Mohon tunggu...
Samudra Eka Cipta
Samudra Eka Cipta Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta Travel dan Jalan-Jalan

Jadikanlah Setiap Peristiwa Sebagai Guyonan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memaknai Hari Pahlawan bagi Generasi Millenial di Masa Pandemi

9 November 2020   15:52 Diperbarui: 9 November 2020   17:38 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dari Manik Sukoco / https://kumparan.com/

Hari Pahlawan Nasional yang diperingati setiap tanggal 10 November merupakan hari bersejarah yang wajib diperingati terutama bagi kaum milenial. Pasalnya, di masa itu tepatnya Masa Perang Kemerdekaan selama kurun waktu 1945-1950 ketika Belanda hendak melakukan aneksasi kembali wilayah Indonesia para pejuang kemerdekaan baik melalui peperangan maupun melalui diplomasi untuk mencapai kemerdekaan penuh harus dilalui proses yang alot dengan Belanda maupun Sekutu. 

Upaya perjanjian terus diupayakan diantara kedua belah pihak, namun lag-lagi Belanda kemudian mengingkari kesepakatan yang telah dilakukan oleh kaum republik (sebutan untuk para pejuang diplomasi Indonesia). 

Bahkan Van Mook yang saat itu baru dilantik untuk menjadi Gubernur Jendral Hindia Belanda ketika Inggris berhasil menaklukkan Jepang yang saat itu ia juga ditugaskan untuk melucuti serta membebaskan para tawanan Jepang. 

Diawal kedatangannya Van Mook lantas langsung melakukan dialog dengan Soekarno, langkah tersebut kemudian diinilai oleh Sekutu sebagai 'penghinaan' oleh Kerajaan Belanda karena dianggap mendukung kemerdekaan di Indonesia. 

Van Mook mengadakan perundingan dan pendekatan dengan kaum republik tetapi tidak berhasil. Sebenarnya, upaya yang dilakukan oleh Van Mook telah berhasil yakni dengan membentuk negara 'boneka' sebagai contoh di Jawa Barat, Van Mook yang kemudian membujuk Soeria Kertalegawa seorang mantan Bupati Garut untuk mendirikan Negara Pasundan yang merupakan bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS). 

Namun tindakan yang dilakukan oleh Soeria Kertalegawa dan Van Mook tidak seukai oleh tokoh-tokoh menak Sunda (atau Bangsawan Sunda) yang pro terhadap Republik Indonesia seperti Raden Aria Wiranata Kusumah  sehingga Negara Pasundan berhasil ditaklukkan oleh republik karena perananya.  

Terlebih seperti yang dikutip dari sebuah artikel tirto.id  yang berjudul Soeria Kartalegawa, Menak Sunda di Pusaran Masa Peralihan, Soeria Kertalegawa seperti yang digambarkan oleh Van Der Plas seorang sejarawan Belanda menyebutnya sebagai koruptor. 

Pada tahun 1947 ia memerintahkan aksi militer ke daerah republik. Ia lebih cenderung mengucilkan daerah kekuasaan Republik Indonesia dan membentuk negara federasi di luar daerah ini. 

Pada tahun 1948 ia mengajukan pengunduran dirinya dari jabatannya, setelah ia dipaksa membentuk pemerintah federal termasuk daerah republik. Sehingga ketika terjadinya perundingan KMB yang juga merupakan perundingan terakhir dengan Belanda seorang diplomat asal Indonesia seperti Agus Salim dan Charles Tambu selalu mendesak agar segera mengakui Kemerdekaan Indonesia.

Sedangkan, dalam bidang militer para pahlawanan nasional yang bergerak dalam bidang perperangan, dengan mengandalkan pengalaman baik di KNIL maupun PETA kemudian mendirikan BKR (Barisan Rakyat) yang kemudian menjadi TKR hingga TNI. Bersama Jendral Sudirman selama perang Kemerdekaan Indonesia untuk mengikuti teknik cara begeriliya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun