Bunga yang selalu mengikuti arah matahari. Dimana matahari melambung tinggi. maka bunga itu selalu mengikuti. Bukti kesetiaan yang tak pernah berakhir. Sampai bunga matahari lemas terkulai tak berdaya. Tak bisa lagi mengikuti cahaya.
Bunga yang tak memiliki aroma membuatku terpesona. Keindahan yang tak akan terlupakan meski jauh dari pandangan. Rindu pada kenangan yang terselip dalam angan. Â Membuatku ingin memetik setangkai untuk aku rangkai dalam bingkai dan kuberikan pada mempelai.
Dirimu penggemar bunga matahari. Memberi jawaban apa yang aku cari. Mewarnai semua jalan yang kulewati. Mencerahkan langkahku dalam sebuah arti.
Membuat jantungku terus berdetak. Darahku bergejolak seperti ombak mencari selah retak mengalir deras menuju ke otak. Aku yang tak paham arti Cinta telah buta hingga membuat luka pada dirimu lewat sebuah kata.
Matahariku kini redup membuat hati ini gugup menjalani hidup. Cahaya terang tertutup oleh awan gelap. Seakan ingin terlelap dalam sebuah dekap. Hujan gerimis mengiringi tangis. Membuat semua luluhlantak oleh sebuah hentak yang menggertak. Menghentikan jejak pada sebuah sajak.
Hujan deras terus mengalir membuat semua berpikir. Kapan semua ini akan berakhir?
Hujan mulai berhenti di hiasi oleh pelangi. Dengan pesona yang warna warni. Hingga membuat matahari keluar dari sembunyi. Sinarnya kembali menerangi alam ini.
Matahariku kembali membawa cerah lagi. Mengingatkanku akan yang terjadi. Semua hanyalah rotasi yang tak pernah bisa di hindari. Jangan pernah berlari dari hari. Hadapi semua rintangan yang menghalangi. Buat dirimu berarti lebih dari matahari. Tidak hanya menyinari tapi memberi arti pada hati yang sunyi dalam sepi.
Thumbs Up
Denpasar, Bali
02/11/2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H