Mohon tunggu...
Sam Junus
Sam Junus Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Konten kreator, Penulis, audiostory, genre : romans, drama rumah tangga dan horor.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Kacaukan Hatiku

15 Desember 2023   07:15 Diperbarui: 15 Desember 2023   07:29 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ayudhyah Prameswari oleh Sam Junus

Dikisahkan oleh : Ayudyah Prameswari
 

Aku fresh graduate yang sedang mencari pendapatan sendiri, ayahku sudah jauh jauh hari mengatakan pada kedua anaknya. Aku dan kakakku, Bagus Prameswara namanya.
Bahwa, ayah akan memberikan uang jajan pada kami berdua hanya sampai tiga bulan setelah wisuda.
Setelah itu, kami diharapkan untuk mencari nafkah sendiri. untuk belajar mandiri. Kakakku sebelum wisuda sudah memiliki proyek, walaupun tidak besar namun bisa menghidupi dirinya. Sehingga setelah wisuda, dia langsung mandiri.
sedangkan aku sudah berusaha namun sampai wisuda selesai, aku belum mendapatkan hasil yang maksimal. Hanya hasil jualan online, hasilnya belum menentu serta sangat kecil.
Saatnya sekarang, aku berjuang untuk mendapatkan penghasilan, sebelum tiga bulan batas target yang diberikan ayahku. Catatan, ayahku adalah seorang konsultan bangunan pada sebuah perusahaan properti.
Sedangkan ibuku telah berpulang dua tahun lalu. Ayahku kini seorang duda, dengan dua anak yang semuanya sudah lulus S1.

Aku berkenalan dengan seorang pria, namanya Aryo Sulaiman. Perkenalan terjadi, saat aku melamar pekerjaan disebuah biro advertising. Saat itu aku interview dengan HRD setempat. Lalu setelah selesai, biasa basa basi nya adalah, Aku akan diberi kabar via chatt untuk diterima atau tidaknya.

Kemudian aku keluar ruangan HRD, didepan ada studio, yang cukup ramai oleh suara mereka yang sedang casting menggarap suatu iklan. Saat tepat didepan studio tersebut, tiba tiba pintu terbuka dan keluarlah pria memakai kaos ungu, dengan jeans setengah lutut, hampir menabrak aku. Kemudian pria tersebut menanyakan siapa aku dan apa keperluanku. Lalu, aku jelaskan semuanya. 

Kemudian pria tersebut meminta aku, untuk ikutan casting di dalam studio tersebut. Aku masih bingung, aku masih belum paham sama sekali. Namun aku enggan menanyakan padanya, karena aku langsung dibimbingnya, masuk studio.
Lantas, aku diperkenalkan pada para kru oleh pria tersebut. Aku seperti sapi yang ditarik oleh mereka yang ada disana, untuk make-up keperluan pengambilan video. Aku melihat didalam studio, ada delapan gadis cantik yang duduk menunggu, dan seorang sedang akan take action. setelah riasanku selesai akhirnya aku bergabung juga duduk bersama mereka, menunggu giliran. 

Singkat cerita, aku selesai pengambilan video untuk iklan sebuah skincare. Aku diperbolehkan pulang, lalu aku didekati pria tersebut hingga akhirnya kami berkenalan. Dia mengatakan bahwa diriku lulus untuk memerankan iklan skincare tersebut. Ternyata aku baru tahu, bahwa pria tersebut adalah pemilik biro advertising itu. Dalam hatiku aku merasa beruntung. Bahwa akhirnya aku dapat menghasilkan uang secara mandiri.

Aku dibimbing Kak Aryo, aku biasa memanggil pria itu. Dalam penanda tanganan kontrak, untuk memerankan iklan sebuah skincare. Jangka waktu kontraknya mencapai enam bulan. Mengenai bayarannya, sudah tertera didalamnya. Aku tidak begitu peduli dengan besaran bayarannya, yang aku pikirkan bahwa aku mulai kini sudah dapat menghasilkan. Hatiku luar biasa senang nya. Aku akan mengatakan pada ayah bahwa aku Ayudyah anak mu sudah mandiri dan lepas dari orang tua untuk masalah financial. Aku tersenyum sendiri dan tertawa sendiri. Hari hariku disibukkan oleh pengambilan video untuk iklan skincare tersebut. aku setiap hari berangkat sendiri tetapi pulang selalu diantar kak Aryo. Akhirnya, sudah dapat ditebak, bahwa kak Aryo menyukai aku. Kak Aryo mengajak aku untuk mulai melangkah bersama. Tertawa bersama. Aku menyetujuinya, walau sebenarnya, bukan karena aku ada perasaan terhadapnya. Namun karena jujur aku takut kehilangan pekerjaanku. Aku sudah mulai menyukainya.

Kak Aryo memang baik, punya masa depan dan juga humoris, yang kurang menurutku, adalah usianya yang jauh diatasku, kami beda dua belas tahun. Kak Aryo statusnya adalah duda cerai dengan anak satu yang ikut istrinya. Perceraiannya pun aku dengar-dengar, karena kak Aryo ketahuan selingkuh. Aku tidak ada perasaan sama sekali pada kak Aryo. Pada saat dia pertama kali mencium aku, aku tidak merasakan suatu gejolak dari dalam diriku. Hal-hal itulah yang membuat aku sebenarnya merasa tidak pas dihatiku. Kami tetap menjalani seperti sepasang kekasih pada umumnya. Kami lalui dengan kebersamaan, keceriaan, humor segar yang banyak dilontarkan kak Aryo. 

Setelah lebih dari empat bulan. Akhirnya, aku mulai timbul perasaanku pada dia. Aku mulai merasakan getaran getaran dari dia. Sehingga aku mulai dapat menikmati, menghayati, dan merasakan dengan sungguh sungguh setiap sentuhan dan belaian kak Aryo. Kami telah jalani kebersamaan, kemesraan, canda tawa hampir enam bulan. Kak Aryo menjanjikan akan memberiku kontrak baru dengan merek skincare yang lain, dengan bayaran yang lebih tinggi.

Akupun semakin mencintai kak Aryo, memang timbulnya cintaku baru dua bulan belakangan ini, namun aku telah dalam mencintai dia. Perasaanku sudah aku ikatkan pada kak Aryo. Hingga segalanya dariku aku berikan pada kak Aryo. Aku menikmati segala kemesraan, aku merasakan getaran yang luar biasa. Aku menjadi sangat semakin dalam mencintai kak Aryo. Satu Minggu lagi kontrakku berakhir, aku belum menanda tangani kontrak yang baru. Namun aku yakin kak Aryo pasti memberiku kontrak baru sesuai perkataanya beberapa Minggu lalu.

Hari ini, aku mengenakkan gaun yang berbeda dari biasanya. Aku dandan berbeda dari biasanya. Aku berjalan lebih anggun dari biasanya. Hari ini aku berulang tahun. Usiaku kini dua puluh lima tahun. Aku sudah cukup dewasa untuk melangkah ke jenjang selanjutnya. Hari ini aku akan membuka perencanaan ke arah lebih lanjut yakni pernikahan dengan kak Aryo.

Sesampainya aku di kantor, aku bergegas ke ruang kak Aryo, saat melewati studio, tampak sepi dari luar. Aku hanya berfikir bahwa studio hari ini mungkin tidak ada aktivitas, karena aku sendiri sebenarnya diperbolehkan tidak datang ke kantor. Tapi aku lebih baik ke kantor untuk menemui kak Aryo. Sesampainya di kantor kak Aryo di lantai dua, tampak kosong, hanya kertas kertas berserakan di meja kerja kak Aryo, pendingin masih menyala, sedangkan biasanya kak Aryo mematikan pendingin dan lampu. 

Ada kesan kak Aryo buru-buru meninggalkan ruangannya. Ada satu kertas HVS yang dilipat dua yang jatuh ke lantai, lalu aku ambil dan aku letakkan diatas meja kerja, barangkali masih terpakai, pikirku. Saat aku meletakkan, terbuka sebagian, dan ada tulisan seorang perempuan. Rasa ingin tahuku mulai meninggi, aku buka tulisan itu. Aku terkejut, ada rasa marah, cemburu, dan campuran segala perasaan. Tertulis dikertas putih itu dengan tulisan yang cukup rapi. Mas Aryo, apakah setelah lebih dari enam bulan kita tidak bertemu, aku hanya di anggurin seperti ini saja?. Bukankah kita bisa melakukan kemesraan seperti waktu itu?

Aku datang kemari ingin merasakan kenakalan mas Aryo padaku. Ingin semua seperti dulu lagi dan kita saling menikmatinya. Aku meradang, lantas aku turun kebawah kembali, perasaanku seperti ada yang membimbing untuk melangkah ke studio. Lantas aku secepatnya membuka pintu studio. 

Di bagian kiri agak jauh memang ada properti, ruang tamu dan ruang tidur. Yang tertutup oleh gymsum setinggi satu setengah meter. Aku langsung mengarahkan langkahku ke sana. Aku mulai mendengar suara suara desahan yang semakin lama semakin jelas. Aku menyibakkan korden tipis dan... Aku terperanjat. Aku menjerit serta mulai menarik tangan kak Aryo yang sedang dibawah seorang perempuan yang aku tidak mengenalnya. Saat tangan kak Aryo aku tarik, perempuan itu melayangkan tamparannya tepat di pipi kananku. Langsung aku Jambak rambut perempuan itu. Dengan sekuat tenagaku. Perempuan itu jatuh hingga terpelanting ke bawah ranjang. Aku menghampiri perempuan itu, namun tanganku ditarik dan dipegang kuat oleh kak Aryo, tanpa dapat berpikiran panjang lagi, aku hantam muka kak Aryo dengan tinjuku. Perempuan itu kembali mendekati aku dan aku sengaja menunduk untuk melepaskan diri dari tangan kak Aryo. sekaligus menghindari pukulan perempuan itu. Lalu aku tinggalkan tempat maksiat itu. Kak Aryo setelah memakai kaosnya mengejar aku, namun aku diamkan. Hingga aku keluar kantor dan meninggalkan mereka. aku menahan tangisku hingga aku tiba dirumah. Lalu aku rebahkan diriku diranjang dan pecah tangisanku. bantalku aku gunakan untuk meredam suara tangisku. Ponselku berisi puluhan panggilan dan chatt dari kak Aryo, namun aku tidak hiraukan dan aku blokir nomor dia. seperti kabut tebal, setelah satu minggu semua mendung sirna dan kini, aku Ayudyah bangkit lagi. Aku telah move on dari kak Aryo, juga pekerjaanku. Aku siap cari kerja lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun