Setelah menyadari segala perbuatanku, aku meminta bantuan kepada adit untuk melakukan perubahan yang lebih baik padaku, sudah seminggu dari pertemuanku dengan adit, aku merasa masih belum ada yang berubah padaku. Dari tingkah laku, kebiasaanku, bahkan dari perkataanku pun masih sama,  aku berencana untuk ke rumah adit kembali, pulang sekolah aku pergi mandi dan berencana ke rumah adit,  tidak tahu kerasukan apa ternyata adit sudah ada di rumahku dan sedang berbicara dengan ibuku, aku segera berganti pakaian dan segera pergi berdua sama adit, dia membawaku ke terminal bus. Di sana aku bertemu dengan preman preman terminal, dan adit mengenal mereka semua, preman preman itu pun sangat menghargai dan menghormati adit. Aku dan adit tidak lama di terminal tersebut dan kami pergi lagi, entah kemana adit membawaku lagi, ketika sedang bertanya tanya ternyata kami sudah sampai di sebuah cafe coffee, dan berencana untuk meminum kopi di sana, lalu adit mulai menceritakan semua tentang preman preman tadi. Siapa mereka dan menceritakan awal mereka menjadi preman hingga saat ini, semua kisah itu membuatku merinding ketakutan, aku tak sanggup mendengar cerita mereka lagi, dan di akhir ceritanya adit mengatakan, "PERUBAHAN SESEORANG TIDAK AKAN PERNAH TERJADI JIKA DIRINYA SENDIRI TIDAK PUNYA TEKAD UNTUK BERUBAH, DAN DI SETIAP PERUBAHAN PASTI MEMERLUKAN PENGORBANAN, kata itu sungguh memotivasiku, dan aku ingin di hargai oleh orang lain bukan karna takut kepadaku, melainkan karna pribadiku.
Aku meminta kepada adit untuk menemaniku dan membimbingku melakukan perubahan padaku, Adit mengajakku berpuasa untuk memperbaiki kehidupanku, dan berencana untuk ijin dari sekolah selama satu minggu dan tidak menyebutkan alasannya.
Thumbs Up
Denpasar, Bali
31/10/2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H