selain itu, beritahulah teman-teman kalian tentang ini agar mereka juga mengerti bahwa sangat penting untuk menjaga lingkungan kita. Bagilah bacaan ini kepada teman-teman yang belum mengetahui betapa bahayanya polusi udara dan agar mereka sadar bahwa mereka harus ikut menjaga lingkungan mereka, jangan hanya menganggap bahwa kesehatan diberi begitu saja. Mari kita kurangi polusi udara, agar generasi berikut bisa menikmati bumi sebelum dihancurkan polusi udara!

Daftar sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun