Total pinjaman Soviet kepada Indonesia selama masa Pemerintahan Khruschev sebesar 250 Juta US $ , 40 Juta US $ dialokasikan ke bidang militer. Disisi lain, Soviet dikalahkan oleh negara-negara Blok Barat sehingga banyak proyek Soviet di Indonesia sudah tidak dilanjutkan kembali. Menjelang akhir jabatan Soekarno Indonesia lebih cocok untuk berkerjasama dengan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) ketimbang Soviet karena kebijakan Politik Mao Zedong terkenal dengan ''Politik Lompatan Jauh ke Depan'' seiring dengan program industrialisasi besar-besaran milik Tionkok.
Sejatinya, Indonesia saat itu diuntungkan dengan adanya hubungan biltaeral Indonesia-Soviet terutama bidang militer. Barang yang diimpor berupa pesawat tempur, kapal selam, hingga senjata laras panjang. AK-47 pernah mendoninasi persenjataan militer di Indonesia. Alasan, Indonesia sangat ketergantungan pada Soviet soal alat militer dan pertahanan yakni untuk menghadapi Malaysia, Inggris, dan Belanda pada peristiwa Konfrontasi Indonesia-Malaysia dan Pembebasnan Irian Barat.
Soviet sangat mendukung langkah yang dilakukan oleh Indonesia dengan mnenempatkan Indonesia sebagai ''zona netral''. Disisi lain banyak pihak yang sebenarnya tidak senang dengan hubungan Soekarno-Soviet karena dianggap terlalu pro-Komunis. Salah satu pihak yang tidak menyenangi yankni dari beberapa kalangan Perwira AD (Angkatan Darat) yang masih setengah hati dalam memberantas neo-kolonialisme imperialisme.
Mereka (sebagian Perwira AD) menunjukkan sikapnya anti Soviet ketika Soekarno memerintahkan untuk mengirimkan pasukan wilayah Perbatasan Indonesia-Malaysia di Sabah dan Sarawak pada Operasi Dwikora. Operasi tersebut untuk mencegah serangan Malaysia yang akan hendak menyerang Indonesia. Jumlah pasukan yang diterjunkan saat itu sangat sedikit sehingga  menyebanban Indonesia mengalami kekalahan dengan Malaysia. Ditambah lagi dengan kegagalan Operasi Komando Mandala Siaga KKO-AL (Koprs Komnando Angkatan Laut) di Singapura yang berakhir penangkapan Usman dan Harun salah atu Korps Marinir dianggap sebagai pelaku pengebomaman di MacDonald House di Orchad Road, Central Singapore.
Samudra Eka Cipta (05 November 2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H