1. Pemaksaan sebagai Alat Utama: Represi dan penindasan digunakan secara terang-terangan untuk menundukkan rakyat dan menyingkirkan oposisi.
2. Lemahnya Legitimasi: Kekuasaan didasarkan pada rasa takut dan kepatuhan, bukan pada persetujuan rakyat.
3. Kontrol Ketat: Institusi-institusi negara dikuasai oleh rezim, membatasi kebebasan sipil dan politik.
Contoh rezim yang menerapkan strategi otoriter dominan termasuk Benito Mussolini di Italia, Adolf Hitler di Jerman, dan Kim Jong-un di Korea Utara.
Beberapa argumen menyebutkan bahwa aspek pemerintahan Jokowi mungkin memiliki kemiripan dengan otoriter hegemoni, seperti:
Kontrol Media: Ada indikasi penggunaan media untuk menyebarkan narasi yang mendukung pemerintah dan membatasi kritik.
Koalisi Politik:Pembentukan koalisi dengan partai-partai lain untuk menguatkan posisi politik dan mengurangi kekuatan oposisi.
Kebijakan Kontroversial: Beberapa kebijakan pemerintah yang cepat disahkan meskipun mendapat kritik dari masyarakat, menunjukkan adanya kontrol yang kuat atas proses legislasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H