Selain gagal mengatasi pangebuk, pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin juga terlambat dalam memitigasi nyungsepnya ekonomi. Secara angka statistik pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II minus 5% lebih dan akan tetap minus pada kuartal III tahun ini.
Secara fakta, berdasarkan survei Indikator, bahwa 55 persen rakyat Indonesia hari ini sulit untuk mencari makan. Terutama rakyat Indonesia yang menyandarkan hidup dalam sektor informal, baik sebagai pelaku usaha Ulta Mikro, UMKM maupun pekerja informal. Apalagi sektor informal banyak menyerap tenaga kerja dengan latar belakang SD dan SLTP.
Sedangkan stimulus program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hampir tidak menyentuh sektor informal yang berada paling bawah dari struktur ekonomi nasional. Hal ini menjadikan pondasi ekonomi Indonesia sangat rapuh dan mudah terjun bebas dalam jurang, hancur berkeping-keping.
Tentu ini adalah 'peringatan' keras bagi Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Bahwa selama setahun pemerintahan telah melenceng jauh dari janji dan juga amanah konstitusi. Tiga Indikator, utang meroket, wabah meruyak dan ekonomi nyungsep adalah hasil dari dosa ingkar janji dan menyelewengkan amanah kekuasaan.
Maka jalan keluar adalah melakukan taubat kebijakan dari kesalahan mengelola amanah kekuasaan dan berhenti menyengsarakan rakyat yang memberi amanah menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia sampai tahun 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H