Mohon tunggu...
Sam Junus
Sam Junus Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Konten kreator, Penulis, audiostory, genre : romans, drama rumah tangga dan horor.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Malam Jumat Kliwon

16 Desember 2023   07:15 Diperbarui: 16 Desember 2023   07:34 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Fenora Florentina oleh Sam Junus

Dikisahkan oleh :

Fenora Florentina

    Aku pernah sekolah SMA di pulau Jawa, tepatnya di Jogjakarta. Pernah mendengar kata kata seperti ini, malam Jumat Kliwon itu merupakan malam yang angker. Memang hal itu terngiang di benakku, namun aku tidak pernah mempercayainya. 

Baca juga: Selingkuh

     Kini aku sudah berkeluarga, baru dua bulan menikah. Namanya rumah tangga baru, berarti banyak penyesuaian baru yang kami hadapi. Sehingga dalam dua bulan, hal hal kecil sering menjadi keributan, kadang bisa menjadi besar. Tapi kami sadar ini adalah proses penyatuan dua pribadi saja.

     Suamiku mengusulkan untuk kami sama sama ambil cuti dan refreshing sejenak. Aku setuju. Kami ambil cuti hanya tiga hari, tapi awal cuti hari Rabu sehingga kami dapat lima hari. Hari sabtu dan minggu adalah tambahannya. Aku usulkan pada suamiku untuk booking villa di Kaliurang, Jogja. Suamiku dulu kuliah di UGM, sehingga kami familier dengan kota Jogja. Kami dapat rumah di Kaliurang bagian atas. Mereka bukan menyebut villa tapi hanya "panggonan" atau tempat istirahat lah.

     Singkatnya, Kami sampai di kota kenangan, yakni Jogja, kami saling menceritakan dan saling mengenang masing masing. Di panggonan saat kami datang, sungguh suatu tempat impian kami. Lokasinya tinggi diatas UII atau Universitas Islam Indonesia. Sehingga udaranya masih sejuk, semua perabotnya masih etnik. Aku menyukainya, seperti gayung dari batok kelapa, piring dari anyaman, dan kompornya masih model anglo namanya. Dari tanah liat. Harga sewanya murah dan pemilik nya adalah pak Ben, orangnya sangat ramah sekali. Intinya kami hari Rabu siang ini sangat bahagia dan mendapatkan sesuatu yang pas dihati kami berdua.

     Bangun tidur di kamis pagi, aku sungguh bersyukur dapat melihat sawah di belakang rumah sewaan kami. Aku berpelukan dengan suamiku di pagi yang dingin. Pemandangan depan hamparan sawah yang hijau. Sungguh sesuatu yang romantis sekali. Aku bahagia, aku merasa hati kami jadi damai kembali. Usulan suamiku, untuk refreshing dari kesibukan kota jakarta, kini terwujud. Bahkan suami ingin kelak tinggal di Jogja. Kami habiskan seharian keliling kota Jogja dengan motor sewaan. Sungguh luar biasa liburan kali ini. Serasa bulan madu yang indah.

     Sore kami pulang dengan keadaan letih namun hati kami puas. Setelah mandi, kami berencana malam ini tidak ada acara keluar, sehingga kami sudah membeli makanan lengkap untuk kami nikmati malam ini di rumah. Setelah makan malam, kami bernyanyi, becanda, dan bercerita sana sini.Karena dari pagi kami keliling kota Jogja, badanku lelah sekali. Pukul dua puluh lebih tiga puluh menit, aku pamit tidur, suami masih didepan laptop. Saat aku dikamar, masih terdengar suamiku menyanyi sendirian, kadang dengan bersiul. Aku tahu, suamiku bahagia saat ini.

     Mungkin karena tidurku terlalu dini, maka ditengah malam, seperti ada yang membangunkan. Tapi aku anggap biasa, karena kaki suamiku, kadang malang melintang membuat aku terbangun. Lalu aku bangun, terasa sudah pagi. Aku perkirakan pukul 05.00 pagi. Tapi ternyata baru pukul 01.00 dini hari Jumat. Aku tersenyum sendirian. Aku sempat teringat mengenai malam Jumat Kliwon, tapi aku tidak tahu kalender Jawa, sehingga aku tepis pikiran negatif itu.

     Aku akhirnya harus bangun karena butuh ke toilet dan minum.
Saat keluar kamar, aku heran kok laptop suamiku masih menyala? Padahal suamiku itu selalu membereskan kerjaannya dengan rapi, tidak seperti ini. Namun aku berfikir, mungkin dia anggap liburan jadi sedikit seenak sendiri. Lalu aku ke kamar mandi. 

     Saat selesai, aku mencari gayung dari kelapa tapi tidak menemukan. Aku merasa aneh. Saat aku masih mencari gayung, pintu kamar mandi di ketuk pelan tapi jelas. Aku katakan pada suamiku untuk sabar sebentar. Ketukan itu ada lagi dan lebih keras. Aku sedikit meninggi, aku katakan pada suami untuk sabar. Namun aneh, biasanya suami akan menjawab. Aku panggil panggil nama suamiku. Dan tepat tidak ada jawaban. Aku mulai merinding. Ketukan itu ada lagi yang membuat aku terperanjat, karena sangat keras sekali. Jantungku mulai berdetak keras, aku tidak bersuara, aku gemetar. Lututku sulit aku gerakkan.Masih dalam kondisi seperti terjebak, tiba tiba lampu kamar mandi mati. Aku tanpa pikir panjang membuka pintu dan lari ke kamar secepat kuda musteng. 

     Sesampainya di kamar aku lega. Kemudian aku membangunkan suamiku. Suamiku terkejut, karena aku pucat, menggigil dan sulit bernafas. Dipeluknya aku. Lalu diambilkan air putih dan aku baru dapat bercerita pada dia. Dia bilang bahwa ketakutan itu dari diri sendiri. Aku ceritakan juga mengenai malam Jumat Kliwon. Suamiku tetap menganggap aku kecapean dan harus istirahat. Lalu suamiku yang gantian akan ke toilet. Sesampainya di toilet, suamiku tertawa kencang, katanya sambil berteriak, bahwa gayung kelapa ada di bak air. Mungkin karena coklat sehingga tidak terlihat. Aku makin gondok saja, ternyata aku yang salah fokus. Tapi dalam hatiku sebenarnya tetap meragukan hal itu. Suamiku teriak lagi, jangan dimatiin lampunya, aku tidak dapat melihat, katanya dengan nada tinggi. Aku langsung tersentak dan...aku menjadi menggigil. Aku peluk guling erat erat. Aku takut........Suamiku berteriak lagi, karena pintu tidak dapat dibuka, dia minta tolong aku membukakan dari luar. Aku takut keluar kamar, sehingga aku diam saja. Suamiku terus memanggil aku. Tapi aku takut...Karena rasa kasihan, akhirnya aku beranikan diri dengan menutup seluruh tubuhku dengan selimut, hanya wajahku yang terlihat. Aku terpaksa, dengan jantung berdebar, kaki menggigil, aku melangkah keluar kamar dengan mengendap endap. 

     Setelah aku buka pintu kamar mandi, gantian suamiku yang berteriak sejadi jadinya, karena melihat aku berbalut selimut. Akupun terkejut dengan teriakan suamiku, akupun menjerit sejadi jadinya. Setelah itu kami berpelukan sambil tertawa, rasanya jantungku lepas, dan kembali normal saat dipelukkan suamiku. Kata suamiku, hantupun akan takut melihat aku berbalut selimut, lalu dia tertawa.

     Untung rumah ini jauh dari tetangga, jika berdekatan pasti banyak tetangga yang datang. Pada waktu kami akan kembali ke kamar, aku melihat di tiang ada tergantung kalender harian, dan aku kaget saat membaca bagian bawah nya. Tertulis Jumat Kliwon. Aku tanya ke suami, siapa yang merobek kalender itu? Suamiku pun heran, dan sobekan hari kamis berada di bawah. Biasanya kalau kami merobek sesuatu, sisa sobekan akan kami buang kesampah. Masih ada keanehan, saat suami keluar hingga sekarang, laptop dalam posisi mati serta semua kertas terlihat tertumpuk rapi. Seperti kebiasaan suamiku. Sedangkan saat aku melihat awal tadi sangat berserakan.

     Sepanjang malam itu hingga pagi, aku tidak dapat tidur. Suamiku yang janji menemani tapi hanya satu jam saja, setelah itu dengkuran yang menemaniku hingga pagi tiba. Keesokan harinya, aku ngotot ke suami untuk pindah ke hotel dan membiarkan uang kami hilang, daripada perasaanku tidak tenang. 

     Akhirnya aku dan suami pamit pada pak Ben, beliau terkejut, karena mendadak selesai sebelum waktunya. Namun kami beri alasan yang masuk akal. Pak Ben pun paham dan mengucap terima kasih. Kami berpamitan, tapi sebelum kami melangkah, pak Ben menanyakan, apakah karena malam kemarin adalah malam Jumat Kliwon? Hatiku terkejut dengan kata kata pak Ben mengenai Jumat Kliwon. Aku menjadi penasaran, lalu aku tanyakan pada pak Ben, apa yang terjadi jika Jumat Kliwon? Pak Ben tersenyum dan mengatakan, yach kadang ada saja gangguan kecil kecil tapi semua baik baik kok. Aku langsung merinding, bukan kecil lagi bagiku pak. Kataku tapi hanya dalam hati. Aku lalu melepas senyum dan menyalami sekali lagi pada pak Ben dan mengucap terima kasih. Kamipun beranjak meninggalkan Kaliurang, dengan motor sewaan dan siap mencari hotel didaerah dekat Malioboro.

     Suatu pengalaman yang tak terlupakan, di malam Jum'at Kliwon di Jogja. Kami tertawa dan hal itu masih terkenang hingga kini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun