Mohon tunggu...
venan samudin
venan samudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - pemulung

Cintai Terang Kebijaksanaan!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hubungan Antara Disiplin dan Kebebasan

8 Mei 2021   15:11 Diperbarui: 8 Mei 2021   15:15 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Penegasan Persoalan

Arti kata disiplin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi terbaru ialah sebagai sebuah bentuk tata tertib di sekolah, instansi dan lain sebagainya. Disiplin berkaitan dengan tata tertib, atau dalam konteks karya ini merupakan kepatuhan terhadap aturan hidup bersama. Merujuk pada pengertian leksikal di atas, dapatlah dikatakan bahwa disiplin merupakan sebentuk tingkah laku tunduk pada norma, aturan dan atau pada seperangkat ketentuan yang telah disepakati bersama. 

Adanya norma mengandaikan adanya sebuah komunitas atau perkumpulan, lalu dalam sebuah perkumpulan sejenis itu tidak dapat dimungkiri bahwa setiap individu yang bernaung di dalamnya memiliki kebebasannya masing-masing yang patut dihargai. Dalam kehidupan bersama seperti demikian kehadiran aturan atau norma pun hukum menjadi sesuatu yang seharusnya, dengan harapan bahwa adanya aturan seperti itu sedikit banyaknya dapat membuat kehidupan bersama menjadi semakin damai dan tenteram. 

Pemberlakuan aturan dalam kehidupan bersama pada suatu titik pula sangat menuntut kedisiplinan dari setiap orang yang ada dan hidup dalam kebersamaan dengan yang lain. Namun sebuah masalah akan muncul, sebab dalam kehidupan bersama semacam itu individu-individu tetap memiliki kebebasannya masing-masing yang harus  dihargai. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Bahasa Indonesia edisi terbaru, kebebasan berarti: keadaan bebas; kemerdekaan. Namun kebebasan bukan hanya berarti bebas lepas dari segala sesuatu, tetapi kebebasan adalah sebuah keadaan bebas yang bertanggungjawab. Bebas bertanggungjawab dalam artian seperti menggunakan kebebasan tetapi tetap dalam porsi yang sewajarnya tanpa mengabaikan kebebasan yang dimilki oleh individu lainnya.

2. Upaya Menjawabi Persoalan

Disiplin dan kebebasan merupakan dua entitas yang tidak dapat dilepaspisahkan satu terhadap yang lain, keduanya berkaitan erat satu sama lain. Lantas apakah disiplin (kepatuhan terhadap aturan hidup bersama) membahayakan kebebasan individu? Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam kehidupan bersama terdapat individu-individu yang berkebebasan, dalam mana kebebasan itu penting untuk dilihat, dihormati dan dihargai. Tuntutan hidup sosial adalah kodrati manusiawi, suatu tuntutan yang sesuai dengan akal budi. Bukan hanya sebagai individu manusia memiliki hak untuk mempertahankan integritas fisiknya dan untuk tidak dihalangi dalam menggunakan kebebasannya, tetapi juga sebagai makhluk sosial ia punya hak untuk tidak diabaikan dalam masyarakat. Namun di samping itu dalam kehidupan bersama masih terdapat begitu banyak aturan dan beberapa ketentuan moral lainnya yang wajib ditaati oleh semua individu. Berhadapan dengan realitas semacam itu pertanyaan di atas menjadi semakin terdesak untuk segera dijawabi. Disiplin atau dalam konteks ini berupa kepatuhan terhadap aturan hidup bersama, sama sekali tidak membahayakan kebebasan individu. Ketika individu bersikap disiplin, hal itu sama sekali tidak akan mengurangi apalagi menghilangkan sedikit pun bagian atau substansi kebebasannya. Malahan yang terjadi adalah kebebasan yang dimilikinya akan semakin kokoh lagi kuat berdiri karena kebebasan itu ditopang oleh kedisiplinan diri. Karena sebenarnya kebebasan individu hakikatnya dibatasi oleh kebebasan individu-individu lain.

Ketika berpapasan dengan ancaman hukuman matiyang akan menimpa dirinya Socrates dihadapkan pada beberapa bentuk pilihan. Pilihan pertama dalam bentuk tawaran yang datang dari kerabat kenalannya agar sedapat mungkin Socrates melarikan diri atau mencari suaka keluar dari polis Atena. Kemudian pilihan kedua adalah pilihan yang murni dating dari dalam dirinya sendiri yaitu, siap menerima hukuman mati atau siap melarikan diri dan kelak dirinya akan dianggap sebagai seorang pengkhianat. 

Akhirnya, setelah melewati pertimbangan yang matang Socrates lebih memilih untuk menerima hukuman mati itu dan tentunya menolak tawaran yang berseliweran dating dari para kerabat dan kenalannya. Socrates berpikir bahwa tidak ada alasan-alasan moral yang baik untuk melarikan diri demi menghindari hukuman mati. Dengan cara mempertimbangkan seperti itu, Socrates hendak memperlihatkan cara dalam memecahkan sebuah persoalan, kita harus bias menemukan dan menentukan hal mana saja yang harus lebih diutamakan dari yang lain. Hubungannya dengan disiplin dan kebebasan ialah kita dapat mengikuti jejak Socrates melalui penalaran etis yang ditawarkannya, dan kita harus berpikir terlebih  dahulu sebelum menentukan dan melakukan sebuah tindakan. 

Makanya bersikap disiplin (patuh terhadap aturan hidup bersama), bukanlah suatu hal yang membahayakan kebebasan individu. Disiplin tidak akan membahayakan kebebasan individu bila dimotivasi oleh pertimbangan yang rasional dan tentu pula tanpa mengandung paksaan dari luar, melakukan sesuatu karena hal itu baik dan tidak melakukannya karena hal itu buruk. Kesadaran untuk disiplin harus berasal dari kesadaran paling pribadi subjek moral, artinya kita mematuhi aturan hidup bersama setelah melewati berbagai pertimbangan etis moral dengan keyakinan bahwa hal itu pasti berdampak positif bagi diri kita sendiri sebagaimana telah dilakukan oleh pelindung para etikawan Socrates.

3. Kesimpulan

Disiplin (patuh terhadap aturan hidup bersama) sama sekali tidak membahayakan kebebasan individu. Sebab sikap kepatuhan itu sesungguhnya merupakan representasi dari sikap kepatuhan terhadap diri kita sendiri, khususnya penghargaan akan kebebasan individu yang kita miliki. Sikap disiplin bukan merupakan ancaman bagi kebebasan setiap individu, melainkan sikap disiplin merupakan sebuah sikap apresiasi setinggi-tingginya akan kebebasan individu yang telah kita miliki. Pada intinya, disiplin terhadap aturan hidup bersama sama sekali tidak membahayakan kebebasan individu. Dan mematuhi aturan hidup bersama harus dilakukan setelah melewati serentetan pertimbangan moral etis, pertimbangan akan baik buruknya bila kita berlaku disiplin terhadap aturan hidup bersama. Lebih lanjut sikap untuk disiplin pertama-tama harus tumbuh, berasal dan berakar dari kedalaman diri sendiri karena dengan cara demikian kita menunjukkan bahwa kita pun mampu berpikir sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun