PENUTUP
   Ada banyak gambaran mengenai Allah, yang semuanya berasal dari manusia sendiri. Gambaran-gambaran itu biasanya sesuai dengan alam pikiran orang, dan dipengaruhi oleh keadaan sosio-psikisnya atau budaya dan tradisi. maka perlu waspada terhadap gambaran-gambaran mengenai Allah. Kita harus tetap membedakan antara gambaran yang dibuat manusia dan kenyataan Allah sendiri (Realitas Dei), karena Allah sendiri sesungguhnya tidak bisa digambarkan secara penuh. Keagungan dan kedahsyatan Allah sering digambarkan secara menakutkan sekaligus menenteramkan. Dalam konteks inilah kehadiran Mulajadi Nabolon sangat kuat dalam Budaya Batak.Sebagai praeparatio evangelica, Si Raja Indainda, imam agung orang Batak Toba dapat dipakai untuk menghantar paham "Sang Imam Agung", yakni Yesus Kristus. "Ia (Yesus Kristus) dipanggil menjadi Imam Agung oleh Allah menurut tata Melkisedek" (Ibr 5:10). Dalam pemahaman akan misteri Kristus, proses inkarnasi harus dilihat dalam kacamata kritis, kreatif dan positif terhadap budaya Batak Toba. Kecemasan akan terjadinya sinkretisme pada orang tertentu tetap harus dihargai bahkan dapat menjadi alat untuk menemukan suatu kebenaran iman secara tepat. Namun di atas segala usaha dan upaya, ungkapan iman guru spiritual abad pertengahan Fransiskus dari Asisi: "Segala hormat, pujian dan sembah hanya kepada Tuhan Allah saja" menjadi kata kunci yang perlu dipegang kuat.Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI