Mohon tunggu...
Samuel Aditya
Samuel Aditya Mohon Tunggu... Freelancer - Siswa SDHLC

Saya membuat akun kompasiana untuk mengupload tugas saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nasionalisme dan Persatuan: Kunci Keutuhan Indonesia

2 Desember 2023   18:05 Diperbarui: 2 Desember 2023   18:11 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Negara Republik Indonesia ini bukan milik suatu golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik suatu agama, bukan milik suatu suku, bukan juga milik suatu adat istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke.”

Ir. Soekarno

Nasionalisme Indonesia pertama kali muncul pada masa perintis yang berjalan dari tahun 1908-1927. Tandanya munculnya nasionalisme di Indonesia adalah dari munculnya organisasi pergerakan nasional yang ada pada masa perintis. Salah satu contoh organisasi yang muncul pada masa itu adalah Budi Utomo, yaitu organisasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh para pelajar STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) pada tanggal 20 Mei 1908. Dimana tujuan organisasi Budi Utomo adalah untuk memajukan pengajaran, pertanian, peternakan, perdagangan, teknik, dan industri, kebudayaan, dan meninggikan cita-cita kemanusiaan untuk mencapai kehidupan bangsa yang terhormat.

Nasionalisme merupakan pemahaman yang tumbuh karena kita berbagi nasib dan sejarah, dan memiliki kepentingan bersama untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka, bersatu, dan berdaulat. Dalam mencapai cita-cita bersama, kita harus memelihara identitas, persatuan, kemakmuran, dan kekuatan negara. 

Untuk kita memelihara konsep nasionalisme kita harus bertujuan untuk menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat nasional terhadap musuh dari luar sehingga kita memelihara rasa untuk rela berkorban dan juga menghilangkan ekstremisme dari warga, walaupun itu secara individual atau kelompok. Ini adalah fondasi untuk mencapai kemajuan dan kekuasaan yang kita harapkan sebagai bangsa yang bersatu dan berdaulat.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Nasionalisme sangat penting terutama dalam Indonesia, karena nasionalisme dapat mendorong lahirnya persatuan dan kesatuan. Nasionalisme mendorong lahirnya persatuan dan kesatuan, karena pendidikan nasionalisme dapat mengajarkan kita langkah – langkah untuk menanam konsep nasionalisme yang juga dapat mengajarkan persatuan dan kesatuan, seperti menanam rasa cinta dan penghormatan pada bangsa dengan cara memperkenalkan diri sendiri kepada sejarah melalui tempat wisata bersejarah, menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila dengan melakukan pengaplikasian nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, seperti bergotong royong, bermusyawarah, dan bertoleransi, melakukan tindakan baik yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, memperkenalkan diri kita kepada berbagai keragaman budaya bangsa dan kekayaan sumber daya alam bangsa, karena dengan melakukan itu kita dapat membentuk jiwa nasionalisme untuk menjaga keutuhan dan persatuan tanah air Indonesia. 

Dari langkah tersebut dapat menunjukkan bahwa seseorang mampu berjuang, berkorban, dan menjaga persatuan dan kesatuan yang dapat menjadi fondasi untuk bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang ada. Jika kita melakukan langkah – langkah ini secara berlanjut atau dilakukan secara kebiasaan maka rasa nasionalisme juga dengan persatuan dan kesatuan akan terus berkembang.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Tantangan utama pelajar dalam menghargai atau menerapkan nasionalisme, terutama dalam konteks persatuan dan kesatuan adalah pengaruh teknologi dan media sosial yang dapat mempengaruhi pemahaman dan penerapan nilai-nilai nasionalisme. Karena, banyak orang di Indonesia sudah termasuk orang generasi digital, pasti mereka akan terpapar pada konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai nasionalisme, seperti kebencian, intoleransi, dan diskriminasi. Selain itu, adanya filter bubble juga di media sosial yang membatasi paparan mereka terhadap sudut pandang yang berbeda. Hal ini dapat menyebabkan generasi digital menjadi generasi yang kurang toleran dan sulit untuk menerima perbedaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun